close
Nuga Life

Kompromi Lelaki Terhadap Karir Sang Istri

Laman situs “foxnews,”  Kamis, 06 September, menulis tentang kompromistis lelaki sekarang terhadap pendidikan istrinya yang lebih tinggi.

“Ternyata tak sedikit pria yang memilih wanita berpendidikan tinggi untuk dinikahinya,” tulis “foxnews.”

Yang menarik, menurut studi terbaru dari Universitas Kansas, banyak juga wanita yang tak keberatan menikah dengan pria yang tingkat pendidikannya lebih rendah dari dirinya.

“Jumlah wanita berpendidikan tinggi meningkat dalam beberapa dekade terakhir, kemungkinan menikahi pasangan berpendidikan lebih tinggi meningkat pada pria, sedang pada wanita justru tak sedikit yang memiliki suami yang pendidikannya lebih rendah,” tulis laporan tersebut.

Untuk mendapatkan kesimpulan ini, para peneliti menganalisa perubahan spesifik gender terkait finansial, kemudian pendidikan di kalangan orang berusia tiga puluh lima hingga empat puluh empat tahun.

Penelitian ini menggunakan data sensus Amerika Serikat dan American Community Survey selama tiga tahun.

Studi tersebut menemukan bahwa penghasilan perempuan tumbuh lebih cepat daripada pendapatan pria, dan bahwa wanita menjadi lebih berpendidikan daripada laki-laki.

Ini menunjukkan fakta gabungan bahwa tingkat pendidikan suami kini lebih rendah daripada istri mereka dibanding sebelumnya, dan penghasilan pria mengalami stagnasi, kontribusi suami terhadap pendapatan keluarga juga telah menurun.

Di sisi lain, kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga meningkat secara signifikan. “Ini bisa menjelaskan mengapa nampaknya pria tidak banyak mengeluh tentang hal ini,” kata penulis utama ChangHwan Kim, yang juga professor sosiologi.

Menurut temuan tersebut, pernikahan menjadi lebih setara.

“Jika Anda melihat dinamika gender atau dari sudut pandang kesetaraan pernikahan, itu adalah pertanda yang sangat bagus,” kata Kim.

Bagaimana dengan di Indonesia? Riset yang dilakukan perusahaan layanan perjodohan, Lunch Actually pada tahun lalu mengungkap ada perbedaan kriteria wanita dan pria Indonesia dalam memilih pasangan.

Menurut CEO Lunch Actually Violet Lim, faktor menarik yang dilihat oleh pria di Jakarta dari seorang wanita adalah wajah yang cantik, bentuk tubuh yang menarik, dan baik hati.

“Sementara itu, wanita akan mencari pria dengan tiga karakter dasar, yaitu pendapatan yang baik, percaya diri, dan memiliki selera humor yang bagus,” katanya.

Lantas bagaimana kalau karir istri jauh lebih menanjak dibanding suami.

Jawabannya,  masih banyak suami yang merasa berat menerima kondisi karier istri yang lebih sukses.

Itu memang jadi tantangan untuk pria saat ini. Bukan hanya pendidikan istri lebih tinggi, karier dan penghasilan juga bisa lebih tinggi.

Kesuksesan istri seharusnya tidak menjadi masalah dalam perkawinan selama komunikasi dapat terjalin dengan baik.

Istri harus mau mengajak suami bicara, tanyakan apakah ada keberatan jika istri bekerja, lalu dicari jalan keluarnya.

Bila kondisi finansial keluarga memang mengharuskan istri membantu mencari nafkah, disarankan  untuk memberi kompensasi. Misalnya, saat akhir pekan hanya fokus pada keluarga dan mengurus anak-anak.

Biar balance, suami juga perlu bersikap terbuka bahwa sekarang ini memang eranya wanita untuk bekerja. Bukan berarti laki-laki jadi merasa tertindas.

Demi menjaga ego suami, istri juga sebaiknya menghargai peran suami sebagai pemimpin keluarga.

Jangan rendahkan penghasilan suami. Tetap menghormati pekerjaan suami dan berterima kasih karena sudah mengijinkan untuk bekerja. Bagaimana pun ego suami tetap perlu didukung.

Komunikasi yang baik antara suami dan istri akan membantu untuk menghadapi komentar keluarga besar atau lingkungan sekitar.

Sangat penting agar suami dan istri punya bahasa yang sama saat menjelaskan kepada orang lain. Saling suport sebagai satu tim

Barangkali perlu ada usaha lebih atau berganti pekerjaan. Tapi, jika tidak mungkin tetap hargai suami, jangan sampai egonya terusik

Sebuah studi lain juga  mengungkapkan hal yang berbeda tentang  dampak gaji istri yang tinggi di banding dari suami.

Siapa sangka, ternyata ada hubungan antara besarnya jumlah rekening tabungan istri dengan status kesehatan yang buruk pada pria.

Menurut sebuah studi terbaru dari Rutgers University, pria yang menghasilkan uang lebih sedikit dibanding istrinya kemungkinan besar memiliki masalah kesehatan.

Studi yang dipublikasikan di Journal of Aging and Health  mengungkapkan suami akan menghadapi resiko penyakit jantung, maag dan bahkan penyakit paru-paru kronis

Para pria yang mengalami transisi  juga memiliki sedikit peningkatan resiko tekanan darah tinggi dan cenderung mengalami penurunan dalam mood mereka.

Apa hubungan antara kesehatan dan gaji istri?

Salahkan egomu. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kehilangan perasaan dominasi atau pengaruh sosial sebagai pencari nafkah utama dapat menurunkan sistem kekebalan dan pembuluh darah serta jantung.

Terlebih lagi, sebagian pria mungkin merasa terancam dan mencari kompensasi dengan melakukan perilaku yang identik dengan kesan tangguh dan kasar, seperti merokok, terlalu banyak minuman keras, makan apa pun yang diinginkan, atau melewatkan pemeriksaan kesehatan ke dokter.

Kombinasi semua hal itu tentu saja berdampak buruk bagi kesehatan.

Dalam sebuah studi lain dari American Sociological Association disebutkan, pria yang menghasilkan lebih banyak uang daripada istri mereka sebenarnya mengalami kesehatan fisik dan mental yang buruk.

Faktanya, beberapa pria mungkin merasa lega ketika istri mereka mulai mengambil lebih banyak tanggung jawab finansial, dalam kasus ini dapat mengurangi stres yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Karena uang adalah salah satu penyebab ketegangan dalam hubungan, Anda akan berpikir bahwa memiliki pasangan yang dapat membantu keuangan keluarga bisa mengurangi beban.

Tetapi, itu juga tergantung pada perasaan Anda terhadap karier saat ini.

Manfaat lain dari memiliki istri yang bekerja dan berpenghasilan bagus adalah mengurangi risiko depresi ketika kehilangan pekerjaan secara mendadak.

Jika Anda sedang bermasalah dengan karier—entah Anda baru saja kehilangan pekerjaan, memiliki pendapatan lebih sedikit dari istri, atau tidak bisa berdamai dengan atasan—membuat sedikit perubahan gaya hidup lebih sehat dapat berdampak positif pada kesehatan.