close
Nuga Life

Perbedaan Tipis Antara Cinta dengan Nafsu

Cinta dan nafsu sering kali terlihat beda tipis.

Banyak orang kerap kebingungan saat mengambil keputusan menjalin hubungan lantaran sulit membedakan antara cinta dan nafsu belaka.

Orang sering bertanya-tanya: benarkah rasa yang timbul itu merupakan cinta atau hanya dorongan hawa nafsu sesaat saja?

Anda tentunya tak ingin memilih keputusan yang salah dan terjebak dalam nafsu sesaat. Namun, kini tak perlu khawatir, karena cinta dan nafsu memiliki perbedaan yang jelas.

Menurut Terri Orbuch, seorang profesor sosiologi yang sudah mempelajari ratusan pasangan, ada empat perbedaan utama yang membedakan antara benar-benar jatuh cinta atau nafsu belaka.

Orbuch mengungkapkan empat cara itu dalam TED Talk di Oakland University, Michigan, Amerika Serikat.

Orbuch menyebut, tanda pertama yang dapat membedakan cinta dan nafsu adalah hubungan atau koneksi yang terjalin antara Anda, dia, dan orang-orang di sekitar Anda dan dia.

Pada nafsu, Anda cenderung hanya ingin menjalin hubungan dengan orang tersebut. Sedangkan, jika itu benar cinta, Anda juga ingin berhubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya. Anda juga ingin orang-orang di sekitar Anda mencintainya.

Tanda kedua yang dapat membedakan antara cinta dan nafsu dapat terlihat dari pilihan kata yang sering digunakan.

Penulis buku Finding Love Again: 6 Simple Steps To a New and Happy Relationship ini menyatakan, jika masih menggunakan kata ‘saya’, hubungan itu cenderung didorong oleh hawa nafsu.

Sedangkan, jika menggunakan ‘kita’, hubungan itu didasari oleh cinta karena berarti sudah menganggap diri mereka sebagai satu pasangan.

Menurut Orbuch, pada hubungan berlandaskan cinta, orang akan mengungkapkan semua hal tentang dirinya lebih dalam. Sebaliknya, pada nafsu, orang hanya akan bercerita hal-hal dasar atau sekadarnya saja pada orang lain.

Tanda terakhir yang dapat membedakan cinta dan nafsu adalah pengaruh yang ditimbulkan dari orang tersebut. Pada cinta, orang itu akan memiliki pengaruh yang besar dan sangat berarti pada kehidupan Anda.

Jika hanya nafsu, orang tersebut tidak akan berdampak besar pada kehidupan atau keputusan yang diambi

Cinta selalu ada-ada saja. Ia begitu lihai membuat seseorang tersenyum tanpa alasan. Ia juga kerap membikin seseorang ingin menyapa pagi dengan cara yang brutal.

Cinta tak cuma memberikan rasa bahagia, tapi juga membuat seseorang jadi gila.

Psychology Today menyebut bahwa saat jatuh cinta, seseorang kerap kehilangan “kontak” dengan kenyataan. Mereka sulit membedakan antara fakta dan fiksi. Mereka menciptakan cerita di kepala mereka dan meyakini bahwa itu benar.

Terkadang, cinta juga dipenuhi rasa takut dan cemas. Meski tidak nyata, namun seseorang yang sedang jatuh cinta akan menanggapinya seolah-olah hal itu adalah fakta.

Faktanya, cinta memang mampu mengubah kepribadian seseorang secara signifikan, baik ataupun buruk. Berikut beberapa perubahan kepribadian yang dilakukan cinta pada diri Anda, mengutip psychcentral.

Bagaimana mungkin seseorang bisa merasa bahagia dan cemas dalam waktu yang bersamaan? Namun, faktanya ketika seseorang jatuh cinta, semua perasaan sangat mungkin bermunculan.

Sebuah penelitian pada empat tahun lalu lalu menyebutkan bahwa seseorang dapat merasa bahagia dan disusul oleh rasa cemas saat mereka sedang jatuh cinta.

Tak peduli apakah seseorang yang dicinta berada jauh di negeri seberang, Anda akan tetap mengejarnya. Kecanduan yang dirasa saat seseorang jatuh cinta membuat mereka lebih terdorong untuk berani mengambil risiko, apapun itu.

Cinta dapat membuat seseorang menjadi protektif. Hal ini biasanya terjadi pada pria. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Physiology and Behaviour Journal menyebutkan bahwa level testosteron pria punya peranan besar dalam hal ini.

Studi menemukan bahwa semakin tinggi level testosteron, pria semakin merasa sedang berkompetisi dengan pria lain yang ada di sekeliling wanita kesayangannya.

Jika pikiran seseorang terus berloncatan dari satu hal ke hal lainnya dan membuat fokus perlahan menghilang, maka bisa jadi itu karena cinta.

Sebuah penelitian yang dilakukan Maryland University menyebutkan bahwa perasaan cinta dapat mengganggu kemampuan otak seseorang terhadap tugas yang seharusnya diselesaikan.

Faktanya, cinta membantu seseorang lebih mampu mengatasi hidup dengan lebih percaya diri dan menghilangkan pikiran-pikiran pesimis yang biasanya berseliweran.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality menyatakan bahwa cinta memiliki efek jangka panjang pada kepribadian seseorang. Penelitian menemukan bahwa pikiran negatif dapat musnah ketika seseorang jatuh cinta.

Sebagai catatan, penelitian itu dilakukan terhadap pasien penderita gangguan psikis seperti depresi dan gangguan cemas.

Dalam penelitian tersebut, dengan jatuh cinta, emosi penderita gangguan psikis ditemukan lebih stabil daripada biasanya.