close
Nuga Life

Mengenali Gejala Depresi Yang Dialami Pria

Anda seorang pria?

Sering mengalami kekalutan?

Ya, mungkin Anda sedang mengalami depresi.

Dan tak banyak lelaki yang bisa mengenal dirinya terkena depresi.

Padahal, salah satu gejala depresi pada pria adalah ketika kondisinya  mudah tersinggung, mudah marah, agresif, dan bahkan sering minum alkohol dalam jumlah banyak.

Sayangnya, para pria jarang mengenali tanda-tanda depresinya.

Mereka bahkan banyak yang menutupi-nutupi tanda-tanda dan permasalahan depresi yang dialami. Kira-kira apa penyebab terjadinya depresi pada pria?

Adakah hal yang bisa dilakukan untuak mengatasi depresi pria ?

Kondisi depresi dapat memengaruhi pria dan wanita secara berbeda. Ketika depresi terjadi pada pria, hal itu mungkin akan ditutupi oleh perilaku yang tidak sehat.

Sering kali, depresi yang dialami pria tidak terdiagnosis dan akhirnya dapat menimbulkan dampak buruk jika tidak diobati.

Tetapi, depresi pada pria biasanya bisa sembuh membaik seiring dengan pengobatan yang dilakukan.

Ini Dia  gejala dan tanda perilaku pria depresi

Muda merasa sedih, putus asa atau hampa. Sering merasa sangat lelah dan tidak berenergi untuk beraktivitas atau sulit tidur dan tidak mendapatkan kesenangan dari aktivitas yang biasa dinikmati

Selain itu ada perilaku lain pada pria yang bisa menjadi tanda depresi, namun jarang terdeteksi

Sebut saja sering menghindar atau berdiam diri di suatu tempat, seperti menghabiskan banyak waktu di tempat kerja atau gym

Suka minum-minum alkohol hingga penyalahgunaan obat terlarang dan sering merespon suatu hal dengan kekerasan atau kasar perilakunya Bahkan suka marah-marah tanpa sebab

Selain itu,  sering melakukan suatu yang berisiko, contohnya seperti menyetir ugal-ugalan dengan kecepatan tinggi

Dan untuk Anda tahu, tidak mudah untuk mendeteksi langsung apa yang menyebabkan pria mengalami depresi.

Pasalnya, depresi yang tiap orang berbeda penyebab dan gejalanya. Berikut ini adalah beberapa faktor umum mengapa pria mengalami depresi:

Terkadang, depresi pada pria muncul dari gejala fisik, seperti sakit punggung, sering sakit kepala, masalah tidur, impotensi, atau gangguan pencernaan, yang sulit diatasi dengan pengobatan normal.

Kondisi ini biasanya disertai dengan gejala yang mudah tersinggung, sensitif terhadap kritik, atau bahkan hilangnya selera humor Anda.

Beberapa pria juga bisa menjadi kasar atau dan susah mengendalikan emosinya. Hal ini juga dapat mencakup pada masalah hubungan, pekerjaan, dan kehidupan sosial yang dijalani.

Saat pria mengalami depresi, banyak dari mereka yang sulit atau bahkan malu untuk meminta bantuan dari orang terdekatnya sekalipun.

Pria yang depresi cenderung berbicara tentang gejala fisik mereka, daripada gejala emosional dan psikologis.

Mungkin ini salah satu alasan juga mengapa dokter terkadang tidak bisa mendiagnosis gejala depresi pria.

Depresi  juga sering kali dikaitkan dengan berat badan.

Depresi bisa mengakibatkan peningkatan berat badan, namun depresi juga bisa menurunkan berat badan.

Berdasarkan beberapa literatur sebenarnya hal itu tak bisa dipastikan dapat terjadi, namun beberapa kondisi yang terjadi saat depresi ini mungkin dapat memicu turunnya berat badan Anda

Pada beberapa kasus, terjadinya depresi juga disertai dengan kesulitan tidur saat malam hari. Jika depresi Anda juga seperti itu, mungkin saja Anda dapat menurunkan berat badan dengan depresi.

Suatu penelitian yang dipublikasikan pada American Dietetic Association mengungkapkan bahwa kalori yang akan Anda bakar saat Anda tak bisa tidur pada saat waktunya tidur, lebih besar dibandingkan dengan kalori yang dibakar selama Anda tidur

Kombinasi kalori yang akan Anda bakar saat Anda tidak bisa tidur di malam hari, disertai dengan depresi, tentu mengharuskan pembakaran kalori yang lebih banyak, bukan?

Beberapa pasien depresi biasanya menangani depresinya dengan menggunakan anti-depresi tertentu.

Beberapa anti-depresi mungkin memiliki efek samping yang menyebabkan meningkatnya berat badan, namun ternyata anti-depresi yang mengandung selective serotonin reuptake inhibitor akan memberi efek samping diare kepada konsumennya.

Kondisi diare inilah yang kemudian memperbesar peluang Anda dalam menurunkan berat badan dengan depresi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Maryland Medical Center, timbulnya depresi seringkali dikaitkan dengan timbulnya kondisi bulimia seseorang.

Kondisi ini bisa terjadi karena pada beberapa gejala depresi, seseorang akan cenderung kehilangan selera makannya.

Bulimia sendiri adalah kelainan pola makan seseorang yang ditandai dengan pengeluaran secara paksa makanan yang baru saja dimakan.

Bila kondisi depresi Anda diikuti dengan bulimia, tentu berat badan Anda akan menurun drastis.