close
Nuga News

Facebook Merayakan 100 Tahun Mandela

Facebook merayakan kelahiran pembela Hak Asasi Manusia  sekaligus mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela yang keseratus dengan menampilkan ilustrasi.

Begitu pengguna membuka Facebook versi mobile, laman utama akan menampilkan biografi singkat tentang aksi Mandela. Sosok Mandela terkenal dengan pembela keadilan HAM dan kebebasan rakyat kulit berwarna pada masanya.

Tampilan bagian atas News Feed merupakan penghormatan kepada Nelson Mandela, mengundang orang untuk mengikuti jejaknya dengan mengambil tindakan, menginspirasi perubahan dan membuat perbedaan di komunitas mereka.

Selain itu, mereka yang berada di negara-negara berbahasa Inggris dapat mengakses bingkai profil kamera unik yang menampilkan kutipan dari orang hebat.

Sosok Mandela yang inspiratif membuat jejaknya diikuti dan dikagumi oleh banyak orang. Mandela telah tutup usia pada limatahun lalu.

Sejalan dengan perayaan seratus tahun usia Mandela, Facebook pun bermitra dengan Mandela Archives dan Yayasan Nelson Mandela untuk menghormati warisan Mandela melalui pelestarian dan digitalisasi Arsip Mandela yang luas.

Pelestarian ini dilakukan dengan menggelar Kuliah Tahunan dengan Mantan Presiden AS, Barack Obama, akan menyampaikan Ceramah Tahunan Mandela di Johannesburg.

Tahun ini, Facebook mendukung Yayasan dengan streaming langsung FB untuk kuliah tersebut.

Sebelumnya nama Nelson Mandela juga muncul dalam Paradise Paper, dokumen hasil investigasi jurnalis global, International Consortium of Investigative Journalist ).

Dokumen yang disaring ICIJ dari firma hukum offshore terkenal Appleby, berisi rahasia keuangan orang-orang kaya dan berkuasa itu juga mencantumkan nama Mandela sebagai pemilik dana perusahaan MAD Trust.

“The MAD Tust diyakini berasal dari kependekan nama klan Mandela, Madiba, yang dibentuk di Isle of Man, kawasan milik Inggris di Laut Irlandia.

Setahun setelah Mandela, dengan gerakan anti-apartheidnya yang revolusioner, menjadi Presiden Afrika Selatan pertama pasca tergulingnya rezim rasis apartheid,’ tulis ICIJ dalam pernyataannya

Lembaga itu nyaris tidak diketahui hingga tiga tahun lalu, lebih dari satu tahun setelah kematian Mandela. Ketika pengacara yang mewakilinya menghubungi Appleby untuk mengambil alih akun bank berisi jutaan dolar tersebut.

Ringkasan dokumen berisi kasus itu ada dalam file Appleby dengan label di Paradise Papers dengan label “sangat rahasia”.

Di satu sisi, pihak Mandela berpendapat bahwa MAD Trust dan uang yang terdapat di dalamnya adalah milik mantan presiden itu.

Di sisi lain, mantan teman Mandela, pengacara dan pengelola MAD Trust mengatakan uang itu bukanlah milik Mandela, namun merupakan dana untuk amal.

Gugatan itu menggarisbawahi aturan kepemilikan perusahaan cangkang, entitas populer yang digunakan untuk mengelola kekayaan pribadi atau menyembunyikan uang dari para kreditor, mantan pasangan atau pengadilan.

Pada tiga tahun lalu, pengacara Mandela mengajukan gugatan di Afrika Selatan melawan mantan pengacara Presiden, Ismail Ayob, menuntut agar uangnya dikembalikan.

Menurut para pengacara Mandela, Ayob menciptakan MAD Trust tanpa sepengetahuan Mandela.

Akun bank MAD Trust  yang pernah menyimpan dana milik Mandela.

“Uang yang berada di akun MAD Trust adalah uang pribadi mendiang Mandela dan bukan dimiliki oleh pemegang amanat MAD Trust, jika memang badan itu ada,” kata pengacara yang mewakili Mandela, sesuai dokumen yang dimiliki mitra media ICIJ di Afrika Selatan, Financial Mail dan amaBhungane Center for Invesitagative Journalism.

Ayob yang menandatangani MAD Trust, bersaksi bahwa dialah yang menciptakan perusahaan itu atas permintaan Mandela untuk menampung donasi pribadi.

Menurut rilis yang dikeluarkan ICIJ, Ayob menyatakan uang itu berasal dari donatur asing.

Dalam dokumen pengadilan, Ayob menyebut sumbangan dalam jumlah besar melalui cek atau surat bank yang dibuat dengan nama Mandela.

Mandela menginginkan lembaga itu dibentuk agar dia dapat memberikan uang itu kepada orang-orang di luar negeri, yang baik atau yang memerlukannya.

“Dia selalu sangat murah hati,” kata Ayob kepada mitra media ICIJ, The Financial Mail dalam sebuah wawancara.

Sebagian dana MAD Trust diberikan kepada janda Erich Honecker, mantan presiden terakhir Jerman Timur. “Saat itu dia benar-benar susah, karena tidak punya pensiun,” kata Ayob kepada The Financial Mail. “Karena itu Mandela membantunya,” kata Ayob.

“Mandela, sebagai pengacara terlatih, sangat paham dengan konsep trust,” kata Ayob dalam berkas pengadilan. “Faktanya, saya membentuk sekitar 30 trust atas perintahnya.”

Pengacara Mandela membantah pernyataan Ayob, dengan menyatakan hal itu tidak dapat diandalkan dan bukan berdasarkan fakta.

Pada Juni dua tahun lalu. Appleby yang dimintai pendapatnya soal legitimasi MAD Trust menyimpulkan bahwa MAD Trust terlalu luas untuk didefinisikan dan tidak mengidentifikasi pewaris uangnya.

MAD Trust bukanlah yayasan amal, tulis Appleby, karena dokumen yang menyatakan aset MAD Trust dapat digunakan untuk perusahaan atau orrganisasi manapun. Sehingga Appleby menyimpulkan bahwa MAD Trust tidak ada dan tidak pernah ada.