close
Nuga Life

Lelaki Rajin Nonton Porno Tipikal Selingkuh

Asik main smartphone? Lagian nonton video porno? Nah, ini pantas dicurigai. Soalnya, menurut hasil sebuah penelitian terbaru, pria yang asik bermain smartphone dan membuka akses video porno pantas dicurigai sebagai lelaki yang suka selingkuh.

Penyebabnya? Rangsangan yang timbul dari membuka konten akan berdampak buruk pada kejiwaan lelaki berupa keinginan untuk mencari perempuan idaman lain.

Menang sih, membuka video porno di smartphone tidak selamanya buruk. Video porno sebenarnya bisa berdampak positif juga terhadap kesehatan seks pasangan suami istri, serta dapat memberikan ide baru agar momen bercinta tidak membosankan.

Tapi ingat, terlalu berlebihan dan menjadi sebuah kebiasaan, nonton film h porno bisa meningkatkan potensi pria untuk selingkuh. Selain itu didapati juga bahwa pria yang tidak setia, tiga kali lebih sering menonton pornografi ketimbang pria setia.

Menurut A Marlea Gwinn, penulis penelitian dari University of Central Florida, pornografi bisa memicu pria untuk melakukan hubungan seks dengan wanita selain kekasihnya, meskipun tidak ada keterikatan emosional.

Melihat konten porno juga membuat pria berpikir bahwa ada banyak ‘pilihan wanita yang lebih menarik’ di luar sana selain pasangannya.

Gambar-gambar erotis juga memicu insting pria untuk bereproduksi, tapi dengan lebih dari satu pasangan dan rasa cinta maupun hubungan asmara tidak terlibat di sini. Seksolog dan psikiater Dr Dhananjay Gambhire mengatakan bahwa menonton film porno mungkin saja meningkatkan keinginan pria untuk lebih nekat dan berselingkuh.

“Saya sudah melakukan observasi dan menemukan bahwa menonton film porno lebih umum dilakukan pria yang berselingkuh atau datang ke tempat prostitusi,” ujar Dr Dhananjay, seperti dikutip dari Times of India.

Pendapat Dr Dhananjay diamini Dr Milan Balakrishnan yang juga seorang psikiater. Menurutnya, melihat pornografi memang bisa meningkatkan risiko pria berselingkuh. Tapi ia menegaskan itu bukan faktor tunggal. Artinya, pria selingkuh bukan semata-mata karena hanya menonton film porno. Tapi juga dipicu hal lain.

“Pria yang impulsif dan mengambil keputusan tanpa pemikiran yang matang dan memperhitungkan konsekuensi lebih mudah berselingkuh. Mereka juga cenderung mengambil tindakan kekerasan dan terlibat dalam perilaku yang berisiko. Jadi, menonton pornografi mungkin hanya jadi pemicu, tapi bukan penyebab langsung pria selingkuh,” jelasnya

Dalam kebanyakan kasus, selingkuh memang tidak menjadi konsekuensi tunggal dari menonton film porno. Tapi lebih kepada kecenderungan umum dimana keinginan untuk selingkuh mungkin berkaitan erat dengan kebutuhan pria akan tontonan pornografi. Sebagai contoh, pria yang mudah terangsang hanya dengan stimulasi seks ringan umumnya lebih tertarik menonton film porno.

“Kita tidak harus menghindari pornografi, karena bagaimanapun juga itu bisa digunakan sebagai cara yang efektif dan aman untuk meningkatkan libido bagi pasangan yang sudah lama menikah atau jarang berhubungan seks,” kata Dr Milan.

Untuk mencegah perselingkuhan karena pornografi, ia menyarankan untuk menontonnya bersama pasangan. Sekali lagi, menonton film porno aman apabila dibatasi dan tidak membuat Anda mau pasangan merasa bersalah.

Tidak hanya buka video porno, sebuah studi terbaru yang dirilis sebuah situs perjodohan mengingatkan, kekasih yang terlalu asyik bermain smartphone jadi salah satu alasan utama orang berselingkuh.

Survei yang diadakan situs perjodohan Victoria Milan mengungkapkan, kebiasaan tidak mengindahkan seseorang yang ada di sampingnya karena terlalu fokus mengutak-atik smartphone, atau sering disebut ‘phubbing’,. bisaberdampak negatif bagi hubungan asmara.

Survei Victoria Milan meenemukan mereka yang berselingkuh karena kekasihnya mengabaikan mereka demi smartphone ternyata cukup tinggi. “Seperti hal lain yang meningkatkan hidup kita, pengaruh teknologi seperti pedang bermata dua,” ujar Sigurd Vedal, CEO Victoria Milan, seperti dikutip dari “Daily Mail.”

Ia menambahkan bahwa penggunaan teknologi modern telah memicu timbulnya semacam perilaku anti sosial.

Lebih memilih sendirian di ruangan daripada berkumpul dengan teman, atau langsung mencari koneksi wi-fi maupun tempat mengisi ulang baterai begitu tiba di suatu tempat tanpa menyapa orang yang ditemuinya terlebih dahulu akan membuat kita terlihat seperti orang yang enggan mengenal orang lain.

“Pada akhirnya kita akan merasa jadi orang yang tak utuh. Hubungan yang nyata harus tetap kita temukan,” kata Sigurd.