close
Nuga Life

Pertengkaran Menurunkan Libido Seks?

Benarkah pertengkaran dan perselisihan pendapat di antara pasangan akan menyebabkan menurunnya “libido?”
Para peneliti memiliki pendapat yang berbeda tentang hal ini.

Ada yang mengiyakan, dan ada pula yang menidakkan.

Pendapat yang mengiyakan, menyatakan, pertengkaran dan perselisihan pendapat bisa menjadi akar penyebab penurunan kepuasan seks.

Hal ini terlihat pada kepuasan yang menurun setiap terjadi peningkatan perselisihan.

Bahayanya, pasangan cenderung berhenti belajar mengenali kebutuhan satu sama lain setelah hubungan berusia satu tahun.

“Kami tidak menemukan anak berperan besar pada kepuasan seks pasangan suami istri. Riset juga membuktikan, bahwa frekuensi seks amat dipengaruhi keberadaan dan usia anak-anak,” kata peneliti Claudia Schmiedeberg.

Walau pun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang berdampak negatif, namun rupanya ada sensasi dahsyat yang bisa ditimbulkan dari pertengkaran itu sendiri, khususnya terhadap gairah seksual.

Diane Andoscia Urso, seorang therapist pernikahan asal New York mengatakan bahwa tak selamanya pertengkaran berdampak negatif bagi sebuah hubungan.

Pertengkaran pun ternyata dapat membawa hubungan ke arah yang lebih baik.

Bahkan kedua pasangan dapat menikmati orgasme yang memuaskan jika mereka langsung bercinta usai pertengkaran terjadi.

“Segala hal yang menyebabkan pertengkaran biasanya tidak dapat diselesaikan dengan memuaskan. tapi dengan seks yang hebat, semua bisa terselesaikan,” tutur Diane.

Menurut Diane serta beberapa pakar seks lainnya pun menganggap bahwa hubungan seks yang dilakukan setelah pertengkaran dapat memberikan kepuasan seks yang dahsyat.

Dikutip dari Dunia Fitnes dan beberapa sumber lainnya, berikut alasan mengapa seks terasa menjadi super dahsyat ketika usai bertengkar.

Tidak selamanya pertengkaran itu berdampak negatif bagi sebuah hubungan.

Setidaknya itulah yang disampaikan Diane Andoscia Urso, seorang therapist pernikahan asal New York.

Ia menyebutkkan bahwa pertengkaran ternyata dapat membawa hubungan ke arah yang lebih baik.

Bahkan kedua pasangan dapat menikmati orgasme yang memuaskan jika mereka langsung bercinta usai pertengkaran terjadi.

“Segala hal yang menyebabkan pertengkaran biasanya tidak dapat diselesaikan dengan memuaskan. tapi dengan seks yang hebat, semua bisa terselesaikan,” tutur Diane.

Mengapa para pakar menganggap bahwa hubungan seks yang dilakukan setelah pertengkaran dapat memberikan kepuasan seks yang dahsyat?

Bercinta setelah pertengkaran dapat memberikan sensasi seks yang hebat.

Saat pertengkaran terjadi, masing-masing pasangan akan merasa berjauhan sebagai dampak dari pembelaan diri masing-masing. nah, saat kondisi mulai mereda dan kedua pasangan berhubungan seks.

Maka mereka akan merasa jatuh cinta lagi, dan merasakan gairah yang sangat hebat seperti baru pertama kali bercinta.

Setiap pasangan pada umumnya akan mengalami titik jenuh dalam berhubungan seks, sehingga dapat menurunkan agresifitas dan gairah seksual.

Seks setelah bertengkar bisa menjadi jalan untuk kembali menunjukkan agresifitas Anda.

“Ini kesempatan yang baik untuk menjadi orang lain yang sebenarnya bukan Anda di kehidupan seks pada umumnya,” ujar Logan Levkoff, seksolog asal New York.

Saat bertengkar, tubuh manusia akan memproduksi adrenaline, begitu pula saat berhubungan seks. Joshue Estrin, seorang psikoterapis menyatakan, “Pertengkaran dapat melepaskan senyawa di otak yang menyebabkan seseorang merasa ‘high’.

Bercinta pun menghasilkan senyawa yang sama, sehingga bila kedua kondisi ini disatukan dalam hubungan seks, bisa menghasilkan orgasme yang sangat dahsyat.”

Pertengkaran itu ibarat perlombaan. masing-masing akan berusaha mempertahankan argumennya. ada sedikit kompetisi dalam sebuah pertengkaran.

Jika kompetisi tersebut disatukan dalam bentuk hubungan fisik (seks), maka gairah masing-masing pasangan akan mencapai puncaknya. dan mereka akan berlomba-lomba menjadi yang terbaik untuk ‘melayani’ pasangannya.

Tingkat kepuasan seksual pada pasangan dapat menurun setelah hubungan berjalan satu tahun. Begitu penemuan sebuah studi dari Jerman.

Peneliti dari Ludwig Maximillian University, Munich mencari tahu berapa lama pasangan merasa puas secara seksual dalam sebuah relasi.

Mereka memakai data the German Family Panel Data Study yang berkomitmen dalam sebuah hubungan percintaan
Peserta penelitian itu diminta untuk melaporkan seberapa bahagia mereka dengan kehidupan seks mereka.

Studi yang diterbitkan di jurnal Archives of Sexual Behavior itu menemukan kepuasan seks meningkat dalam satu tahun berjalannya sebuah hubungan. Namun, kepuasan itu menurun setelah satu tahun.

Meskipun hasil penelitian itu tidak mengatakan perkawinan dan hidup bersama memengaruhi kepuasan seks, yang tentu berlawanan dengan penelitian-penelitian sebelumnya.