close
Nuga Life

“Setan” Gizi Bernama MSG Tak Berbahaya?

“Setan” MSG atau dikenal dengan nama “mono-sodium glutamate” yang diperdebatkan bertahun-tahun sebagai “bahaya” laten dunia gizi ternyata, menurut sebuah penelitian terbaru tidak berbahaya bagi tubuh.
MSG adalah penyedap rasa yang digunakan dalam makanan kalengan atau makanan ringan dalam kemasan, sering dihindari oleh sebagian orang.

Pertanyaaan selalu muncul, seberapa buruk MSG bagi kesehatan Anda?

Sebuah video yang dibuat “American Chemistry Society,” masyarakat profesional ahli kimia, menjelaskan bahwa, kampanye anti-MSG kebanyakan adalah klaim yang berlebihan.

Untuk itu Penasihat Nutrisi Men’s Health, Mike Roussell, Ph.D., pun setuju.

Monosodium glutamat hanya garam yang dikombinasikan dengan glutamat. Garam sangat penting untuk kesehatan. Tubuh Anda tidak dapat membuatnya, dan sel-sel Anda membutuhkan garam tambahan untuk berfungsi dengan baik.

Glutamat adalah asam amino alami yang membuat makanan seperti kecap, keju, dan daging sapi menjadi begitu lezat, kata Roussell, seperti dikutip Menshealth, Jadi, ketika Anda makan MSG, zat tersebut dipecah kembali menjadi garam dan glutamat.

“Kita tentu tidak akan menghindari makan di restoran yang menyediakan steak panggang lezat atau restoran makanan Tiongkok. Senyawa kimia yang memberikan makanan ini yang luar biasa adalah glutamat yang sama dengan apa yang terdapat dalam MSG,” ujarnya.

Studi terdahulu yang mengaitkan penyedap rasa dengan obesitas, berat badan, sakit kepala, atau nyeri otot, baik yang mengandalkan penelitian pada hewan atau tidak, menunjukkan hasil sebab-akibat yang tidak jelas, tukas Roussell.

Peserta studi yang dianggap mengalami kegemukan akibat MSG lebih karena junk food atau makanan berlemak yang terlalu banyak mereka makan, bukan MSG. Beberapa orang juga mungkin memiliki sensitivitas pada makanan tertentu daripada yang lain.

Peneliti pun menyimpulkan bahwa sampai penelitian membuktikan hal yang sebaliknya, MSG baik-baik saja bagi kebanyakan orang sehat.

Asam glutamat atau yang sering disebut dengan MSG telah digunakan di berbagai macam jenis produk makanan di berbagai negara, khususnya dalam kurun waktuempat puluh tahun terakhir.

Asam glutamat merupakan salah satu dari dua puluh asam amino yang ditemukan pada protein dan MSG merupakan monomer dari asam glutamat. MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti.

Penambahan MSG ini membuat masakan seperti daging, sayur, sup berasa lebih nikmat dan gurih.

MSG dijual dalam berbagai bentuk produk dan kemasan, produk penyedap rasa seperti Ajinomoto atau Royco Produk makanan siap saji, makanan beku maupun makanan kaleng juga mengandung MSG dalam jumlah yang cukup besar.

Selain lada dan garam, botol berlabel penyedap rasa yang mengandung MSG juga dapat dengan mudah ditemukan di rak bumbu dapur maupun di atas meja restoran. Umumnya, Restoran Cina banyak menggunakan MSG untuk menyedapkan masakan-masakannya.

Walaupun sebagian besar orang dapat mengkonsumsi MSG tanpa masalah, beberapa orang memiliki alergi bila mengkonsumsi berlebihan yaitu gejala seperti pening, mati rasa yang menjalar dari rahang sampai belakang leher, sesak nafas dan keringat dingin. Secara umum, gejala-gejala ini dikenal dengan nama sindrom restoran cina.

Asam glutamat dan gamma-asam aminobutrat mempengaruhi transmisi signal didalam otak. Asam glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, sementara gamma-asam aminobutrat menurunkannya.

Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi signal dalam otak.