close
Nuga News

Amerika Serikat : ”Bebaskan Morsi!”

Amerika Serikat risih dan bersikap mendua dengan tindakan militer Mesir yang masih menahan Mantan Presiden Mohammad Morsi setelah dilengserkan dengan paksa dalam kudeta memakai istilah sipil “peta jalan demokrasi.”

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Psaki, seperti dikutip Associated Press, Sabtu mendesak agar pemerintah transisi bentukan militer, segera membebaskan Morsi.

Sikap AS ini mengikuti apa yang disuarakan Jerman lewat Perdana Menteri Merkel yang meminta dibebaskannya Mohammad Morsi, yang diduga masih ditahan di Kementerian Pertahanan Mesir, segera dibebaskan. Tidak diketahui kondisi Morsi saat ini, tetapi berdasarkan pernyataan pihak Mesir, keadaan Morsi dalam kondisi sehat.

“AS sepakat dengan Jerman yang mendesak diakhirinya penahanan yang dialami oleh Morsi,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Jen Psaki..

Morsi dilengserkan dari kekuasaannya pada 3 Juli lalu oleh pihak militer. Pelengseran atas Morsi terjadi, setelah rakyat Mesir melakukan serangkaian protes yang menyuarakan penentangan terhadapnya.

Namun Psaki tidak menjelaskan mengapa AS menginginkan kebebasan Morsi. Tetapi bagi Psaki, Amerka mengkhawatirkan penangkapan yang didasarkan atas motif politik terhadap kelompok Ikhwanul Muslimin yang selama ini menjadi pendukung utama dari Morsi.

Presiden Barak Obama juga telah membahas kondisi Mesir dengan Raja Arab Saudi Abdullah. Menurut pihak Gedung Putih, Raja Abdullah mengatakan kepada Obama bahwa dirinya khawatir dengan kekerasan yang terjadi di Mesir. Selain itu, kedua pemimpin mendesak dilakukannya perubahan yang demokratis di Mesir.

Sekira puluhan ribu massa pendukung mantan Presiden Mesir Mohammad Morsi melakukan protes di jalanan Kota Kairo. Namun tidak terjadi kerusuhan dalam aksi protes kali ini.

Sebelumnya, kelompok Ikhwanul Muslimin yang selama ini mendukung Morsi, mendorong seluruh massa pendukungya untuk turun ke jalan. Mereka menentang pemerintahan transisi sementara, yang merupakan bentukan dari militer.

Protes serupa juga terjadi sepekan lalu tetapi berujung pada kekerasan. Bentrokan terjadi antara massa anti dan pro-Morsi di beberapa kota di Mesir. Bentrokan itu menyebabkan 35 orang tewas dan membelah rakyat Mesir.

Kali ini, protes dipusatkan di Kairo di dekat kantor Kementerian Pertahanan Mesir. Massa pro-Morsi tampak berdiri di balik kawat berduri dan berteriak ke prajurit yang menjaga gedung tersebut.

“Saya datang ke tempat ini untuk mengatakan “tidak” kepada militer dan “iya” untuk Morsi. Dia adalah presiden yang diakui legitimasinya, meskipun saya bukan termasuk dalam kelompok Ikhwanul Muslimin,” ujar mahasiswa Mesir, Ahmed Adel, seperti dikutip Reuters, Sabtu..

Pihak militer Mesir selama ini menolak dianggap telah melakukan kudeta terhadap Morsi. Mereka menilai, lengsernya Morsi adalah keinginan dari rakyat yang harus diikuti oleh Morsi.