close
Nuga Life

Jangan Singkirkan Perabot Bekas

Rumah baru, ya perabot baru. Itu yang dikesankan dalam kehidupan “manusia baru” ketika menyelesaikan propertinya. Lantas kemana perabot lama? Jawabannya,”singkirkan.”

Tempatnya bisa di gudang atau alihkan kepemilikannya kepada orang lain. Kalau nggak, jual saja dengan harga murah.

Salahkah itu? Menurut situs properti dan interior “houzz.com,” perangai yang begitu “keliru.

Dalam tulisan terbarunya mengenai perabot bekas, “houzz.com” memberi gambaran ilustrasi lewat sebuah film. Kontributor Houzz Becky Dietrich menceritakan bahwa kesukaannya menonton film seri Castle di televisi memberikannya inspirasi untuk mendekor.

Dalam film tersebut, Alexis, anak dari pemeran utama menunjukkan apartemennya kepada sang ayah, Rick Castle. Alexis ternyata menggunakan furnitur bekas yang dia temukan di dekat tempat pembuangan sampah. Ia kemudian membuat meja dari pintu tua.

Sayangnya, Castle tidak sependapat. Dengan sinis, Castle berkata, “Kursi dari tempat sampah, tempat yang cocok untuk menyantap makanan.”

Dalam film tersebut, Castle memang jutawan. Tempat tinggalnya, yaitu loft di pusat kota New York, memang penuh dengan barang-barang mewah. Namun, anaknya ternyata punya kreativitas yang menarik untuk disimak.

Menurut Dietrich, Anda juga bisa melakukan hal yang sama dengan Alexis. Selain cantik, barang-barang hasil daur ulang ini pun menghemat banyak uang.

Anda bisa mulai dengan membuat meja kopi dari barang-barang daur ulang. Meja kopi relatif sederhana dan tidak membutuhkan sistem yang rumit. Tidak seperti kursi, meja kopi tidak perlu menopang tubuh Anda. Gunakan lantai kayu tidak terpakai, pintu, atau jendela bekas untuk membuat meja kopi tersebut.

Dietrich menceritakan bahwa dia terinspirasi jendela tua dan pintu tidak terpakai untuk menghias interior rumahnya. “Betapa cara yang luar biasa menggunakan harta karun semacam ini. Tetap menggunakan handel pintu sebagai bagian dalam desain menambah aksen luar biasa dan unik,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa jendela tua bahkan bisa didaur ulang menjadi partisi ruangan. Tanpa memakan banyak ruang, Anda bisa membagi ruang tersebut untuk berbagai kegunaan.

Tidak berhenti di sana. Dietrich juga mencontohkan beberapa guna lain barang-barang yang sudah tidak terpakai.

Misalnya, timbangan tua yang dia jadikan tempat menyimpan handuk. Timbangan tersebut juga bisa digunakan di dapur untuk menyimpan bawang, buah, dan berbagai keperluan lain. Bagaimana, sudah dapat inspirasi mendaur ulang barang tidak terpakai di rumah Anda?

Bahkan “houzz.com,” juga mengajarkan bagaimana memberi warna pada perabot tua dengan mengecat ulang , terutama perabot kayu.dengan berbagai warna menarik sehingga bisa memberikan nuansa berbeda pada ruangan tempatnya berada.

Ahli Desain Gia Russo dari Real Simple menjelaskan mudahnya mewarnai perabotan kayu.

Sayangnya, banyak orang justru memandang pewarnaan perabot kayu adalah proses yang rumit dan memakan banyak waktu. Russo meyakinkan publik mengecat perabot kayu sangat menyenangkan.

Anda hanya membutuhkan kain bersih, amplas atau amplas spons, cat primer, cat lateks, roller dan roller frame (wadahnya), kuas, serta kuas busa. Tentu, Anda juga membutuhkan furnitur yang ingin diperbarui tampilannya.

Hal pertama yang harus Anda lakukan sebelum mulai memoles cat primer pada permukaan perabot adalah memastikan, perlu atau tidak mengamplas perabot tersebut. Ada dua cara untuk mengetahui hal tersebut. Pertama, periksa adanya lubang-lubang pada permukaan perabot. Kedua, periksa juga jika ada benjolan pada permukaan perabot.

Jika Anda menemukannya, maka gunakanlah amplas spons untuk menghaluskan permukaan perabot. Amplas dengan gerakan pendek bolak-balik atas-bawah. Kemudian, periksa permukaan perabot dengan menggunakan tangan Anda. Ketika Anda sudah merasa permukaannya halus, hilangkan debu dari permukaan perabot.

Gunakan kain bersih atau pembersih vakum. Langkah ini begitu penting. Anda harus memastikan semua partikel debunya sudah hilang sebelum mulai menyapukan cat primer.