close
Nuga News

AS Mulai Bersahabat Dengan Iran

Setelah tiga puluh empat tahun berseteru, usai krisis sandera di Kedubes AS Teheran, tahun 1979, pasca kejatuhan Sah Reza Pahlevi dan bangkitnya revolusi Islam khas Shiah, Washington dan Iran, Jumat pagi waktu New York, untuk pertama kalinya duduk dalam satu meja perundingan untuk membahas langkah “pemeriksaan” pengembangan nuklir di Negara “mullah” itu.

Pertemuan ini, seperti ditulis oleh kantor berita “Agence Franch Press” tidak hanya bersejarah, tetapi juga sedang menuju kepada perbaikan hubungan kedua Negara dengan dicabutnya “embargo” ekonomi terhadap Teheran oleh Amerika Serikat setelah lebih dari tiga puluh tahun.

Sementara itu, “Associated Press,” memberitakan, untuk pertama sejak Revolusi Islam Iran pada 1979, para pejabat tinggi Amerika Serikat dan Iran bertemu langsung dan menggelar sebuah pembicaraan resmi.

Menlu AS John Kerry dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif bertemu di markas PBB New York. Mereka berbicara “face to face” dengan kehangatan diplomatic sekaligus menyiratkan terbentang jalan damai bagi krisis kedua Negara.
Seusai pertemuan itu, John Kerry mengatakan kepada wartawan bahwa dia merasa senang dengan hasil positif yang diperoleh dalam pembicaraan terkait program nuklir Iran itu.

“Memang, satu pertemuan dan suasana positif belum akan menjawab semua pertanyaan. Selain itu, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,” ujar Kerry.

Dalam pertemuan itu, Menlu Zarif kembali menekankan bahwa penyelesaian masalah program nuklir perlu diskusi berkelanjutan.

“Sanksi yang dijatuhkan justru kontraproduktif dan harus dicabut, jika kita ingin terus maju,” kata Zarif.

Presiden Iran Hassan Rohani tak ketinggalan memberikan komentar terkait pertemuan itu. Rohani mengatakan, Iran memiliki komitmen untuk bernegosiasi dengan niat baik.

“Kami sudah siap untuk menjalankan proses ini menuju sebuah penyelesaian yang disepakati bersama dan dilakukan dengan niat baik,” ujar Rohani.

Berbicara di hadapan komunitas Asia dan dewan hubungan luar negeri, tak lama setelah para menlu menggelar pembicaraan di markas besar PBB, Rohani berharap langkah-langkah positif akan mengikuti sejarah yang telah diukir.

“Kami berharap langkah positif yang sudah diambil bisa menjadi landasan kuat untuk membantu kami melanjutkan perundingan,” kata Rohani.

Tags : slide