close
Nuga Life

Bercinta Kala Menstruasi? Resikonya Besar

Resiko bercinta saat wanita menstruasi?

Kalau Anda cermat jangan alpa  memperhitungkan risiko  HIV dan penyakit infeksi menular seksual

Begitu yang dijelaskan para ahli.

Namun tidak berarti  bercinta pada saat tidak bisa aman dan lepas dari resiko yang diungkapkan para ahli.

Buku SheKnows Presents: The Best Sex of Your Life,  memberi alternative dalam tulisannya  mengenai oral seks yang dapat dilakukan walaupun wanita dalam masa haid.

Namun, penting untuk diingat, pilihan untuk berhubungan seks selama haid juga memengaruhi perubahan suasana hati atau kram perut.

Jadi mungkin ini merupakan alasan lain mengapa pasangan menghindari seks selama periode menstruasi Anda.

Di sisi lain, sebuah survei yang dilakukan MensHealth.com menemukan, lima puluh empat  persen pria akan tetap melakukan hubungan intim meski wanita sedang menstruasi.

Penulis The Hormone Cure, Sara Gottfried, MD, mengatakan, hormon saat wanita menstruasi meningkat sehingga sebenarnya mudah membuat wanita menjadi “panas”.

Namun kembali, apakah Anda dapat mengelola sakit perut, kram, sakit kepala dan diare saat menstruasi?

Seksolog Amy Levine sekaligus pendiri IgniteYourPleasure.com menerangkan, darah dapat berfungsi sebagai pelumas alami.

Plus, orgasme adalah cara yang bagus untuk meringankan kram menstruasi.

Tapi untuk mencegah penyakit dan risiko kotor, ada beberapajalan pintass yang bisa diterapkan, seperti ditulis di laman situs Womenshealth

Misalnya, sebelum berhubungan seks, sebar handuk berwarna gelap di tempat tidur. Jangan lupa menggunakan kondom lateks untuk mencegah percikan darah saat bercinta

Dekatkan kain basah atau handuk, dan cobalah posisi yang berbeda seperti berbaring telentang atau samping untuk mengurangi percikan darah.

Kendati demikian, Gottfried memperingatkan, Anda masih bisa hamil ketika bercinta saat menstruasi.

Hal ini karena beberapa wanita telat berovulasi atau dalam waktu lima hari perdarahan, fenomena yang disebut “breakthrough bleeding“.

Selain itu, kedua pasangan dapat mengirim dan menerima penyakit termasuk HIV dan hepatitis.

Dan sudah menjadi pemahaman umum, melakukan hubungan seks saat menstruasi tidak akan menyebabkan wanita hamil.

Tapi benarkah begitu?

Dilansir dari Parents,  melakukan hubungan seksual saat menstruasi memang memperkecil kemungkinan Anda hamil, tapi bukan berarti tidak mungkin.

“Menstruasi diartikan sebagai keluarnya darah yang terjadi di akhir siklus ovulasi.

Hal ini terjadi karena indung telur yang tidak dibuahi oleh sperma,” jelas Michele Hakakha, M.D., seorang obstetrician dan ginekolog yang berbasis di Los Angeles,.

“Setiap bulan, seorang wanita melepaskan satu telur kira-kira pada hari ke-14 di siklusnya,” kata Dr. Hakakha.

“Sebelum pelepasan telur, hormon-hormon di tubuh wanita meningkat untuk menyiapkan dan menebalkan dinding rahim seandainya telur dibuahi dan terjadi kehamilan.”

“Jika tidak ada pembuahan, dinding uterus ini akan diluruhkan kira-kira 14 hari kemudian. Inilah yang disebut menstruasi.”

Kebanyakan wanita mengalami menstruasi selama dua sampai delapan hari.

Ovulasi  atau ketika telur dilepaskan dari salah satu ovarium,  biasanya terjadi di tengah siklus, dan pada masa inilah wanita sedang subur-suburnya.

“Telur yang dilepaskan selama proses ovulasi hanya bisa bertahan selama 24 jam,” jelas Dr. Hakakha.

“Jika tidak dibuahi oleh sperma dalam waktu ini, telur tidak akan bertahan dan keluar bersamaan dengan darah menstruasi empat belas hari kemudian.”

Kebanyakan wanita normalnya memiliki siklus dua puluh delapan  sampai tiga puluh dua hari. Dan jika seseorang dengan siklus ini memiliki rata-rata lama menstruasi dua sampai delapan hari, dia tidak akan hamil saat masa menstruasinya.

Sebagai tambahan, beberapa wanita mengeluarkan bercak atau sedikit darah di antara jadwal menstruasinya.

Hal ini bisa terjadi pada saat ovulasi, dan disalahartikan sebagai menstruasi. Inilah yang membuat susah kapan tepatnya menstruasi terjadi.

Jika Anda melakukan hubungan seks tanpa pengaman saat menstruasi, dan khawatir Anda hamil, cobalah untuk mengecek gejala-gejala, seperti: kram ringan di area bawah perut, bercak merah, payudara Anda menjadi lebih sensitif, dan perubahan suasana hati.

Gejala-gejala ini bisa terjadi paling cepat dua minggu setelah ovulasi.

Gejala kehamilan lain yang lebih umum untuk diperhatikan, yang biasanya terjadi setelah enam sampai tujuh minggu adalah: mual, muntah-muntah, dan rasa lelah berlebihan.

Paramedis telah memperhitungkan beberapa risiko bercinta saat wanita menstruasi. Seperti misalnya HIV dan penyakit infeksi menular seksual.

Namun ada bahasan menarik yang menyebut cara bercinta yang aman saat menstruasi.

Seperti dibahas dalam buku SheKnows Presents: The Best Sex of Your Life, yang menuliskan mengenai oral seks yang dapat dilakukan walaupun wanita dalam masa haid.

Namun, penting untuk diingat, pilihan untuk berhubungan seks selama haid juga memengaruhi perubahan suasana hati atau kram perut. Jadi mungkin ini merupakan alasan lain mengapa pasangan menghindari seks selama periode menstruasi Anda.

Di sisi lain, sebuah survei yang dilakukan MensHealth.com menemukan, 54 persen pria akan tetap melakukan hubungan intim meski wanita sedang menstruasi.

Penulis The Hormone Cure, Sara Gottfried, MD, mengatakan, hormon saat wanita menstruasi meningkat sehingga sebenarnya mudah membuat wanita menjadi “panas”.

Namun kembali, apakah Anda dapat mengelola sakit perut, kram, sakit kepala dan diare saat menstruasi?

Seksolog Amy Levine sekaligus pendiri IgniteYourPleasure.com menerangkan, darah dapat berfungsi sebagai pelumas alami. Plus, orgasme adalah cara yang bagus untuk meringankan kram menstruasi.

Kendati demikian, Gottfried memperingatkan, Anda masih bisa hamil ketika bercinta saat menstruasi.

Hal ini karena beberapa wanita telat berovulasi atau dalam waktu lima hari perdarahan, fenomena yang disebut “breakthrough bleeding“.