close
Nuga News

AS Negara “Tukang Siksa” Nomor Satu

Kisruh terbongkarnya kasus penyiksaan tahanan Al Qaeda oleh para investigator CIA, badan intelejen Amerika Serikat, makin merunyamkan peran lembaga itu di mata para pemerhati hak asasi manusia, dan kasus ini segera dibawa ke organisasi internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, metode penyiksaan yang dilakukan agen CIA menuai kritikan dari berbagai penjuru dunia karena dianggap melanggar HAM.

“Ini membutuhkan waktu selama empat tahun sejak laporan diselesaikan untuk mencapai titik ini,” kata Ben Emmerson, pelapor khusus tentang hak asasi manusia, sebagaimana diberitakan situs resmi PBB, Kamis, 11 Desember 2014.

Menurut Emmerson, sudah saatnya PBB mengambil tindakan atas perlakuan buruk tersebut. “Individu yang terlibat dengan konspirasi criminal harus dibawa ke pengadilan dan harus mendapat hukuman sesuai kejahatan yang mereka lakukan,” sambung pengacara asal Inggris tersebut.

Identitas pelaku, dan rincian lainnya yang mengetahui informasi mengenai program CIA telah disunting dalam laporan ringkasan. Jika bersalah, mereka akan mendapatkan hukuman dari pengadilan internasional.

“Fakta bahwa kebijakan terungkap dalam laporan ini telah disetujui pada tingkat tinggi dalam Pemerintah AS. Memang, hal ini memperkuat perlunya pertanggungjawaban pidana,” jelasnya.

Musuh utama Amerika serikat di Asia, Korea Utara langsung mengutuk penyiksaan dilakukan Badan Intelijen CIA. Korut menganggap Amerika Serikat merupakan negara yang munafik.

Hubungan Korea Utara dengan AS memang tidak harmonis. Negara yang dipimpin Kim Jong-Un tersebut sering mendapat kritikan dari AS karena perlakuan mereka terhadap warganya

Kini, pihak Pemerintah Korut meminta kepada Dewan Keamanan PBB untuk memberikan hukuman kepada AS karena metode penyiksaannya yang tidak manusiawi.

“Jika DK-PBB ingin membahas masalah hak asasi manusia, seharusnya mereka mempertanyakan pelanggaran HAM yang merajalela di AS,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara kepada agen berita KCNA.

Korea Utara bukan asal bicara. Belakangan ini, AS diributkan dengan permasalahan pembunuhan warga kulit hitam bernama Michael Brown dan Eric Garner. Itu menambah catatan buruk HAM di AS.

Seperti diberitakan sebelumnya, metode penyiksaan yang dilakukan CIA mencuat ke permukaan. Teknik tersebut dianggap terlalu sadis sehingga mendapatkan kecaman dari berbagai dunia.

Program penyiksaan CIA keluar dari konteks awal. Badan intelijen AS tersebut dirantai ke lantai hingga membeku lalu tewas. Setelah itu, mereka menenggelamkan kepala tahanan menggunakan air hingga mereka tidak sadarkan diri.

Ali H Soufan yang merupakan mantan agen FBI menyayangkan taktik interogasi yang digunakan FBI.

“Bayangkan jika kita tidak menggunakan cara tersebut. Sekarang kami memiliki sandera warga AS yang menggunakan kaus oranye karena kita menempatkan tahanan dengan cara sama,” kata Soufan, seperti diberitakan New York Times, Kamis, 11 desember 2014.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama ikut mengkritik teknik penyiksaan yang dilakukan Badan Intelijen CIA. Obama berjanji tidak akan menggunakan metode penyiksaan tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, teknik-teknik yang dilakukan CIA untuk menginterogasi teroris terungkap oleh media. Hal ini tentu tidak sesuai dengan prinsip kemanusiaan yang sering diungkapkan oleh AS.

Merespons berita tersebut, Presiden Obama sangat menyesalinya. Orang nomor satu di AS tersebut mengatakan cara tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang selama ini dipegang mereka.

“Metode yang keras ini tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai kami sebagai bangsa, mereka tidak melayani upaya kontraterorisme yang lebih luas atau kepentingan keamanan nasional kami,” kata Obama.

“Selain itu, teknik ini justru merusak citra AS di mata dunia sehingga menyulitkan mengejar kepentingan kami dengan sekutu dan mitra,” lanjutnya, sebagaimana diberitakan The Guardian.

Obama memastikan CIA tidak akan menggunakan teknik sadis tersebut. “Itu lah kenapa saya akan menggunakan otoritas saya sebagai presiden untuk memastikan kami tidak akan menggunakan metode ini,” sambungnya.

Tags : slide