close
Nuga Life

Peluklah Istri Anda Sehabis Bercinta

Pernahkah Anda memeluk istri sehabis bercinta?

Nah, kalau nggak pernah lakukanlah mulai sekarang.

Sebab, dengan memeluk sang istri sehabis bercinta  ampuh membuat pernikahan lebih hangat dan langgeng.

Menurut studi Sex Information and Education Council, wanita menganggap berpelukan setelah bercinta sama pentingnya dengan sesi pemanasan.

Namun, studi mengungkapan bahwa kebanyakan pria kurang perhatian dengan kebutuhan wanita tersebut.

Pasalnya, mayoritas responden pria mengaku, memilih tidur, makan, merokok, atau minum kopi setelah bercinta dengan istri.

Pilihan itu membuat banyak wanita jengkel sehingga mereka pun jadi malas memenuhi ajakan suami untuk bercinta.

Menurut seorang fertility expert, Jani White, berpelukan usai bercinta meningkatkan intimasi antara suami dan istri.

Pelukan adalah pertanda dari hubungan yang kuat dan saling mendukung dalam keseharian.

“Jika Anda tidak menghiraukan keinginan istri untuk berpelukan, dia akan kecewa. Kondisi itu tidak baik,” jelas White seperti dikutip Daily Mail.

Selain itu, White mengingatkan bahwa seks tidak membuat hubungan suami istri selalu harmonis, tetapi aktivitas lanjutan, yakni saling berpelukan di atas ranjang

Zaman sekarang,  tidak semua wanita “tenggelam” dalam dahaga materi yang membuat mereka mendulukan harta ketimbang cinta.

Sebab, menurut survei yang dihelat oleh situs SheKnows, sebanyak 2500 responden wanita mengemukakan apa yang mereka butuhkan dari pasangan masing-masing.

Ternyata, wanita modern masih mendambakan ritual kencan klasik seperti bunga dan makan malam. Selain itu, kebanyakan dari mereka juga menginginkan pasangan pria yang piawai dalam menyetir gairah seksual agar selalu meletup-letup sepanjang malam.

Bicara soal tipe pria idaman, sebanyak sembilan puluh persen responden menginginkan pria yang berkepribadian baik dibandingkan tubuh seksi dan kekar.

Kemudian, mereka juga suka ingin pria sering mengucapkan “I love you” atau “Aku cinta kamu” lebih sering.

Lalu, survei juga memaparkan bahwa persen wanita bersedia putus cinta dengan pasangan, apabila pasangannya kelebihan berat badan.

Sebab, menurut enam puluh persen responden, menjaga penampilan agar sedap dipandang itu sangat penting pada sebuah hubungan.

Menariknya, sebanyak tujuh puluh tiga  persen mengaku bahwa jumlah gaji dan penghasilan pria tidaklah penting dalam hubungan.

Kemudian, survei juga mengungkapkan harapan wanita mengenai aktivitas seksual.

Sebanyak tiga puluh persen mengatakan bahwa mereka suka dengan aktivitas seksual yang liar dan sarat fantasi.

Mereka tidak masalah dengan posisi seks akrobatik, alat permainan seks, dan gaun tidur yang menggoda.

Posisi seks paling populer, menurut hasil survei, adalah misionaris dan doggy style.

Mayoritas responden membeberkan bahwa permainan seks yang tidak biasa, sangat penting untuk dilakukan sesekali, demi menjaga percikan gairah dan cinta yang terus membara.

Studi menyimpulkan bahwa waktu bercinta terbaik adalah jam tiga sore. Ya, ketika Anda dan suami sedang bekerja atau beraktivitas.

Studi mengungkapkan bahwa pada saat jam tiga sore, harmonisasi seksual pria dan wanita berada dalam level sangat ideal.

Hormone kortisol wanita pada jam tiga sore berada pada level paling puncak, sehingga kondisi energi dalam tubuh maksimal.

Pada jam tersebut, level oestrogen dalam tubuh pria sedang meningkat, menyebabkan mereka lebih sensitif dan emosional selama waktu berhubungan seksual.

Alisa Vitti, Pakar Hormon, mengatakan bahwa jam tiga sore merupakan waktu prima untuk bercinta karena hormon terbaik yang diperlukan pria dan wanita dalam berhubungan seksual, berada dalam tahap puncak.

Alhasil, Anda dan suami akan menikmati klimaks bercinta yang sempurna.

Vitti yang juga menulis buku WomanCode, menambahkan bahwa ketika tidur malam, pria memproduksi testosterone, hormon kunci dalam gairah seksual dan performa bercinta.

Nah, level produksi testosterone terus aktif menjelang sore, terutama di jam tiga.

“Tubuh pria di jam tiga sore merespon insitiatif seks dengan baik dan positif mempengaruhi performa seks,” jelas Vitti.

Respon emosional yang lebih peka, kata Vitti, membuat pria perhatian dengan kebutuhan istri secara seksual.

Alhasil, momen intimasi pun menguntungkan untuk kedua belah pihak, pria dan wanita.

Teori ini tentu sulit diaplikasikan pada pasangan suami istri yang bekerja. Oleh karena itu, Anda bisa membuktikannya ketika akhir pekan di rumah.