close
Nuga Life

Ingat!! Otak Manusia Tak Pernah Penuh

Otak Anda Penuh? Jangan percaya dulu!

Otak manusia penuh? Untuk yang satu ini Anda jangan percaya dulu.

Kalau iya atau tidak pada titik apa otak mencapai kapasitasnya?

Dengan kata lain, apakah otak bisa menjadi ‘penuh’?

Jawabannya mungkin Anda perlu menyadari bahwa otak adalah sebuah keajaiban.

Otak ibarat perpustakaan tak berujung, lemari berisi kenangan paling berharga dalam hidup serta pengetahuan hidup seseorang.

Dikutip dari Independent, jawaban untuk pertanyaan itu adalah ‘tidak’, karena otak lebih canggih dari yang kita bayangkan.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Neuroscience, melaporkan, alih-alih berkerumun, informasi lama kadang-kadang didorong keluar dari otak agar kenangan baru bisa terbentuk.

Sebelumnya, studi perilaku pernah mengatakan, mempelajari hal baru mengakibatkan lupa.

Pada penelitian itu, para peneliti menggunakan teknik neuroimaging baru, yang untuk pertama kalinya menunjukkan bagaimana efek itu bisa terjadi di otak.

Penulis penelitian itu menyelidiki, apa yang terjadi di otak ketika seseorang mencoba mengingat informasi yang sangat mirip dengan informasi yang sudah kita ketahui.

Hal ini penting karena informasi yang sama lebih mungkin mengganggu pengetahuan yang ada.

Mereka meneliti bagaimana perubahan aktivitas otak ketika seseorang mencoba mengingat ingatan ‘target’, yakni ketika kita mencoba mengingat sesuatu yang sangat spesifik, di saat yang sama berusaha mengingat sesuatu yang mirip atau memori yang berkompetisi.

Mereka menemukan, saat ingatan target dipanggil kembali dengan sering, aktivitas otak untuk itu akan meningkat. Sementara, aktivitas otak untuk memori yang bersaing secara bersamaan melemah.

Perubahan ini paling menonjol terjadi di daerah dekat bagian otak, seperti korteks prefrontal, daripada struktur memori utama di tengah otak, seperti hippocampus, yang dikaitkan dengan kehilangan memori.

Hal ini menunjukkan, menyimpan informasi saja tidak cukup untuk mendapat memori yang baik. Otak perlu mendapatkan akses informasi yang relevan tanpa terganggu oleh potongan informasi yang bersaing.

Dalam kehidupan sehari-hari, lupa sebetulnya punya keuntungan yang jelas. Misalnya, jika Anda kehilangan kartu bank. Kartu baru akan datang nomor identifikasi pribadi yang baru.

Demikian juga dengan otak. Setiap kali seseorang mengingat PIN barunya, secara bertahap dia akan melupakan yang lama. Proses ini meningkatkan akses untuk informasi yang relevan, tanpa kehadiran kenangan lama yang mengganggu.

Ketika memperoleh informasi baru, otak secara otomatis mencoba memasukkannya ke dalam informasi yang sudah ada dengan membentuk asosiasi.

the independent dan healthmeup