close
Nuga Life

Rumah Sederhana Bisa Menjadi Istimewa

Jangan “mimpi” membangun rumah besar mewah bak mantera “aladin.” Membangun rumah adalah sebuah realitas dari kondisi kehidupan yang Anda jalani. Makanya, sepeti dinasihatkan situs “dwell.com,” bangunlah rumah lewat kemampuan dan mulailah dengan cara sederhana dan kemudian rkembangkan. Hasilnya pasti istimewa.

Arsitek Jamie Darnell, seperti di tulis “dwell.com,” sudah membuktikan hal itu. Sang arsitek berencana membangun rumah untuk isteri dan anak-anaknya. Rumah yang berada di Kansas City, Missouri, Amerika Serikat, tersebut memiliki ukuran 157,9 m2 dan tambahan 64,1 m2 ruang bawah tanah.

Jamie Darnell dan isterinya, Michele, tumbuh dan besar di Kansas City. Menurut Michele, sejak muda dia sebenarnya ingin meninggalkan tanah kelahirannya. Ketika tumbuh dewasa, dia dan Darnell malah memutuskan kembali ke tanah kelahirannya.

“Meninggalkan tempat ini selalu menjadi tujuan ketika tumbuh di sini,” jelas Michele.

“Namun, kedua keluarga kami ada di sini. Kami tahu, kami ingin membangun rumah sendiri, dan tentu saja lebih mungkin membangunnya di sini,” tambahnya.

Keluarga kecil Darnell mulai menyiapkan anggaran dan mengajukan pinjaman pada bank. Konstruksi segera dimulai setelah pinjaman untuk membiayai pembangunannya disetujui. Jamie Darnell menyiapkan anggaran sebesar 320.000 dollar AS atau sekitar 134 dollar AS per kaki persegi (sekitar Rp1,5 juta perkaki persegi).

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, konsep rumah ini sebetulnya sederhana. Konsep itu dikembangkan dengan bertolak belakang dengan terbatasnya anggaran yang ditetapkan oleh Darnell.

Karena itulah, Darnell hanya ingin menciptakan sebuah kotak persegi. Bentuk ini tentu tampak sederhana, jika dibandingkan dengan rumah-rumah tetangga di sekitarnya yang memiliki karakteristik moderen dan istimewa. Selain bentuk, menurut dia, jalan paling mudah memotong ongkos konstruksi adalah mengurangi luas tapak rumah.

“Cara terbaik menurunkan biaya konstruksi adalah mengurangi luas tapak, maka kami memfokuskan diri pada volume, daripada area,” ujar Jamie.

Karena itulah, rumah milik sang arsitek tampak “jinjit” dari permukaan tanah. Kemudian, pembangunan rumah ini dilaksanakan menggunakan SIP (Structural Insulated Panel) yang bisa selesai dalam seminggu penuh. Selain cepat, prosesnya pun efisien, dan relatif rendah biaya.

Mengintip sejenak ke dalam rumah milik sang arsitek, interior rumahnya tampak dipenuhi warna putih. Warna ini relatif netral dan bisa disandingkan dengan warna apa pun. Hanya saja, warna putih membuat kotoran yang dibuat oleh anak-anak kecil tampak lebih mencolok.

Sementara itu, lantainya menggunakan katu ceri Brazil berwarna gelap. Namun, Darnell tidak membiarkan interiornya tampak kosong, termasuk plafon rumahnya. Dia menggunakan balok kayu dari cemara Douglas untuk menghiasnya.

Rumah itu juga dibungkus dengan tembaga berlubang. Awalnya, tembaga ini sangat mengilap, mirip dengan koin-koin yang bersinar memantulkan cahaya matahari. Seiring waktu, tampilan tembaga tersebut berubah.

“Rumah saya tampak seperti memiliki penyakit kulit,” ujar Jamie Darnell.

“Pelapisnya beroksidasi dengan cara yang aneh. Akhirnya, warna pelapis tersebut akan menjadi hijau,” katanya.

Seperti dikutip Dwell.com, Darnell mengungkapkan bahwa dia sudah membayangkan bahwa suatu hari nanti rumahnya akan dikelilingi oleh rumput-rumput tinggi. Hal tersebut membuat rumahnya tampak melayang