close
Nuga Life

Sulit Bangun Pagi? Awas Depresi Atipikal

Apakah Anda termasuk dari mereka yang malas bangun pagi?

Kalau jawabannya iya, maka, seperti ditulis laman “health com,” Anda termasuk salah seorang yang menderita gejala depresi atipikal.

Ya, biasanya, durasi tidur yang cukup membuat tubuh merasa segar saat bangun di pagi hari.

Namun, jika durasi tidur sudah cukup dan tubuh masih terasa lemas saat di pagi hari, waspada hadirnya depresi jenis atipikal.

Selain itu, ketika mengalami depresi atipikal, seseorang tak selalu merasa sedih.

“Bukannya kurang tidur atau hilang nafsu makan, Anda justru tidur dan makan berlebih,” tukas Gail Saltz selaku editor psikologi kontributor di Health.

Menurut Michelle B. Riba, MD, direktur asosiasi dari University of Michigan Comprehensive Depression Center, depresi sendiri sulit untuk diidentifikasi karena umumnya gejala fisik muncul lebih dulu dibandingkan gejala psikologis.

Suasana hati bisa meningkat secara temporer ketika mengalami kejadian positif atau mendengar kabar baik. Hal tersebut membuat gangguan yang dialami terlihat semakin samar, seperti kurang motivasi untuk memulai hari.

“Banyak orang akan datang ke dokter, mengeluh tentang masalah tidur atau sakit kepala, tanpa menyadari bahwa itu adalah gangguan suasana hati, karena mereka tak merasa suasana hati menurun. Tak semua gejala depresi terjadi sekaligus,” papar Riba.

Untuk itu, Riba menyarankan agar pengidap depresi atipikal bisa mengenali gejala yang disebutkan di atas dan segera berkunjung ke dokter untuk meminta pengobatan lebih lanjut.

Serta, perawatan depresi seperti memastikan apakah Anda mengalami depresi dengan mengisi Patient Health Questionnaire.

“Dokter kemungkinan akan bertanya kapan atau bagaimana gejala muncul, dan apakah ada kejadian penting yang membuat Anda berubah. ‘

“Ia juga akan menanyakan tentang riwayat kesehatan Anda dan keluarga terkait beberapa gejala depresi seperti sulit konsentarasi, nyeri, atau ingin tidur sebagai pelarian.”

Seperti depresi pada umumnya, depresi atipikal bisa diobati dengan obat-obatan dan terapi bicara.

Namun, sulit beranjak dari kasur di pagi hari tak selalu berarti gangguan suasana hati.

Bisa jadi itu adalah pertanda penyakit lain seperti anemia atau tiroid. Maka, sebaiknya Anda memastikannya ke dokter.

Sementara, di hari yang sama, “times of india,” menulis, bahwa penelitian menemukan kebahagiaan bila Anda bisa  menghabiskan lebih banyak waktu di kamar tidur

Dalam studi tersebut mengungkap, orang yang paling banyak tidur memiliki skor lima belas poin lebih tinggi di dalam indeks, dibandingkan mereka yang sulit untuk tertidur.

Selain itu, hubungan yang kuat dengan keluarga dan teman, keamanan pekerjaan dan kesehatan yang baik dari orang-orang tersayang, juga lebih penting dibanding mobil mewah dan liburan eksotis.

Studi ini, yang dilakukan oleh peneliti dari Oxford Economics dan National Centre for Social Research di Britania Raya

Pertanyaan tersebut meliputi segala hal, mulai dari keadaan kualitas tidur seseorang, keuangan, dan keamanan pekerjaan, hingga hubungan mereka dengan teman, keluarga, dan lingkungan.

Hasilnya adalah penciptaan indeks kehidupan, di mana menggeneralisasi daftar dari faktor teratas yang memisahkan antara dua puluh persen yang paling bahagia dengan orang lain.

Pengaruh terbesar secara urut adalah kualitas tidur, kehidupan seksual, keamanan pekerjaan. Ketiganya menjadi urutan teratas yang menentukan siapa yang hidup paling baik.