close
Nuga Life

Pornografi Itu Racun untuk Bagi Pria

Apakah Anda memiliki “kewajiban” untuk melihat pornografi?

Sudah tentu  tentu itu bukan kewajiban.

Namun begitu ada  di antara mereka yang sangat menikmatinya

Ada  pula yang melihat terlalu dini atau pun terlalu terlambat.

Sebuah riset yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Nebraska mengungkap, perbedaan waktu menemukan pornografi itu ternyata punya akibat berbeda
.
Alyssa Bischmann bersama timnya melakukan survei pada ratusan mahasiswa pria heteroseksual.

Ia menemukan, rata-rata pria mulai mengenal pornografi pada usia tiga belas tahun.

Dari sekian banyak mahasiswa yang disurvei, usia paling muda mengenal film porno adalah lima tahun sementara yang tertua dua puluh enam tahun.

Bischmann dan timnya menemukan bahwa mereka yang mengenal dan akhirnya maniak pornografi pada usia terlalu dini akan tumbuh menjadi pria yang “sexist”.

Seksisme membuat pria memandang rendah perempuan. Akibatnya, hubungan dengan lawan jenis pun tak berjalan baik.

Pada saat yang sama, pria yang mengenal pornografi terlalu dini cenderung mengalami kegelisahan ketika berhadapan dengan perempuan dalam dunia nyata.

“Pengalaman seksual tidak seperti yang direncanakan atau tidak seperti yang terlihat dalam pornografi,” ungkap Christina Richardson yang juga terlibat riset.

Sementara itu, mereka yang “terlambat” mengenal pornografi tetapi kemudian maniak biasanya akan menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi perempuan di dunia nyata.

Tapi, Richardson seperti ditulis laman “bbc,” mengatakan, mereka “kemungkinan besar akan menikmati gaya hidup sebagai playboy.”

Riset yang dipresentasikan di pertemuan American Psychological Association minggu ini belum memerhatikan faktor kelas ekonomi, frekuensi menikmati pornografi, dan faktor demografi lain.

Meski demikian, riset ini bisa memberi gambaran tentang dampak pornografi yang ternyata lebih banyak buruknya.

Terapis seks Peter Saddington mengatakan, “pornografi bisa dan memang punya dampak pada perilaku pria dalam seks.”

Selain bisa menyebabkan pria menjadi “sexist”, pornografi bisa membuat individu kurang punya keahlian dalam seks yang sebenarnya.

Richardson mengatakan, “pornografi bukan sesuatu yang sehat.” Ia mengatakan, dunia butuh role model yang lebih sehat tentang maskulinitas.

“Pornografi membuat remaja ingin terlihat seksi, tidak bisa menahan keinginan untuk berhubungan intim, ketidakpuasan rumah tangga bahkan perselingkuhan. Pornografi juga membuat kecanduan hingga mereka mencari kepuasan.”

Meski begitu, legalisasi ini tidak memblokir situs porno, atau menghukum mereka yang menontonnya.

Tapi pemerintah hanya ingin warga tahu kalau pornografi sangat berbahaya bagi lingkungan.

Bahaya dari pornografi tidak hanya sekadar benar ataupun salah. Pornografi secara kesehatan maupun mental memiliki efek negatif yang mematikan bagi orang yang menikmatinya.

Seringkali orang tidak mengetahui racun mematikan dari pornografi sehingga menganggap enteng hal tersebut.