close
Nuga Life

Bagaimana Bisa Sembuh Kecanduan Seks

Kecanduan seks?

Ya. Itulah tema yang mendunia selama sebulan terakhir.

Tentu banyak orang yang ingin tahu apa itu kecanduan seks.

Dan  apa yang menyebabkan seorang kecanduan seks?

Deborah Schiller, direktur program perawatan kecanduan seksual Pine Grove di Hattiesburg, Mississippi menulikan pendapatnya di halaman The Cut.

Ia mengatakan bahwa orang-orang menganggap kecanduan seks itu adalah hal yang menyenangkan, padahal sama sekali tidak. Menurutnya kecanduan seks adalah sebuah penyiksaan.

Orang yang kecanduan seks, biasanya bisa mengekspresikan dirinya dalam banyak hal, jadi Anda perlu mencari berbagai kemungkinan tanda dan peringatan bahwa mungkin saja Anda atau  pasangan Anda adalah pecandu seks.

Kathryn A. Cunningham, PhD, direktur Center for Addiction Research di University of Texas Medical Branch di Galveston, mengidentifikasi beberapa tanda-tanda dan perilaku kecanduan hal berbau seksual

Dilansir The Independent, Schiller menjelaskan bahwa secara tradisional, banyak orang mengalami kecanduan seks akibat trauma dalam kehidupan mereka.

Namun pada kenyataannya banyak orang yang kecanduan seks karena sering mengakses video porno.

“Orang-orang yang tumbuh dengan porno akan membuat dirinya kecanduan, hal itu akan mengubah hidup mereka sepenuhnya,” katanya.

Pasien yang datang ke Pine Grove dirawat dengan hari-hari yang terstruktur dalam meditasi. Kelompok kecanduan, psikoterapi dan pengembangan keterampilan komunikasi.

Mereka diajari bagaimana untuk tidak mementingkan orang, bagaimana mengatasi fantasi. Menurut Schiller, pecandu seks pada dasarnya perlu ‘disadarkan’.

Pasien diperlakukan secara ilmiah juga, dengan pengujian psikologis dan persediaan lebih dari lima ratus pertanyaan saat pertama kali tiba, serta grafik untuk menemukan bagaimana mereka mengukurnya terhadap orang lain.

Ada beberapa pasien wanita, namun Schiller mengatakan bahwa mereka biasanya dirawat karena ‘hubungan kompulsif atau kecanduan cinta’.

Kecanduan adalah penyakitnya sendiri, Schiller menjelaskan, menggambarkan penyakit ini sebagai hal yang ‘kronis’ dan ‘menghancurkan’.

“Ada kesalahan di otak, dan orang yang dilahirkan dengan reseptor dopamin lebih sedikit daripada yang lain tidak dapat menghargai diri mereka sendiri dari dalam,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa seseorang yang kecanduan seks akan berusaha meraih sesuatu di luar diri mereka untuk memperbaikinya, mulai sejak awal dalam kehidupan.

“Seks adalah salah satu perilaku yang bisa dilakukan orang untuk mengatasi stres mereka,” ujarnya.

Sayangnya, Schiller mengatakan bahwa seperti diabetes, kecanduan seks bukanlah sesuatu yang bisa disembuhkan.

Tapi pecandu seks dapat diberi alat untuk mengatasi kecanduan mereka dan dengan demikian menghentikan kehidupan mereka yang buruk, menyakiti orang yang mereka cintai sehingga mampu menghancurkan karier mereka.

Banyak para pecandu seks yang mengatakan bahwa mereka terbentuk akibat adanya  beberapa bentuk pelecehan atau diabaikan saat masih anak-anak. Seiring berjalannya waktu, mereka menganggap diri mereka sudah kehilangan arah atau rusak.

Selain itu, bawaan genetika juga bisa memengaruhi penyebab seseorang menjadi pencandu seks.

Misalkan, orang tua mereka mungkin telah melakukan hubungan seks dengan pecandu atau mungkin pernah menjadi pecandu seks dahulunya.

Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik dan lingkungan mungkin berperan menjadi penyebab. Adanya stress dan rasa sakit emosional juga memicu perilaku seksual kompulsif.

Jika seseorang menderita hiperseksualitas alias kecanduan seks, ia memerlukan konseling di bidang kecanduan.

Kecanduan seks ini merupakan satu situasi jelas di mana seseorang butuh bantuan terapis, komunitas untuk berbagi, dan bahkan buku motivasi untuk sembuh.

Pada akhirnya, tidak ada orang lain yang bisa membuat pecandu seks sembuh, tapi hanya dirinya sendirilah yang bisa mendorong dan bertindak untuk sembuh.