close
Nuga News

Gempa Benar Meriah, Korban Meninggal Sudah 22 Orang

Korban dan kerusakan besar yang diakibatkan gempa tektonik 6,2 skala richter dari pergeseran sesar, atau patahan, Semangko, yang berpusat 35 kilometer dari Bener Meriah, Aceh, Selasa siang, pukul 15.38 WIB kemarin, terus mengalami pertambahan.

Patahan Semangko memanjang lebih 1.000 kilometer mulai dari Aceh hingga Lampung dan sering mngelami gejolah. Patahan ini pernah meminta korban besar Di Liwa, Lampung. Aceh selain diiris oleh patahan Semangko juga memiliki tiga sesar lainnya. Yaitu sesar Seulimeum, Sesar Tripa dan Sesar Aceh.

Sesar Seulimeum pernah bergeser di awal tahu tujuh puluhan dan menyebabkan bangunan di Banda Aceh dan Aceh Besar banyak yang rubuh. Patahan Aceh yang merupakan lanjutan dari patahan Semangko pernah juga mengalami pergeseran beberapa bulan lalu dengan pusatnya di Geumpang, Pidie.

Kontributor “nuga.co” Zaini Ruslan melaprkan, data terakhir yang dirilis Badan Nasional Penaggulangan Bencana tentang korban terus bertambah. Hingga pagi ini, sedikitnya 22 orang neninggal, 210 orang luka-luka, dan ribuan bangunan dan rumah rusak. BNPB belum merinci lokasi korban meninggal dan luka-luka dan masih mendata jenis kerusakan bangunan.

Selain korban meninggal dan luka-luka, beberapa perkampungan di Bener Meriah kini terisolir karena akses jalan longsor. “Masih ada keluarga yang melaporkan anggotanya yang hilang. Pencarian korban hilang dan penanganan bencana gempa sedang berlangsung,” bunyi rilis BNPB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, berdasarkan laporan dari BPBA Aceh Tengah terdapat 10 orang meninggal, 140 orang luka-luka dan dirawat di RSUD.

Ada 1.500 unit bangunan mengalami kerusakan, terdiri rumah, masjid, meunasah (surau) dan kantor pemerintah. Selain itu, beberapa ruas jalan longsor dan pengungsian tersebar di 10 titik

“Sedangkan di Kabupaten Bener Meriah tedapat 12 orang meninggal, 70 orang dirawat di RSUD Bener Meriah dan puskesmas. Kerusakan bangunan dan rumah masih dilakukan pendataan,” kata Sutopo.

Kepala BNPB, Syamsul Maarif, yang kini sedang berada di i Posko Penanggulangan Asap di Pekanbaru, telah memerintahkan penanganan dilakukan secara cepat. Saat ini tim BNPB, SRC PB, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan dan Kementerian PU berada di Bener Meriah untuk melakukan koordinasi dan kaji cepat.

“BNPB pagi ini mengirimkan satu helikopter Collibri TNI AU dari Pekanbaru ke Aceh untuk membantu penanganan gempa, khususnya di perbatasan antara Bener Meriah dan Aceh Tengah,” ujarnya.

Selain itu, BNPB juga memberangkatkan pesawat CN 235 TNI AU untuk melakukan foto udara dan kaji cepat dari udara dampak kerusakan gempa. BPBA, TNI, Polri, SKPD terkait dan relawan telah memberikan bantuan kepada korban.

Dari 22 korban meninggal, enam di antaranya anak-anak. Korban dikabarkan tewas tertimpa bangunan. Sedangkan sebuah kabar baru mengatakan, 14 orang terjebak di dalam sebuah masjid yang ambruk.

Gempa susulan kini terus berlangsung. Sebuah gempa susuluan kemarin telah merobohkan sebuah masjid di Kabupaten Bener Meriah. Berdasarkan kabar yang dilansir Kantor Berita AFP malam ini, anak-anak yang tewas dan terjebak di bawah reruntuhan masjid sedang mengaji saat gempa susulan datang.

“Enam anak ditemukan tewas di bawah reruntuhan masjid,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh Tengah, Subhan Sahara. “Tim kami sedang berupaya menyelamatkan 14 anak lain yang saat ini masih tertimbun,” sambungnya.
“Kami sangat berharap dapat menyelamatkan mereka meski harapan hidupnya tipis,” kata Subhan. Gempa susulan juga dirasakan warga Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, dan Pidie Jaya, Provinsi Aceh.

Pengakuan Mirza, warga Takengon, gempa susulan terasa hampir sama kuat dengan gempa utamanya. . Hanya, tenggang waktunya lebih singkat. “Kalau gempa pertama kuat dan berayun-ayun lama, gempa susulan sesekali goyang, tapi terasa kuat,” sebut Mirza via telepon selulernya, malam ini.

Kepala BPBD Bener Meriah, Fauzi mengatakan, korban meninggal dan luka paling banyak terdapat di Kecamatan Bebesen dan Kecataman Timang Gajah. Hingga kini warga Bener Meriah masih takut untuk masuk ke dalam rumah. Terlebih gempa susulan masih kerap dirasakan warga.

“Masyarakat lebih memilih untuk berada di luar rumah, takut ada gempa susulan,” terangnya. Fauzi juga mengatakan, arus listrik di Kabupaten Bener Meriah kini berangsur normal. Jaringan telekomunikasi pun mulai pulih.”Pagi ini aliran listrik dan telepon sudah mulai normal,’ kata fauzi.

Tags : slide