close
Nuga Life

Dampak Jika Berhenti Berhubungan Seks

Anda tahu apa dampak berhenti berhubungan seks?

Nah, seperti yang dilansir Deccanchronicle,  dapat mempengaruhi tubuh dan pikiran seseorang

Berhubungan seks mengeluarkan endorphin yang dikenal sebagai hormon bahagia yang akan berhenti jika seseorang berhenti berhubungan seks.

Kehidupan seks yang sehat sangat penting dalam membangun gaya hidup yang baik.

Kini dengan semakin majunya teknologi komunikasi dan kesadaran akan hal ini, kaum milenial memiliki banyak kesempatan untuk melakukan hubungan seks.

Yang harus diwaspadai justru jika orang berhenti melakukan hubungan seks.

Para ahli, mengungkapkan berhenti melakukan hubungan seks dapat mempengaruhi tubuh dan pikiran seseorang.

Di luar manfaat kesehatan, seks juga bantu menghilangkan stres dan mengurangi rasa kecemasan, serta mengangkat rasa percaya diri seseorang.

Berhubungan seks menghasilkan endorphin yang disebut hormon bahagia.

Jadi, jika berhenti berhubungan seks, ucapkan selamat tinggal pada perasaan itu.

Orang akan merasa kelam dan malas untuk beraktivitas.

Berhenti berhubungan seks juga membuat orang kehilangan minat akan sekss. Mereka akan merasa lesu dan kurang hidup sebagai efeknya.

Di antara keuntungan melakukan hubungan seks adalah kesehatan jantung.

Tidak melakukan hubungan seks berarti kurang melatih kemulusan fungsi tubuh yang paling penting.

Ketika mulai berhubungan seks lagi, setelah lama tidak melakukan, sangat penting untuk melatih otot karena ada kemungkinan pengalaman melakukan hubungan seks akan menyakitkan.

Selain itu, rasa cemas tinggi melanda jika sudah lama tidak melakukan hubungan seks

Seks dianggap sebagai puncak keintiman hubungan.

Riset kini mampu menghubungkan seks dengan bentuk pinggang yang langsing, jantung yang lebih kuat dan rendahnya resiko terkena kanker prostat dan kanker payudara.

Selain itu, seks juga mampu menurunkan tingkat depresi dan membuat perasaan lebih nyaman.

Selama ini, seks dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan pada malam hari.

Namun, kenyataannya, bagi warga perkotaan hal ini jadi kurang memungkinkan.

Pulang kerja dimanfaatkan untuk beristirahat sebelum esok hari harus berjibaku dengan kemacetan dan padatnya pekerjaan. Menjawab masalah ini, morning sex atau seks di pagi hari bisa jadi solusi.

Dilansirjuga ditulis laman Elite Daily, menurut ilmuwan Amerika sekaligus penulis buku “Because It Feels Good”, dokter Debby Herbenick orang yang melakukan seks di pagi hari adalah orang yang lebih bahagia dan lebih sehat.

Seks di pagi hari punya manfaat kesehatan antara lain meningkatkan sistem imun tubuh dan menjaga stabilitas mood sehari penuh. berikut hal-hal yang perlu diketahui soal morning sex.

Banyak penelitian menyebutkan seks dapat menghilangkan stres. Begitu pula dengan seks di pagi hari.

Namun lebih dari itu, dilansir dari Elite Daily, menurut peneliti dari Universitas Cincinnati menemukan seks di pagi hari dapat menyembuhkan stres dan efeknya bisa terasa hingga tujuh hari.

Jika selama ini olah raga jadi menu sarapan setelah beranjak dari kasur, mungkin seks bisa dimasukkan dalam daftar ‘menu’ sarapan.

Pasalnya, dikutip dari Daily mail, aktivitas seks dapat membakar kalori setara dengan tiga puluh  menit jogging.

Di sini kalori dapat terbakar rata-rata dua rarus empat puluh kalori untuk pria. Sedangkan bagi wanita, kalori dapat terbakar sebanyak seratus delapan puluh kalori.

Seksolog Megan Stubbs berkata tingkat hormon testosteron pria berada pada level tertinggi di pagi hari.

Dilansir dari Cosmopolitan, seorang terapis seks Arlene Goldman mengatakan ketika pria berada pada level testosteron yang tinggi, ia punya energi lebih saat melakukan seks.

Hal ini membuat pria dapat ‘tahan’ lebih lama.

Kerap melakukan seks mungkin baik tapi menurut riset dari asisten profesor psikologi dari Univeritas York, Kanada, Amy Muise, seks seminggu sekali dapat memaksimalkan kebahagiaan dengan optimal.

Dilansir dari Real Simple, menurutnya seks memang berhubungan dengan kepuasan dalam hubungan.

Namun seks lebih dari sekali seminggu membuat manfaat seks secara keseluruhan mengalami penurunan.

Bukan berarti melakukan seks lebih sering dalam seminggu adalah hal buruk, tapi ia menambahkan, hal ini nampaknya tidak membuat pasangan lebih bahagia.