close
Nuga Life

Segudang Manfaat Berpelukan Saat Tidur

Tidur bersama pasangan, ternyata punya segudang manfaat. Selain rasa nyaman, dan memperkuat ikatan, juga bisa membuat tidur lebih lelap.

Berbagai manfaat itu menurut pandangan sejumlah psikolog berujung pada rasa bahagia secara keseluruhan.

Bahkan sentuhan yang dilakukan dapat memberi rasa aman dan mengurangi stres.

Lupakan sejenak soal pembagian wilayah kasur saat tidur. Saatnya berpelukan karena ini akan melepas hormon oksitoksin.

Hormon ini memang si biang pembuat rasa bahagia dan nyaman. “Berpelukan meningkatkan kebahagiaan secara keseluruhan,” ungkap psikolog, terapis dan penulis, Elizabeth Lombardo dikutip dari Shape.

Jadi tak ada alasan untuk berbagi wilayah dengan pasangan, apalagi sampai berbagi wilayah kasur demi tidur yang merdeka dari gangguan sikutan tangan atau tendangan kaki pasangan.

Tak sekadar berpelukan, saling memijat pasangan juga bermanfaat untuk memingkatkan sistem kekebalan tubuh atau sistem imun.

Salah satu teknik pijat yang terkenal yakni Swedish massage terbukti memberikan manfaat beragam. Dilansir dari Health Line,  ada peningkatan jumlah sel darah putih yang berfungsi melawan penyakit, menurunkan kadar hormon kortisol dan menurunkan kadar cytokines yang bisa menyebabkan peradangan.

Pijat ini memang memerlukan latihan khusus. Namun, orang dapat memijat pasangan dengan cara mirip dengan Swedish massage yakni dengan memijat, meremas serta menepuk pundak dan punggung.

Chaterine A. Connors, stress management coach dan terapis mengingatkan bahwa kontak fisik bisa menurunkan kadar stres. Kontak fisik antara lain berpelukan dan berciuman meningkatkan kadar hormon oksitoksin.

“Reaksi kimia ini bisa mambantu mengurangi tekanan darah sekaligus mengurangi risiko penyakit jantung, tapi ini juga bisa mengurangi stres dan cemas,” katanya dikutip dari Shape.

Rasa nyaman dan tenang kala berpelukan berimbas pada tidur nyenyak. Dilansir dari Sleep, wanita tidur lebih tenang saat bersama dengan pasangan begitu pula dengan pria. Tidur tenang di sini bisa berarti tidur dengan tak banyak bergerak atau tiduk tanpa mengorok.

Sentuhan memang salah satu cara untuk mengkomunikasikan emosi seperti cinta, rasa menghargai dan simpati pada pasangan.

Kebahagiaan dan kesedihan pun juga bisa diungkapkan dengan sentuhan, termasuk dengan berpelukan.

Menurut David Klow, terapis pernikahan dan keluarga asal Chicago, banyak orang ingin dimengerti dan komunikasi memang cara untuk menyampaikan empati dan pengertian.

Komunikasi nonverbal merupakan cara hebat untuk berkata pada pasangan bahwa orang mengerti dengan apa yang dirasakan pasangannya. Klow menyarankan pasangan untuk berpelukan sebagai bentuk komunikasi.

Untuk Anda tahu, tubuh manusia terdiri dari saraf-saraf, saat Anda berpelukan dengan orang terkasih, terjadi percikan elektrik dan mampu mengaktifkan sel saraf otak serta pusat.

Berdasarkan penelitian berhubungan dengan hormon tubuh dan jaringan saraf, sentuhan kasih sayang dapat dikaitkan dengan perubahan IQ, kemampuan membaca dan mengingat, serta mengurangi rasa takut yang pada anak-anak.

Ada pendapat yang mengatakan, kurangnya pelukan dianggap salah satu pemicu munculnya kekerasan.

Ya, pelukan membuat tubuh mengeluarkan hormon oksitosin atau kita menyebutnya sebagai hormon cinta.

Hormon ini merupakan pembawa pesan yang berfungsi pada bagian pusat emosional otak, sehingga Anda dapat merasakan kepuasan, mengurangi kecemasan, dan stres.

Selain oksitosin, tubuh juga akan memproduksi hormon serotonin, hormon ini dapat menjaga kesimbangan suasana hati Anda.

Ada waktunya saat kita merasa sendirian dan hal tersebut tidak bisa terhindarkan. Pelukan mampu menghilangkan perasaan kesepian tersebut.

Sebuah penelitian di Emory University juga menemukan bahwa adanya kaitan antara stres saat dewasa dengan banyaknya pelukan yang ia dapatkan saat kecil.

Orang yang terbiasa mendapat atau melakukan pelukan dari kecil, biasanya dewasanya akan kurang stres dan cemas. Hal ini membantu membentuk prilaku dan kehidupan yang baik untuk seseorang.

Pelukan juga mampu membangkitkan ikatan antara orangtua-anak. Tentu kita semua tahu, bahwa bayi yang menangis akan merasa nyaman saat diberi pelukan yang menenangkan oleh orangtua mereka. Ternyata kita sudah membutuhkan sentuhan kasih sayang tersebut dari kecil.

Pelukan juga mampu membantu menguatkan mental murid saat ia mendapat nilai buruk atau mengalami masalah akademik.

Maka, saat anak kita tidak memberikan hasil yang memuaskan, sebaiknya kita memberinya pelukan, bukan alih-alih memarahinya. Ia pun merasa takut dan kecewa, saat kita membuatnya nyaman dan mendukungnya, ia akan merasa dihargai dan mungkin akan berusaha lebih baik.

Menegur anak Anda memang harus dilakukan, tapi sebaiknya juga ditambahkan dengan dukungan yang membuatnya menjadi lebih baik lagi.

Di budaya Timur, terkadang sentuhan dan pelukan hanya terjadi pada orang tertentu saja. Kita tidak terbiasa melakukan pelukan dengan sembarang orang.

Tapi bukan berarti Anda harus memeluk setiap orang yang menegur Anda selama di jalan, bukan seperti itu. Tapi kita bisa memberikan pelukan pada orang-orang yang kita kasihi, meski tidak terlalu dekat. Mengapa begitu?

Ternyata pelukan merupakan sebuah ekspresi juga. Pelukan bisa diartikan dengan mengekspresikan perasaan yang terpendam. Setelah ekspresi tersebut diperlihatkan, tentu kita merasa lega.