close
Nuga Life

Pria Itu Bisa Juga “Menapause” Lho!!

Laman situs “mayo clinic,” hari ini, Rabu, 30 November 2016,  menurunkan tulisan tentang gejala yang dialami pria ketika memasuki  masa “menopause”.

Pria menopause?

“Ya,” tulis “mayo clinic.”

Kondisi ini dikenal dengan istilah andropause.

Dan andropause dialami oleh pria pada usia empat puluh hingga lima puluhan.

Kondisi ini ditandai dengan kelelahan, suasana hati yang buruk, hilangnya libido, berat badan menurun.

Ketika wanita mendekati masa menopause, penurunan estrogen justru memiliki tanda-tanda yang cukup jelas.

Masa menopause dialami wanita pada usia lima puluh satu tahun.

Jelang menopause, mereka biasanya ditandai dengan keringat di malam hari, susah tidur, gangguan suasana hati, serta hilangnya kepercayaan diri.

Serupa tapi tak sama, pria yang mulai masuk dalam masa andropause ini mengalami penurunan hormon testosteron, seiring dengan bertambahnya usia.

Tidak melalui gejala yang sama, pria mengalami penurunan testosteron secara bertahap.

Penurunan testosteron terjadi sekira dua  persen setiap tahunnya.

Bahkan, sebagian di antara mereka tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Pada sedikit pria, kondisi penurunan testosteron yang drastis disebut dengan hypogonadism. Kondisi ini bisa berakibat pada obesitas hingga gejala yang merajuk diabetes tipe 2.

Hypogonadism terjadi karena faktor gaya hidup, maupun masalah psikologis pada pria. Bila Anda menemui gejala yang menonjol serta drastisnya penurunan kadar testosteron, ada baiknya berkonsultasi ke dokter.

Untuk Anda tahu masa menopause ini ditandai dengan perubahan hormon menjadi bagian alami karena proses penuaan. Bagi wanita, hal itu disebut fase menopause. Namun apakah fase ini juga dialami pria? Berikut penjelasannya.

Terkait dengan perubahan hormon pada pria, kadang bisa juga disebut menopause meski tanda, gejala dan pengobatannya jelas berbeda.

Jika pada wanita penurunan hormon reproduksi dapat terjadi secara cepat. Fase menopause pada pria cenderung dialami secara bertahap.

Istilah menopause pada pria bertujuan untuk menggambarkan penurunan kadar testosteron atau berkurangnya testosteron akibat proses penuaan.

Hal itu berangsur selama bertahun-tahun dengan konsistensi yang belum jelas.

Lantas apa sebutan yang cocok untuk fase menopause pada pria?

Banyak dokter menggunakan istilah andropause untuk menggambarkan perubahan hormon terkait usia dan penuaan. Istilah lain dari sindrom ini bisa dikatakan defisiensi testosteron, defisiensi androgen atau hipogonadisme.

Kadar testosteron pada pria sangat bervariasi. Namun pada umumnya, mereka yang tua cenderung lebih rendah ketimbang yang masih muda.

Secara bertahap, kadar testosteron mengalami penurunan jumlahnya setelah berusia 30 tahun. Rata-rata penurunan yang dialami sekira satu persen per tahun.

Mereka yang mengalami penurunan kadar testosteron umumnya mengalami kekurangan hasrat seksual, ereksi lebih jarang, perubahan pola tidur dan perubahan fisik seperti lemak tubuh meningkat, berkurangnya massa otot, penurunan kepadatan tulang, kerontokan rambut hingga staminanya tak seperti dulu lagi.

Selain itu, perubahan emosional juga kerap dialami pada pria yang mengalami fase andropause.

Misalnya kekurangan motivasi dan kepercayaan diri. Sering merasa sedih, tertekan, kesulitan konsentrasi dan kehilangan daya ingat.

Meski fase andropause tidak dapat dihindari, namun fase ini bisa lebih cepat dialami pria jika tidak menjaga pola dan gaya hidupnya.

Untuk Anda tahu juga tak jarang pria  yang berusia muda bisa mengalami andropause dini.

Jika menunjukkan gejala andropause dini segera konsultasikan ke dokter dan ubah gaya hidup serta kebiasaan buruk yang dilakukan selama ini.

Meski tidak mengubah kondisi seratus persen, tapi setidaknya cara ini sedikit membantu.

Misalnya, konsultasi ke dokter terkait setidaknya dapat membantu untuk mengidentifikasi dan mengobati masalah andropause yang dialami.

Dokter yang menangani Anda dengan memberikan obat dengan efek samping obat yang diberikan.

Gaya hidup sehat dengan pola konsumsi makanan bergizi perlu diterapkan dalam keseharian untuk mengatas andropause dini.

Kemudian perbanyak aktivitas fisik demi meningkatkan imunitas, menambah energi dan memperkuat massa otot. Kemudian terapkan juga istirahat yang cukup.

Stres yang dialami pria biasanya selalu dipendam. Namun jika sudah dipendam terlalu banyak, stres ini dapat berubah jadi depresi dan membuatnya emosional, lebih agresif serta sulit menahan amarah.

Hati-hati saat konsumsi suplemen herbal. Pasalnya kebanyakan suplemen herbal belum terbukti aman dan efektif. Mungkin saja ada zat berbahaya dan senyawa yang berdampak pada penurunan kadar testosteron.

Tags : slide