close
Nuga Life

Melamun? Itu Bagus dan Pertanda Cerdas

Anda perlu merivisi pendapat negatif tentang melaun.

Dan ternyata mereka yang keranjingan  melamun, menurut sebuah studi terbaru  memiliki kapasitas lebih untuk berpikir dan lebih efisien.

Studi tentang melaum ini  dilakukan secara spesifik  oleh Georgia Institute of Technology, US

Tergungkap bahwa melamun tidak selalu buruk.

Sebaliknya, ini tanda bahwa Anda termasuk orang yang pintar dan kreatif.

“Orang yang memiliki otak produktif memiliki kapasitas lebih banyak untuk menghentikan pengembaraan pikiran mereka,” kata Eric Schumacher, profesor psikologi asosiasi Georgia Tech, yang ikut membuat penelitian tentang otak

Seperti dikutip dari laman Science Daily, Schumacher bersama dengan peneliti yang lain, membuat jurnal yang telah diterbitkan secara online di Science Direct, Agustus lalu

Mereka melakukan penelitian terhadap lebih dari seratus orang.

Peneliti mengukur pola otak dengan cara meminta subyek penelitian untuk berbaring di mesin MRI. Peserta kemudian diinstruksikan untuk fokus pada titik fiksasi stasioner selama lima menit.

Mereka menggunakan data tersebut untuk mengidentifikasi bagian otak mana yang bekerja serentak.

“Daerah otak yang berkorelasi memberi tahu kita tentang area otak mana yang bekerja sama selama keadaan bangun dan istirahat,” kata Christine Godwin penulis utama jurnal tersebut.

Godwin melanjutkan, menariknya, penelitian menunjukkan bahwa pola otak yang dalam kedua kondisi tersebut memiliki kemampuan kognitif yang berbeda.

Tim peneliti kemudian membandingkan data dengan melakukan pengukuran kemampuan intelektual dan kreatif peserta.

Tidak hanya menjalani serangkaian tes fisik, peserta juga diminta untuk mengisi kuisioner terkait seberapa sering mereka melamun.

Ternyata, peserta yang mengaku lebih sering melamun justru mencetak kemampuan intelektual dan kreatif yang lebih tinggi.

Sistem otak yang dimiliki pun lebih produktif dan efisien saat diukur dalam mesin MRI.

“Orang cenderung berpendapat bahwa melamun merupakan sesuatu yang buruk. Saat Anda mencoba fokus, tapi tidak bisa. Namun, data yang kami miliki konsisten dengan gagasan bahwa melamun tidak selalu buruk. Beberapa orang justru memiliki otak yang lebih efisien,” kata Schumacher.

Schumacher menjelaskan, otak dengan daya efisiensi yang lebih tinggi berarti memiliki kapasitas lebih untuk berpikir sehingga lebih mungkin mengembara saat mengerjakan tugas yang mudah.

Salah satu petunjuknya, Anda dapat berada di zona masuk dan keluar dalam sebuah percakapan atau saat mengerjakan tugas. Kemudian secara alami, otak dapat kembali tanpa kehilangan poin penting.

“Temuan kami mengingatkan saya pada seorang profesor. Seorang yang brilian, yang terkadang tidak menyadari lingkungan sekitarnya, atau anak sekolah yang terlalu maju secara intelektual saat di kelas. Jika temannya membutuhkan lima menit untuk mengerti, dia hanya butuh waktu sebentar. Kemudian, dia mulai melamun,” jelas Schumacher panjang.

Godwin dan Schumacher berpikir bahwa temuan mereka ini membuka penelitian lanjutan untuk lebih memahami kapan melamun itu berbahaya dan kapan malah membantu.

“Ada perbedaan individu yang penting untuk dipertimbangkan juga, seperti motivasi seseorang atau niat untuk tetap fokus pada tugas tertentu,” terang Godwin.

Selama ini ada anggapan bahwa melamun itu pertanda depresi dan malas.