close
Nuga Life

Pria Itu Pasti Ngantuk Usai Bercinta

Tahu kenapa pria “lemas” dan tertidur usai bercinta?

Pertanyaan ini sangat klasik dan sering dibicarakan dan tidak pernah yang tahu persis penyebabnya.

Laman situs “menshealt,” hari ini, Rabu, 30 Desember 2015, menulis tentang hal yang menjengkelkan para wanita di seluruh dunia itu

Berlainan dengan pria para wanita tak bisa langsung memejamkan mata dan masih ingin melanjutkan kemesraan.

Sebenarnya pria tak bisa disalahkan sepenuhnya.

Langsung tertidur itu ternyata disebabkan karena peningkatan kadar hormon prolaktin. Hormon ini memang naik kadarnya usai ejakulasi.

Prolaktin akan menekan dopamin, neurotransmitter yang membuat kita merasa ingin melek. Hormon prolaktin pada wanita tidak setinggi itu setelah berhubungan seksual.

Tetapi, prolaktin bukan satu-satunya alasan mengapa rasa kantuk langsung muncul.

Hormon bahagia, oksitosin, juga meningkat selama berhubungan seks sehingga semua hal yang membuat stres langsung dilupakan.

Akibatnya, tubuh pun lebih rileks dan mata jadi mudah terpejam.

Jika Anda berhubungan seks dengan lampu menyala, tubuh akan memberikan sinyal jam biologis ini waktunya tidur. Ketika itu terjadi, hormon melatonin akan naik.

Saat prolaktin, oksitosin, dan melatonin, muncul bersamaan, tidur pun lebih mudah didapatkan dan tentunya lebih nyenyak.

Bagaimana jika kita tak ingin merasa lelah setelah bercinta? Sebaiknya Anda terjaga dulu sejenak. Mengobrol dengan pasangan bisa membantu kita tak langsung tidur.

Selain itu, jauhi tempat tidur usai bercinta.

Otak kita terlanjur mengaitkan tempat tidur sebagai tempat untuk tidur.

Sementara itu, Alfred Kinsey, ahli biologi, perintis peneliti seks dan pendiri Institute for Sex Research di Indiana University, juga pernah menulis bahwa “sebuah ketenangan yang nyata dari keseluruhan tubuh adalah, yang paling diakui secara luas, hasil dari orgasme” lebih terasa pada pria.

Mengapa demikian?

Mengapa seks membuat pria mengantuk?

Mari kita lihat alasan yang pertama dan pasti.

Seks sering kali, meskipun tidak selalu, terjadi pada malam hari di tempat tidur dan secara fisik melelahkan.

Jika Anda sudah lelah untuk memulainya, semua tenaga fisik menambah itu.

Karena Anda sudah berada di tempat tidur, wajar saja bila menjadi mengantuk. Ini adalah kenyataan bahwa seks mendominasi perhatian Anda ketika mengalami hal tersebut.

Karena itu, Anda tidak memperhatikan pernapasan dan bernapas pendek-pendek serta menahan napas cukup sering. Akibatnya, Anda kekurangan oksigen dan menjadi mengantuk.

Setelah berhubungan seks, otak pria melepaskan hormon perubahan ketegangan dan neurotransmiter. Beberapa di antaranya, seperti prolaktin, oksitosin, dan vasopressin, dikaitkan dengan tidur dan seks.

Prolaktin berperan dalam kepuasan seksual dengan menangkal efek dopamin, yang “bertanggung jawab” untuk gairah seksual. Ini juga menunjukkan bahwa periode tidur REM mengganggu ritme pelepasan prolaktin dan bahwa REM berkurang pada tidur dengan defisiensi prolaktin.

Oksitosin dan vasopressin juga terlibat dalam regulasi tubuh dari siklus tidur.

Fenomena pria jatuh tertidur setelah berhubungan seks lebih paten dibandingkan jika wanita melakukan hal yang sama.

Sementara itu, belum ditemukan bukti ilmiah yang mendukung kantuk pasca-seks definitif memengaruhi pria dan wanita. Ada beberapa hipotesis yang beredar tampaknya seperti itu.

Sembilan tahun lalu, dalam buku Why Do Men Fall Asleep After Sex?, Mark Leyner dan Billy Goldberg, MD, menyatakan bahwa tenaga selama berhubungan seks menghabiskan otot glikogen penghasil energi.

Karena pria biasanya memiliki massa otot lebih, mereka lebih cepat lelah.

Sangat mungkin juga wanita mengantuk secepat pria lakukan setelah orgasme.

Namun, orgasme wanita lebih jarang daripada pria saat berhubungan seks. Ya, meskipun wanita bisa mencapai multi-orgasme.

Hormon prolaktin ternyata tak hanya berperan pada wanita. Pria juga terkena pengaruh hormon, yang merangsang perkembangan payudara dan produksi ASI pada wanita ini. Prolaktin diproduksi kelenjar pituitari yang terletak di bawah otak.

Penelitian menemukan, pria dengan kadar hormon prolaktin rendah memiliki kesehatan umum dan seksual yang buruk.

Hormon prolaktin ternyata berperan dalam menyediakan kepuasan seksual bagi tubuh.

Hormon ini bekerja sama dengan dopamin yang berperan pada timbulnya keinginan seksual.

Hasilnya, menurut laporan LiveScience, pria yang memiliki kadar prolaktin di bawah rata-rata, cenderung mengalami depresi, fungsi seksual yang buruk, dan tidak menikmati orgasme.

Pria ini juga cenderung tidak sehat secara umum yang diindikasikan tingginya BMI, gula dalam darah, dan rendahnya aktivitas fisik.

Hasil studi ini bertentangan dengan dugaan hasil riset sebelumnya tentang fungsi prolaktin.

Dalam riset tersebut, tingginya kadar prolaktin menghambat keinginan dan performa seksual.

Tags : slide