close
Nuga Life

Ukuran Aman untuk Konsumsi Kafein

Anda seorang penggemar kopi?

Apakah Anda tahu takaran untuk minum kopi setiap harinya?

Nah, pertanyaan iitu kini mendapat jawaban dari laman situs terkenal “daily mail.”

Bila keinginan ngopi sudah memanggil, biasanya pecinta kopi sering lupa untuk memperhatikan batas aman untuk minum kopi.

Pilihan  takaran kafein yang dikonsumsi perlu diperhatikan agar kesehatan tak terganggu.

Batas aman konsumsi kafein menurut studi terbaru ternyata adalah empat ratus miligram kafein atau sekitar empat cangkir kopi perhari.

Namun, untuk ibu hamil disarankan tak lebih dari tiga cangkir perhari.

Demikian menurut sebuah temuan yang diterbitkan dalam jurnal Food and Chemical Toxicology, yang telah meninjau tujuh ratus empat puluh studi tentang efek kafein pada manusia.

“Kami menyimpulkan bahwa jika kadar asupan kafein tidak berlebihan, tidak ada efek samping bagi kesehatan,” kata penulis penelitian, Dr Eric Hentges, executive director of the International Life Sciences Institute.

Konsumsi kafein yang berlebihan bisa menyebabkan berbagai masalah, mulai dari kegelisahan, sulit tidur, hingga gagal jantung.

Tidak hanya itu, konsumsi kafein secara berlebihan pun dapat menimbulkan efek lainnya. Seperti memengaruhi kesehatan pada tulang, otak dan reproduksi.

Kopi adalah bahasa tersendiri, demikian aktor Jackie Chan pernah berkata.

Mungkin, kalimat Chan tidak ada unsur ilmiah. Tapi, penelitian ilmiah mendukung apa yang diucapkannya.

Banyak penelitian telah memelajari efek minuman terhadap kesehatan fisik seperti kanker, jantung atau diabetes.

Kopi, bukan hanya mengandung antioksidan yang bagus untuk tubuh, tapi juga punya manfaat untuk kesehatan mental, menurut Vinita Mehta Ph.D., Ed.M., psikolog klinis di Washington D.C. Berikut tiga manfaat minum kopi bagi psikologis kita.

Ada penelitian yang menyebutkan bahwa kafein dalam dosis normal dapat meningkatkan kinerja perilaku dan kognitif sederhana.

Peneliti menemukan bahwa ketika mengonsumsi dua ratus  miligram kafein setara dengan dua sampai tiga cangkir kopi tiga puluh menit sebelum melakukan tugas verbal, kemampuan relawan mengingat kata-kata dengan konotasi positif meningkat.

Menariknya, hal yang sama tidak terjadi pada pada kemampuan memroses kata-kata netral atau negatif.

Para peneliti menduga, mungkin ini terjadi karena kemampuan kafein membangkitkan neurotransmiter dopamin. Dopamin adalah hormon yang dikenal sebagai hormon kesenangan atau hormon pengatur rasa senang.

Telah ada berbagai penelitian yang menekankan pentingnya kontak fisik yang penuh kasih sayang ketika manusia berada di awal-awal kehidupannya.

Kontak fisik hangat yang diterima seorang anak akan turut memengaruhi kemampuannya menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, ketika si kecil beranjak dewasa.

Riset mengatakan, bagian otak yang disebut insula lah yang berperan dalam mengeratkan hubungan antara sentuhan hangat dengan kemampuan menjalin hubungan baik.

Berdasarkan studi ini, ada peneliti yang merasa penasaran, apakah ada hubungannya antara bersentuhan dengan benda panas/dingin dengan kemampuan seseorang berempati kepada orang lain.

Kemudian, peneliti merekrut beberapa relawan. Relawan-relawan itu diminta naik lift bersama peneliti sambil memegang secangkir kopi.

Ada yang memegang kopi panas/hangat, ada yang memegang es kopi. Sementara peneliti menuliskan beberapa informasi yang dilihatnya.

Tak lama setelah itu, peserta diminta untuk membaca deskripsi mengenai orang asing dan diminta untuk mengevaluasi kepribadian orang asing tersebut.

Peneliti menemukan, rata-rata relawan yang memegang secangkir kopi panas menilai orang asing sebagai orang yang memiliki kepribadian yang baik dan karenanya mereka juga bersedia bersikap murah hati.

Penilaian ini bertentangan dengan penilaian yang diberikan oleh relawan yang memegang kopi dingin. Temuan ini, sekali lagi, menegaskan gagasan yang menyatakan bahwa ada keterkaitan erat antara kehangatan fisik dengan kehangatan emosional.

Ada juga penelitian yang menemukan persepsi rasa terhadap kopi, tergantung pada cangkir yang mewadahi kopi tersebut.

Penelitian ini melibatkan sejumlah relawan yang diminta minum café latte panas dari mug putih, biru, dan transparan.

Peserta diminta menilai “intensitas” rasa kopi yang mereka minum. Hasilnya, para peserta penelitian berkata bahwa kopi terasa lebih intens ketika diminum dari cangkir putih, dan terasa paling kurang intens jika diminum dari cangkir transparan.

Kopi juga terasa paling tidak manis jika ditempatkan di cangkir putih dan paling terasa manis jika diminum dari cangkir biru.

Para peneliti menegaskan, bahwa kekontrasan warna antara kopi dengan warna cangkir, mungkin memengaruhi intensitas dan manisnya kopi yang dirasakan para relawan.

Kopi yang berwarna hitam paling kontras dengan cangkir berwarna putih. Karena itulah, jika ditempatkan di wadah putih, kopi terasa paling intens dan kurang manis.