close
Nuga News

Hamas : “Gencatan Senjata, No…”

Hamas dengan cerdik memanfaatkan peluang hujatan opini dunia ke Israel, dan memainkan retorika tentang bantahannya telah dicapainya upaya memperpanjang gencatan senjata dengan Israel atas konflik yang terjadi di Gaza.

Bantahan Hamas tentang pihanya telah menerima perpanjangan gencatan senjata muncul menyusul pembicaraan jeda perang itu di Kairo, Mesir, oleh kedua belah pihak.

“Masalah memperpanjang gencatan senjata itu tidak muncul selama diskusi di Kairo,” tutur juru bicara Hamas Sami Abu Zohri, seperti dikutip “Deccan Herald,” Kamis, 07 Agustus 2014.

Bantahan tersebut muncul usai pihak Israel menyatakan kesiapannya memperpanjang gencatan senjata yang akan berakhir pada Jumat, 08 Agustus 2014, besok, dengan beberapa syarat.

Namun, agenda perpanjangan gencatan senjata itu jelas tidak dibahas dalam perundingan antara Hamas dan Israel di Mesir.

Seperti diketahui, saat ini Mesir menjadi mediator dalam dialog yang dilakukan kedua kubu yang memanas tersebut. Mesir mendesak agar Hamas dan Israel mau memperpanjang gencatan senjata.

Upaya ini dilakukan untuk memenuhi segala tuntutan yang muncul dari seluruh masyarakat internasional.

Apabila gencatan senjata permanen bisa tercapai, Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa – Bangsa berjanji berkomitmen penuh untuk mendukung pemulihan Gaza. Akibat konflik, seluruh bangunan dan sejumlah fasilitas umum yang ada di Gaza sudah luluh lantah akibat serangan roket Israel.

Pihak Israel sepakat untuk memperpanjang waktu gencatan senjata, yang awalnya selama tiga haridi jalur Gaza. Penjabat Israel mengatakan Mesir mencoba untuk menengahi perperangan mereka dengan Hamas.

Sementara itu, Israel yang sedang menuai badai caci maki dunia atas kebiadabannya membunuh penduduk Gazal telah sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata, yang tadinya selama tiga hari.

Seorang pejabat militer Israel seperti dikutip dari BBC pihaknya telah menerima perpanjang itu. Namun, ia tidak mengungkap berapa lama gencatan senjata itu berlangsung.

Sementara itu, belum ada komentar dari Hamas, gerakan militan Palestina, yang menguasai Gaza, mengenai hal ini. Gencatan senjata selama tujuh puluh dua jam efektif mulai kemarin, membuat lega kedua belah pihak. Pasalnya, perperangan di Jalur Gaza ini sudah berlangsung selama satu bulan.

Korban perang tercatat mencapai 1.900 orang Palestina dan 67 orang Israel, yang kebanyakan tentara.

Puluhan ribu warga Gaza yang mengungsi karena penembakan berat dari Israel, mulai kembali dari tempat penampungan PBB. Namun, mereka hanya menemukan rumah dan bisnis mereka yang sudah tertimbun reruntuhan.

Pada Rabu kemarin, Sekjen PBB, Ban Ki-moon meminta untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan Israel kepada Palestina secara permanen. Pembicaraan tidak langsung antara Palestina dan Israel sudah berlangsung. Mesir mencoba menjadi mediator, untuk menengahi gencatan senjata dalam waktu yang panjang.

Namun, pembicaraan kedua belah pihak tidak sesuai harapan. Sebab, Israel ingin Hamas melucuti senjata mereka. Sedangkan Hamas, meminta kepada Israel untuk membuka blokade di jalur Gaza.

Konflik terakhir di Gaza merupakan yang ketiga kali dalam kurun waktu enam tahun. Sebelumnya, gencatan senjata sempat membuat tenang dalam waktu beberapa bulan atau tahun, tapi gagal memecahkan masalah-masalah yang lebih luas.

Pada 8 Juli, Israel mulai melakukan penyerang dengan tujuan untuk mengakhiri serangan roket dari Gaza. Pada 17 Juli, serangan lewat darat dilakukan untuk menghancurkan terowongan yang digunakan militan Hamas.

Pada komentar pertamanya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu justru menyalahkan Hamas untuk semua korban sipil yang menimpa Palestina. Netanyahu menuding Hamas sudah menggunakan manusia sebagai pelindung

sumber : bbc news, Deccan Herald dan middle east monitor,

Tags : slide