close
Nuga Life

Makan Pedas Undang “Panas”nya Ranjang

Makan pedas dan “ranjang.” Apa hubungannya.

Ilmuwan dari Universitas Grenoble, Perancis, melihat adanya korelasi positif antara kenikmatan makanan pedas dan tingkat hormon.

Sebuah studi dengan judul “Some Like It Hot” menemukan bahwa laki-laki yang menikmati makanan pedas rupanya memiliki tingkat testosteron yang lebih tinggi.

Artinya juga, lelaki yang keranjingan makan pedas bisa “ganas” di ranjang.

Testosteron dikaitkan dengan karakteristik khas ‘alpha’ pada laki-laki, seperti sifat agresif, berani, juga dorongan seks yang tinggi.

Laurent Begue, salah satu penulis penelitian dalam jurnal Physiology and Behaviour yang baru akan diterbitkan awal tahun depan itu mengatakan, hasil observasi sejalan dengan banyak penelitian yang menunjukkan hubungan testosteron dan keuangan, serta seksual dan perilaku pengambilan risiko.

Zat kimiawi yang terkandung pada cabai menciptakan panas yang disebut sebagai capcaisin. Capcaisin terikat dengan reseptor rasa untuk menghasilkan sensasi terbakar yang khas.

Setelah mengonsumsi makanan pedas yang mengandung capcaisin, perubahan fisiologis akan terjadi di dalam tubuh, seperti meningkatnya denyut jantung dan keringat, pada fase tersebut juga terjadi pelepasan endorfin dan adrenalin.

Itu alasan kenapa keringat tak terkendali keluar saat menyantap makanan yang sangat pedas. Beberapa penelitian menunjukkan, capcaisin dapat memicu pelepasan hormon yang menyebabkan kebahagiaan.

Penelitian dilakukan terhadap seratusan laki-laki berusia antara remaja dan matang. Para lelaki itu diminta menunjukkan preferensi mereka terhadap makanan pedas. Hidangan kentang tumbuk telah disiapkan.

Mereka diminta menambahkan saus cabai dan garam sebelum mengevaluasi pedasnya makanan.

Ketika sampel air liur diambil, laki-laki yang secara sukarela dan spontan mengonsumsi saus cabai lebih banyak, memiliki kadar testosteron lebih tinggi. Namun, diketahui bahwa tidak ada hubungan antara hormon dan jumlah garam yang mereka konsumsi.

Penelitian serupa sebelumnya juga pernah dilakukan pada tikus. Begue menjelaskan, tikus yang teratur mengonsumsi makanan pedas menyumbang testosteron lebih tinggi. Meski demikian, hasil studi itu belum berlaku pada manusia.

Memang ada banyak manfaat yang terkandung dalam makanan pedas, terutama cabai seperti menambah nafsu makan, sebagai sumber vitamin C, mengendalikan pencemaran mikroba, mencegah kanker dan sebagainya.

Terlalu banyak makan pedas juga bisa mendatangkan efek buruk bagi kesehatan.

Efek buruk itu, misalnya, munculnya gejala gastritis. Gastirtis adalah inflamasi atau peradangan yang terjadi pada lambung.

Biasanya gastritis atau yang biasa disebut dengan maag ini disebabkan karena bakteri tetapi terlalu banyak makan cabai juga bisa menjadi salah satu penyebabnya karena makanan pedas dipercaya dapat menurunkan kemampuan lapisan pelindung lambung. Lapisan ini berfungsi melindungi lambung dari asam lambung.

Efek lainnya, refluks asam lambung.

Salah satu yang tidak dibolehkan pada orang yang memiliki penyakit refluks asam lambung adalah mengkonsumsi makanan yang pedas-pedas.

Refluks asam lambung kronis dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti kanker esophagus, pneumonia dan gigi rusak karena asam lambung.

Bahkan bisa mendatang insomnia Kebanyakan kita tidak tahu bahwa selain kafein ternyata makanan pedas juga bisa menimbulkan kesulitan tidur.

Ini terjadi karena setelah memakan makanan pedas maka suhu tubuh akan naik itu sebabnya kita berkeringat setelah memakannya sementara tubuh perlu melambatkan metabolisme sebelum tidur. Supaya lebih mudah tidur, hindari makanan pedas mendekati jam tidur.

Makanan pedas juga menurunnya kepekaan lidah

Semakin lama orang terbiasa mengkonsumsi makanan yang pedas maka kepekaan lidahnya menurun. Bagi orang lain satu sendok sambal sudah sangat pedas tetapi bagi orang yang terbiasa maka hanya sedikit merasakan pedas. Ini tidak hanya berlaku pada rasa pedas saja tetapi juga berpengaruh terhadap pengecapan rasa lainnya seperti manis, asin, asam dan pahit.

Menurunnya indera pengecapan ini tidak jauh berbeda pada berkurangnya pendengaran orang berada dilingkungan bising, keduanya mempunyai akibat yang permanen.

Makanan pedas juga menimbul sakit perut dan diare. Ini akibat iritasi pada organ pencernaan karena makanan pedas. Meskipun sifatnya akut dan tidak persisten tetapi ini merupakan suatu tanda bahwa kita sudah kelebihan makanan pedas.