close
Nuga Life

Depresi Bisa Beraktivitas Seperti Biasa?

Orang yang depresi biasanya lesu, susah berkonsentrasi, dan tidak produktif.

Namun, beberapa orang dengan depresi bisa kerja seperti biasa, seolah segalanya baik-baik saja.

Hal ini membuat seseorang sulit menyadari bahwa ia memang sebenarnya punya depresi. Anda mungkin mengabaikan gejala depresi lainnya seperti kehilangan nafsu makan, murung, menarik diri dari lingkungan sekitar, dan mudah putus asa.

Suasana hati atau mood seseorang diatur oleh otak. Lebih tepatnya yaitu oleh hormon dan sistem saraf.

Gangguan atau kerusakan pada kedua hal ini dapat menyebabkan gangguan mood yang dikenal dengan istilah depresi.

Nah, karena gangguan ini sifatnya bisa bermacam-macam dan memang kondisi otak setiap orang itu berbeda-beda, gejala depresi tidak sama pada setiap orang.

Jadi bagaimana orang yang depresi bisa kerja dengan produktif?

Pada dasarnya tidak semua orang yang depresi menarik diri dari aktivitasnya sehari-hari. Munculnya gejala dan keparahan depresi tergantung dari jenis dan hal yang menyebabkan munculnya depresi itu sendiri.

Dua jenis depresi yang paling sering didiagnosis adalah depresi mayor (depresi berat) dan depresi kronis.

Dalam depresi mayor, biasanya gejalanya terjadi dalam tingkat yang sangat parah, tapi hanya berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

Sedangkan pada depresi kronis, gejalanya tidak terlalu parah, tapi bisa berlangsung selama lebih dari dua tahun.

Nah, biasanya orang depresi bisa kerja dan menjalani aktivitas sehari-hari dalam kondisi depresi kronis ini.

Meski masuk dalam depresi kronis, para ahli mengerucutkan lagi kondisi ini sebagai depresi high functioning.

Depresi ini tidak memberikan efek yang berarti terhadap pola aktivitas seseorang, tapi menurunkan dorongan untuk menjalani hari-harinya.

Pada dasarnya, depresi high functioning tidak memengaruhi pola aktivitas seseorang.

Maksudnya, Anda mungkin tetap bisa bangun pagi lalu bekerja atau ke sekolah seperti biasa.

Namun, sebenarnya dalam hati Anda sudah kehilangan makna akan hal-hal yang Anda lakukan.

Jadi Anda hanya menjalani rutinitas semata, tanpa tujuan.

Hal ini menyebabkan berkurangnya keinginan untuk menikmati hidup, bahkan membuat Anda bersosialisasi seperlunya saja dengan teman atau keluarga dekat.

Maka, mungkin saja Anda ketika depresi bisa kerja atau sekolah, tapi jadi lebih pendiam dan murung.

Anda juga mungkin cenderung pulang lebih cepat dan tidak tertarik untuk ikut berbagai aktivitas di luar kewajiban utama Anda.

Jangan keliru dengan istilah high functioning seolah orang yang punya kondisi ini tetap bisa berfungsi dengan sangat baik.

Istilah ini sebenarnya menggambarkan kondisi orang yang dari luar kelihatannya normal atau baik-baik saja, tapi diam-diam mengidap depresi kronis.

Depresi high functioning bisa membuat seseorang tidak bisa menikmati hidup dan selalu merasa bahwa ada yang salah dengan sesuatu

Ada beberapa gejala yang dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang mengalami depresi high functioning.

Ditandai dengan tidak terlalu mengapresiasi dan merasa bahagia ketika ada hal baik yang sedang terjadi.

Misalnya saat kumpul bersama keluarga dan teman, menjalani hubungan, naik pangkat, atau kesuksesan lainnya. Pengidap depresi mungkin melihat hal tersebut sebagai beban untuk dijalani.

Sikap kritis itu sebenarnya baik, jika dalam kadar yang wajar. Namun, orang yang punya depresi high functioning jadi terlalu kritis akan segala hal.

Ini disebabkan oleh munculnya pikiran negatif yang tidak bisa dibendung lagi. Baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan sekitar.

Terutama terhadap kemampuan, bakat, dan kapabilitas diri sendiri terlepas dari pencapaian apapun yang telah diperoleh.

Maka, bisa saja Anda adalah seorang karyawan dengan performa terbaik atau siswa peringkat pertama di sekolah, tetapi selalu dilanda rasa ragu dan tidak berdaya.

Terutama pada hal-hal sepele yang tidak sesuai dengan keinginan Anda. Anda mungkin juga jadi gampang marah ketika membuat kesalahan kecil yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan.

Depresi memang membuat mood seseorang terganggu dan sulit dikendalikan.

Orang yang depresi bisa kerja atau sekolah seperti biasa, tetapi biasanya jadi punya kebiasaan yang dilakukan secara berlebihan.

Misalnya jadi sering minum-minum, merokok, main game non-stop, tidur seharian, belanja gila-gilaan, dan sebagainya.

Hal ini ditandai dengan menghawatirkan hal yang belum tentu terjadi. Anda juga mungkin meragukan keputusan yang telah dibuat atau merasakan bahwa kesalahan di masa lalu akan memengaruhi kehidupan sekarang dan masa mendatang.

Dalam situasi yang tak menentu atau menegangkan, cemas itu wajar. Namun, perhatikan kalau Anda sering cemas padahal tidak ada pemicu yang jelas.

Misalnya Anda sedang mengerjakan tugas kuliah. Tiba-tiba Anda dilanda cemas yang berlebihan kalau nanti tugas ini tidak sesuai dengan yang dimaksud dosen atau kalau Anda tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu.

Meski dari luar Anda kelihatan baik-baik saja, segera periksa ke dokter kalau Anda menunjukkan gejala-gejala di atas.

Dokter mungkin merekomendasikan terapi dengan psikolog atau obat-obatan untuk membantu kerja otak dalam mengatur mood Anda.

Selain itu, menjaga pola hidup sehat dengan makan seimbang, rutin berolahraga, dan tidur cukup juga menjadi kunci penanganan depresi.

Namun, hal ini memang tidak mudah. Anda bisa mulai pelan-pelan dan minta orang terdekat untuk mendukung Anda menjalani hidup yang lebih berkualitas.

Misalnya ajak sahabat Anda untuk lari pagi bersama. Anda juga bisa mandi air hangat sebelum tidur supaya waktu istirahat jadi lebih berkualitas.