close
Nuga Life

Viagra, Nantinya, Bukan Hanya Milik Lelaki

Viagra? Ya. Apakah ia hanya “obat” libido lelaki?

Jawabannya tidak. Sebab di tahun 2016,viagra akan metambah menjadi bagian “obat” pembangkit gairah seksual kaum perempuan. Tunggu saja tanggal edarnya.

Ingin tahu namanya. Menurut “the telegraph,” surat kabar terbitan London, Inggris, nama “obat” libido wanita itu, “Lybrido.” Terdiri dari kombinasi tesrosteron dan obat yang mirip dengan Viagra. Efeknya adalah untuk meningkatkan gairah dan kepuasan seksual.

Para peneliti mengakui, membuat Viagra khusus wanita tidaklah mudah. Pasalnya, membangkitkan gairah seksual wanita tidak hanya menyangkut masalah fisik tetapi juga psikologis.

Sementara pada pria, selain efek fisik, Viagra juga memberikan efek psikologis sehingga mampu membangkitkan gairah mereka.

Akhirnya perusahan Emotional Brain asal Belanda mengklaim telah berhasil menemukan solusi yakni dengan mengombinasikan obat mirip Viagra dengan hormon testosteron.

Efek fisik dari Viagra mampu melipatgandakan efek testosteron pada area otak pusat kenikmatan. Dan konsumsi obat harus dilakukan tiga setengah jam sebelum berhubungan seksual sehingga dapat memberikan efek.

Obat ini telah diujicoba. Meskipun belum diumumkan hasil resminya, namun pemilik perusahaan dr Adriaan Tuiten mengatakan obat ini sangat menjanjikan.

Ujicoba dengan skala lebih besar sedang dalam perencanaan dan obat ini diproyeksikan bakal dipasarkan di Eropa dan Amerika Serikat di akhir tahun 2016 mendatang.

Tuiten mengatakan, obat ini dapat membantu wanita untuk berhubungan seksual lebih sering dan meningkatkan kesempatan mereka untuk mencapai orgasme. Ia mengatakan, obat ini kemungkinan akan populer di kalangan wanita dengan umur pernikahan yang lama dan mengalami penurunan gairah seksual.

Pakar kesehatan seksual wanita dr Andrew Goldstein mengatakan, perusahaan obat seperti Emotional Brain perlu membuktikan bahwa obat yang mereka ciptakan tidak akan membuat wanita menjadi hiperseksual. Selain itu, ada juga kekhawatiran Lybrido ini akan membuat wanita tertekan untuk melakukan hubungan seksual.

Namun Tuiten menyatakan, obat ini memiliki efek meningkatkan gairah seksual terutama bagi mereka yang mengalami penurunan libido. Sebanyak 43 persen wanita mengalami penurunan gairah, dan obat ini diharapkan membantu untuk mengembalikan libido ke level normal.

Obat antiimpotensi Viagra pada awalnya dimaksudkan untuk menjadi obat gangguan jantung dan pembuluh darah. Meski kini lebih dikenal sebagai “obat kuat”, para ahli menghendaki obat itu kembali ke jalurnya semula.

Viagra mulai diperkenalkan di pasaran tahun enam belas tahun lalu setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui penggunaan obat ini untuk pria yang impotensi.

Obat yang memiliki nama generik Sildenafil ini sejatinya didesain untuk mengatasi tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular dengan cara melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah.

Dikenal luas sebagai “pil cinta”, pada awal sejarahnya obat ini justru berdampak negatif pada pasien penyakit jantung, beberapa bahkan mengalami kematian mendadak. Setelah itu, para dokter berhenti meresepkan obat ini pada pria yang menderita penyakit jantung.

Belakangan hasil riset mengungkapkan bahwa masalah itu timbul jika Viagra dikombinasikan dengan obat lain yang mengandung zat nitro yang dipakai untuk mengatur saraf, imun, dan sistem kardiovaskular.

Studi terbaru mungkin akan mengubah persepsi bahwa Viagra berbahaya bagi orang yang mengalami gangguan jantung. Bahkan, obat yang kerap dijuluki “pil biru” ini bisa meningkatkan fungsi jantung.

Phosphodiesterase-5 inhibitor adalah kandungan utama dalam Viagra dan obat antiimpotensi lainnya. Inhibitor ini akan menahan enzim PDE5, yang mencegah relaksasi jaringan otot halus.

Hasil penelitian terbaru menunjukkan, PDE5i mencegah jantung membesar dan berubah bentuk pada pasien yang mengalami kondisi yang disebut hipertropi ventricular kiri. PDE5i juga meningkatkan performa jantung pada semua pasien dengan berbagai kondisi jantung, tanpa efek negatif pada tekanan darah.

Para peneliti menyimpulkan PDE51 aman untuk pria yang mengalami penipisan otot jantung dan tahap awal gagal jantung.

Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lagi untuk mengetahui apakah zat tersebut benar-benar aman. Jika nanti terbukti aman, maka kepopuleran Viagra sebagai “obat kuat” mungkin akan digantikan sebagai obat jantung.

sumber : shine.yahoo.com dan telegraph

Tags : slide