close
Nuga Life

Orgasme Itu Berubah Kala Usia Tambah

Anda tahu orgasme itu ternyata berubah kualitasnya seiring dengan pertambahan usia.

Misalnya, ketika seorang pria memasuki tahap kehidupan menikah dan memiliki anak, orgasme mereka tak lagi terasa sepanas seperti di masa bulan madu.

Saat Anda masih hidup berdua, sebagai contoh, kala berhubungan seks Anda bisa seratus persen fokus pada pasangan.

Namun menjaga fokus yang sama saat berusia pertengahan akan lebih sulit, terlebih saat ada begitu banyak pengalih perhatian, seperti pekerjaan, keuangan, dan juga anak.

Otak kita berperan penting dalam tercapainya orgasme. Untuk mencapai klimaks, ada beberapa bagian otak yang aktif.

“Hal itu akan lebih sulit dicapai jika pikiran kita melayang ke mana-mana,” kata Darius Paduch, kandidat profesor bidang urologi dan reproduksi dari Weill Cornell Medicine.

Ia menjelaskan, persepsi kita terhadap orgasme dan kualitas orgasme juga dipengaruhi oleh lingkungan.

Karena itu untuk meningkatkan kembali fokus pada sensasi bercinta, jangan segan untuk memberi sentuhan dan terbuka pada sentuhan dari pasangan.

Melakukan pijatan adalah cara paling efektif untuk rileks dan juga mengalihkan fokus kita dari hal-hal harian yang sering menjadi beban pikiran.

Saat kita pertama kali menjalin hubungan dengan pasangan, rasanya sulit untuk berjauhan dengannya.
Bergandengan tangan, memeluk, atau mencium, sangat sering kita lakukan.

Seiring dengan bertambahnya usia pernikahan, sentuhan-sentuhan kecil yang mengekspresikan rasa cinta sudah semakin langka. Padahal, kondisi itu ikut berpengaruh pada kualitas orgasme.

Dalam penelitian, pasangan yang jarang bersentuhan memiliki kemungkinan sulit mencapai orgasme dibanding dengan pasangan yang sering berpelukan, berpegangan tangan, atau berciuman.

Sentuhan akan meningkatkan sensasi keintiman dan mengurangi rasa terasing.

Hormon testosteron berperan penting dalam sensasi orgasme. Sayangnya, seiring bertambah umur kadar hormon ini terus berkurang.

Penurunan testosteron juga mengurangi libido, mengurangi kekerasan ereksi di pagi hari, dan beresiko sulit ereksi.

Kadar testosteron yang rendah juga menurunkan volume semen.

Memiliki berat badan berlebih menjadi salah satu penghalang tercapainya orgasme berkualitas.
“Pria yang obesitas mengubah testosteron mereka menjadi estradiol,” kata Paduch.

Penelitian menunjukkan, kelebihan estradiol dapat menghalangi ereksi. Kemungkinan ini terjadi karena terganggunya rileksasi otot halus di bagian penis.

Masalah pada orgasme juga bisa mencerminkan gangguan kesehatan secara umum.

Misalnya saja adanya diabetes yang tidak terkontrol sehingga saraf menjadi rusak dan tidak mampu merasakan sensasi penetrasi.

The Spanish Heart Foundation menyoroti pentingnya orgasme dalam kehidupan seksual sebagai pelindung dari penyakit kardiovaskular.

Jadi, orgasme baik untuk kesehatan jantung kita.

Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa aktivitas seksual terkait dengan pencegahan penyakit, pengurangan stres, dan manajemen berat badan karena selama tingkat immunoglobulin hubungan seksual meningkat, melindungi terhadap infeksi dan mendongkrak ketahanan yang lebih besar untuk patologi.

“Selain manfaat kesehatan secara umum, juga telah ditemukan bahwa hubungan seksual secara teratur membantu mengurangi kemungkinan serangan jantung,” kata Dr. Ignacio Fernández-Lozano

Ini ditunjukkan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Cardiology, yang menemukan bahwa pria yang berhubungan seks dua kali seminggu naik lima puluhpersen lebih kecil kemungkinannya menderita serangan jantung, dibandingkan dengan mereka yang melakukan hubungan seks sebulan sekali.

Para ahli menunjukkan bahwa selama orgasme beberapa hormon seperti adrenalin, endorfin, dan oksitosin, pada wanita, bertindak sebagai vasodilator dalam tubuh yang memungkinkan sirkulasi darah lebih baik dan mencegah pembentukan bekuan darah.

Sirkulasi meningkat bersamaan dengan rasa bahagia yang disebabkan oleh pengeluaran hormon tersebut, dan membantu menjaga kesehatan jantung yang lebih baik.

Sebaliknya, kurangnya orgasme dapat meningkatkan risiko kardiovaskular.

Penelitian ini dibuat di Inggris dengan seratus responden wanita dan menemukan bahwa enam puluh lima persen dari mereka tidak mampu mendapatkan kesenangan, dibandingkan dengan dua puluh lima dari mereka pada kelompok kontrol tidak memiliki masalah kardiovaskular.

Penyakit jantung juga dapat dicegah dengan mengikuti gaya hidup sehat, yaitu menjaga diet seimbang, kaya buah-buahan dan sayuran, dan rendah lemak jenuh, menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok, dan meningkatkan aktivitas fisik secara teratur.

Bagi mereka yang telah memiliki masalah dengan kardiovaskular, penting untuk diingat bahwa mempertahankan kehidupan seks yang normal selama dokter belum menyarankan sebaliknya, tetapi juga perlu mengecek secara periodik dan meminum obat yang tepat.

Tapi yang penting adalah bagi pasien yang memiliki masalah dengan jantung sebaiknya tanyakan kepada dokternya mengenai aktivitas seksual mereka.