close
Nuga Life

Idul Adha, Hati-hati Daging Kambing

Berbagai kudapan dari daging kambing pasti menjadi hidangan utama saat hari raya Idul Adha. Tapi hati-hati, sebaiknya perhatikan jumlah daging kambing yang akan Anda konsumsi, seberapa banyak?

“Kalau dijadikan sate jumlah idealnya sepuluh tusuklah sehari, kalau dijadikan gulai misal potongannya seperti daging rendang satu atau dua potong cukup,” kata dr H Ari Fahrial Syam,

Menurut dr Ari, yang terpenting saat mengonsumsi daging kambing harus diimbangi dengan sayur dan buah. Jika daging yang dikonsumsi lebih banyak, maka jumlah nasi harus dikurangi karena daging kambing mengandung cukup banyak kalori.

“Jangan lupa juga olahraga karena dengan banyaknya kalori yang masuk ke tubuh kita kalau enggak diimbangi dengan olahraga, berat badan bisa-bisa naik,” tutur staf pengajar FKUI ini.

Konsumsi buah dan sayur bertujuan untuk membantu penyerapan lemak di usus, mengingat daging kambing banyak mengandung lemak jenuh. Apalagi jika diolah menjadi gulai, kombinasi daging kambing dan santai sangat mungkin meningkatkan kadar lemak jahat (LDL).

“Sate relatif lebih aman karena komposisinya hanya daging saja, tapi perlu diperhatikan sisa-sisa dari proses pembakaran yang bisanya menimbulkan warna hitam itu,” tegas dr Ari.

“Intinya jumlah yang disantap bersifat individual artinya disesuaikan dengan kondisi tubuh orang yang bersangkutan apakah memiliki risiko penyakit atau tidak. Imbangi banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan dan olahraga,” papar dr Ari.

Beberapa hari lagi kita akan berhari raya Kurban. Di hari raya Idul Adha ini, sebagian masyarakat akan menikmati makanan yang mengandung daging kambing atau daging sapi. Jika ingat daging kambing, saya ingat beberapa mitos yang sangat diyakini masyarakat kebenarannya.

Mitos pertama, masyarakat yang kebetulan diketahui tekanan darahnya rendah atau hipotensi (tensi < atau = 90/60) akhirnya meningkatkan konsumsi daging kambing agar tensinya naik. Tekanan darah rendah dapat disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena perdarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur. Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahka gagal jantung.

Tetapi pada sebagian masyarakat tanpa melihat kenapa tensinya rendah langsung mengkonsumsi daging kambing secara berlebihan. Kalau tensi turun karena gangguan jantung, mengkonsumsi daging kambing yang berlebihan justru akan fatal dan memperburuk keadaan.

Dampak langsung akibat mengkonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Kalau kebetulan mempunyai penyakit GERD (penyakit dimana asam atau isi lambung balik arah ke atas), maka GERDnya akan bertambah parah setelah menkonsumsi daging kambing berlebihan. Belum lagi efek jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah.

Mitos kedua yang juga beredar di tengah masyarakat adalah bahwa “torpedo” atau testis kambing akan meningkatkan gairah seksual atau sate kambing setengah matang meningkatkan gairah seksual. Ternyata, hal inipun tidak sepenuhnya benar.

Memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetap sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan.

Daging kambing, sama halnya daging merah lain seperti daging sapi mengandung lemak yang tinggi. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita.

Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun.

Daging kambing termasuk juga daging sapi yang akan menjadi santapan utama Hari Raya Kurban mengandung zat gizi yang memang kita butuhkan tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan mengganggu kesehatan kita. Dan jangan lupa imbangi banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan.