close
Nuga Life

Faktor Yang Membuat Seseorang Pemarah

Setiap perasaan, baik itu kecewa, sedih, maupun bahagia, pasti ada pemicunya. Tak terkecuali rasa marah.

Mereka yang kerap kali mudah marah biasanya merupakan tipikal orang yang tak tahan terhadap ketidaknyamanan, walau hanya dirasakan sedikit saja.

Ada beberapa faktor yang umumnya membuat seseorang menjadi pemarah, mulai dari latar belakang keluarga, sifat otoritatif, sedang mengalami sindrom pramenstruasi , pengaruh obat tidur, menderita hipertiroidisme, hingga rasa lapar!

Untuk latar belakang keluarga, biasanya orang pemarah hidup di keluarga yang cenderung “kacau” dan tidak terjalinnya komunikasi dengan baik.

Bahkan, sifat mudah tersinggung dan marah sebenarnya juga bisa diturunkan dari gen. Jadi ada kemungkinan kalau orang tuanya pemarah, anak yang dilahirkan juga bisa jadi sosok pemarah.

Marah juga bisa bikin seseorang jadi galak. Ini bisa dijelaskan secara ilmiah, lho, yaitu karena otak sangat bergantung pada glukosa untuk melakukan tugasnya dengan maksimal.

Nah, kalau kekurangan glukosa, tentu otak kehilangan kekuatannya untuk mengontrol gejala emosi tersebut.

Secara tidak langsung, seseorang yang mudah marah pun disinyalir bisa menurunkan kualitas hidupnya sendiri, dalam hal ini kesehatan.

Adapun dampak doyan ngamuk terhadap kesehatan antara lain menurunkan fungsi jantung dan paru-paru, meningkatkan risiko stroke, menurunkan daya tahan tubuh, dan memperparah gangguan kecemasan. Intinya, sering marah-marah bisa memperpendek masa hidup!

Setelah mengetahui faktor penyebab dan dampak dari doyan marah secara singkat, mungkin belum lengkap rasanya jika Anda tidak mengenali hal-hal apa saja yang sebenarnya terjadi pada diri saat Anda marah.

Satu hal yang perlu Anda ingat, perubahan pada tubuh saat Anda marah belum tentu semuanya berdampak buruk. Oleh sebab itu, dikutip dari Bustle, simak sepuluh perubahan pada tubuh ketika Anda marah, berikut ini.

Meski sering marah bisa berdampak buruk pada kesehatan, tetapi terkadang kemarahan itu tidaklah selalu buruk. Rasa marah sebenarnya cuma berperan sebagai “sinyal peringatan” dari tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres sedang menimpa Anda.

“Kemarahan memang bertanggung jawab untuk memberitahukan bahwa ada sesuatu yang telah melanggar batasan Anda dan menandakan Anda sedang terancam,” jelas Dr. Barbara Cox, seorang konsultan dan pelatih manajemen asal Amerika Serikat  kepada Bustle.

Jika Anda tak memiliki sifat marah sama sekali, ini dianggap kurang sehat karena tubuh tidak bisa mengirimkan sinyal peringatan.

Menurut seorang psikolog klinis bernama Dr. Joshua Klapow asal AS, ada begitu banyak perubahan yang terjadi ketika Anda marah, termasuk berubah menjadi orang berbeda sama sekali.

Dengan cepatnya adrenalin menyebar ke seluruh tubuh, Anda pun jadi lebih kuat dan gesit dalam bertindak. Kemarahan mampu mengubah Anda menjadi seperti Hulk.

Detak jantung Anda akan meningkat dan memompa darah secara maksimal ke kepala Anda. Oleh sebab itu, saat Anda marah pasti wajah juga ikut memerah seperti Hell Boy!

Selain itu, saat Anda sedang memikirkan respons fight-or-flight (bertarung atau berlari) untuk menghadapi kondisi yang bikin marah, napas juga akan ikut memendek.

Ada efek “bertarung” dari respons fight-or-flight saat Anda marah, sehingga membuat tubuh Anda jadi lebih siap bergerak dengan gesit.

Saat Anda marah, kemampuan untuk memproses informasi kompleks menjadi menurun. Anda menjadi sulit memahami, mendengar, atau menafsirkan orang lain dan hanya memiliki fokus tunggal terhadap pemicu kemarahan saja.

Ketika Anda marah, tubuh memutuskan bahwa saat ini bukan waktunya untuk mencerna sehingga kemarahan dapat memperlambat kerja sistem pencernaan.

Menurut seorang konselor yang bernama Rebecca Frank MA, LPCC, NCC, dari Courage to Connect Counseling, AS, kemarahan dapat menyebabkan banyak hormon terlepas dari otak Anda, termasuk kortisol.

Peningkatan kortisol mampu membunuh neuron di hipokampus yang merupakan wilayah otak untuk menyimpan ingatan. Hal tersebut lantas bisa mengganggu proses penciptaan memori baru dan bikin Anda pikun mendadak.

Terlalu banyak kortisol akan menaklukkan hormon serotonin (hormon bahagia) sehingga membuat Anda menjadi lebih agresif secara negatif dan berujung pada depresi.

Nah, jika sudah begini, sistem daya tahan tubuh pun akan menurun dan menyebabkan Anda mudah jatuh sakit.

Saat Anda marah, suhu tubuh meningkat. Oleh sebab itu, tubuh akan otomatis mengeluarkan keringat untuk menetralkan kenaikan suhu. Tubuh yang bergetar bisa terjadi karena adanya ketegangan otot.

Mungkin ini adalah alasan bahwa warna merah identik dengan kemarahan. Beberapa individu dilaporkan melihat warna merah di depannya saat mengamuk karena adanya peningkatan aliran darah kapiler mata.

Nah, itulah sepuluh hal yang terjadi pada tubuh saat Anda marah. Sebetulnya marah adalah suatu reaksi wajar.

Namun, jika Anda termasuk tipe orang pemarah (didukung oleh testimoni dari orang-orang sekitar), cobalah lakukan meditasi untuk menenangkan pikiran dan membantu kontrol pernapasan.

Ingat, sifat pemarah bisa menjauhkan Anda dari teman-teman baik di sekitar Anda. Jika Anda kesulitan untuk mengontrol emosi, sebaiknya minta bantuan psikolog atau psikiater.