close
Nuga Life

Berkebun Juga Bisa Buat Umur Panjang

Olahraga memang tak terbantahkan bisa mendatangkan kesehatan yang baik bagi Anda. Apalagi jika Anda bisa memenuhi rekomendasi untuk olahraga ringan selama seratus lima puluh  menit dalam seminggu

Kegiatan ini bisa mengurangi risiko kematian pada orangtua.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS merekomendasikan agar orang tua berusia enam puluh lima tahun ke atas disarankan terlibat dalam aktivitas fisik berupa aerobik

Aktivitas aerobik mengacu pada jenis olahraga apa pun yang memperbaiki jantung dan paru-paru, meliputi jalan cepat, berlari, berenang, dan bersepeda.

Hal ini didasarkan pada aktivitas fisik dengan intensitas sedang dapat menurunkan risiko kematian sampai dua puluh persen.

Sayangnya aktivitas fisik seperti itu justru sulit diterapkan dan target tak terpenuhi.

Sebab itu, Dr. Barbara Jefferis dari Department of Primary Care and Population Health di University College London, Inggris, membuat penelitian yang ingin membuktikan apakah intensitas latihan rendah juga dapat memengaruhi risiko kematian.

Hasilnya, melakukan latihan atau aktivitas ringan juga dapat menurunkan risiko kematian pada orang tua dan membuat umur lebih panjang. Asalkan dilakukan secara teratur.

Kesimpulan seperti disampaikan dalam British Journal of Sports Medicine didapat Jefferis  setelah ia dan timnya menganalisis data studi jantung daerah Inggris, sebuah penelitian skala besar.

Selain itu, tiga ribuan orang diajak untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pertanyaan terkait gaya hidup, pola tidur, dan penyakit jantung.

Mereka diminta untuk memakai accelerometer, gadget portabel yang dapat melacak aktivitas fisik selama tujuh hari.

Secara keseluruhan, penelitian ini menemukan bahwa jumlah aktivitas fisik berkorelasi dengan rendahnya risiko kematian.

Di sini ada faktor sebab-akibat yang menghubungkan aktivitas fisik dengan penyakit. Tak terkecuali aktivitas fisik ringan.

Tim melihat, saat orang tua melakukan kegiatan di luar ruangan selama tiga puluh menit  menurunkan risiko kematian sampai tujuh belas persen.

Menariknya, para ilmuwan tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa aktivitas yang tinggi selama sepuluh menit atau lebih, seperti rekomendasi berolahraga seratus lima puluh menit dalam seminggu, memiliki dampak yang lebih baik bagi tubuh.

Peneliti berharap penelitian ini dapat digunakan untuk memperbaiki pedoman aktivitas fisik untuk orang tua.

“Hasil menunjukkan bahwa semua aktivitas, meski itu aktivitas sederhana akan bermanfaat untuk tubuh. Aktivitas fisik dengan intensitas ringan juga berhubungan dengan risiko kematian yang lebih rendah pada orang tua, terlebih mereka yang banyak melakukan aktivitas fisik di luar ruangan,” kata Dr Barbara Jefferis, pemimpin penelitian dilansir dari Daily Mirror.

“Selain itu, pola akumulasi terhadap aktivitas fisik tampaknya tidak terlalu efektif. Dengan membebaskan orang tua beraktivitas dan terlepas dari target waktu maka akan lebih mendorong mereka bergerak,” tutupnya.

Ya, tentu tidak hanya otot yang dilatih, otak juga perlu mendapat latihan.

Tanpanya, daya ingat, perbaikan suasana hati, dan kinerja otak bisa menurun akibat pertambahan usia.

Namun, untungnya Anda tidak perlu melakukan latihan terpisah untuk menyehatkan keduanya. Penelitian di bidang kesehatan, termasuk riset yang dipublikasikan dalam British Journal of Sports Medicine dan US National Library of Medicine, berkata bahwa latihan aerobik memiliki manfaat bagi otak Anda.

Beberapa manfaat dari olahraga, seperti mood yang lebih baik, memang bisa didapatkan secara instan hanya dengan berkeringat naik sepeda selama beberapa menit. Namun, perbaikan daya ingat memerlukan beberapa pekan agar terasa efeknya.

Intinya adalah olahraga aerobik apa pun bisa bermanfaat untuk otak Anda asal dilakukan secara reguler dan konsisten selama empat puluh lima menit atau lebih.

Lalu, Anda juga bisa menambahkan gerakan jalan cepat atau jogging dalam rutinitas sehari-hari untuk mendapatkan manfaatnya.

Sebuah studi pada penderita depresi berat menunjukkan bahwa berjalan di treadmill selama 10 hari berturut-turut dengan masing-masing sesi setidaknya 30 menit cukup untuk menghasilkan penurunan depresi secara klinis dan relevan secara statistik.

Kemudian, studi lain yang dipublikasi dalam Journal of Physical Therapy Science menyebutkan, meski tidak menderita depresi, latihan aerobik juga dapat menurunkan level hormon stres alami tubuh, seperti adrenalin dan cortisol.

Tentunya, latihan aerobik tidak hanya berlaku pada usia muda. Jika usia Anda berada di kepala lima, studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Sports Medicine menyarankan untuk mengombinasikan aerobik dan latihan daya tahan untuk hasil latihan otak terbaik.

Latihan itu bisa termasuk dari latihan dengan interval dan intensitas tinggi, seperti olahraga tujuh menit yang waktu lalu sedang tren, hingga gerakan yoga dinamis yang diselingi latihan kekuatan seperti plank dan push-up.

Studi lainnya yang dipublikasi  menyatakan, pada usia enam puluh hingga delapan puluh delapan tahun, berjalan selama tiga puluh menit empat kali seminggu selama dua belas kali dapat memperkuat konektivitas otak. Jika konektivitas otak lemah, kehilangan memori akan cepat terjadi.

Hingga kini, para peneliti masih belum terlalu yakin mengapa latihan aerobik dapat mendorong kinerja otak. Namun, berdasarkan penelitian, hal ini diduga terkait dengan aliran darah yang menyediakan energi dan oksigen segar ke otak.

Hipotesis ini terlihat dalam sebuah studi pada wanita usia lanjut yang menunjukan potensi sindrom demensia menunjukkan bahwa latihan aerobik berhubungan dengan peningkatan ukuran hipokampus, bagian otak yang terlibat dalam proses pembelajaran dan daya ingat.

Joe Northey, penulis utama peneliti Inggris dan seorang pelatih peneliti di Universitas Canberra mengatakan, jika Anda ingin sehat di usia yang lebih dari lima puluh, Anda harus melakukan empat puluh lima hingga enam puluh menit latihan aerobik sebanyak mungkin selama satu pekan.