close
Nuga Life

Badan Gemuk Mengurangi Kualitas Seks?

Melakukan seks dengan pasangan terlihat mudah jika Anda melihatnya dari video dewasa.

Namun, kalau dipraktikkan secara langsung, seks ternyata memiliki beberapa kesulitan yang membuat keintiman jadi menurun hingga pasangan susah mendapatkan orgasme dengan intens.

Nah, salah satu penghambat saat melakukan seks adalah bentuk tubuh dari pasangan itu sendiri. Kalau tubuh pasangan khususnya pria terlalu besar atau mengalami obesitas, hambatan akan muncul satu per satu.

Seks mungkin bisa dilakukan, tapi kemungkinan mendapatkan orgasme hebat akan rendah. Oleh karena itu, siasati dengan beberapa cara di bawah ini.

Pria yang mengalami obesitas sering sekali mengalami gangguan saat seks. Berikut beberapa gangguan yang bisa terjadi.

Salah satu gangguan yang paling sering terjadi dari pria yang mengalami kegemukan adalah susahnya mendapatkan ereksi.

Mungkin pria akan mudah mendapatkan ereksi saat menerima rangsangan, tapi ereksi yang sempurna akan susah terjadi. Bahkan, kalau pun ereksi terjadi, ada kemungkinan cepat kendur kembali.

Susahnya ereksi pada pria ini disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah banyaknya lemak di tubuh. Oleh karena itu, pria yang obesitas sering tidak bisa melakukan seks dengan sempurna.

Bahkan meski sudah melakukan penetrasi, penis bisa lemas dengan sendirinya di dalam vagina.

Karena beberapa posisi seks membutuhkan kelenturan dan juga fisik yang baik, pria akan susah melakukan beberapa posisi seks.

Nah, posisi seks yang susah dilakukan adalah posisi doggy style karena akan terganjal oleh perut. Kalau pria memiliki penis yang agak panjang mungkin tidak akan menjadi masalah besar.

Selanjutnya posisi yang membuat pria harus menyangga beban tubuhnya akan sulit terjadi. Kaki pria akan mudah lelah sehingga penetrasi sering tertentu. Pria dengan tubuh obesitas biasanya juga memiliki penis yang cenderung lebih kecil karena tertutup oleh lemak di bagian pangkalnya.

Lemak yang terlalu banyak di tubuh juga menyebabkan pria mengalami penurunan libido yang signifikan. Penurunan libido ini menyebabkan pria jadi susah melakukan seks. Ibarat kendaraan, libido adalah bahan bakarnya.

Kalau bahan bakarnya tidak ada, kendaraan tidak akan bisa bergerak dengan baik.

Libido berkaitan erat dengan jumlah testosteron pada tubuh. Pada pria yang obesitas, jumlah hormon seks ini akan ikut anjlok. Jadi, kemungkinan pria mendapatkan seks yang hebat akan rendah.

Tidak bisa dimungkiri lagi kalau masalah body image juga menimpa pria.

Pada kondisi tertentu pria merasa tidak nyaman dan yakin dengan tubuhnya. Hanya dengan melihat tubuhnya saja, pria jadi tidak semangat lagi untuk melakukan seks dan menganggap dirinya akan mengecewakan pasangan.

Kalau pria sampai mengalami masalah body image, kehidupan seksnya akan hancur. Oleh karena itu, pasangan harus bisa memberikan dukungan. Selain dukungan moral, dukungan untuk mau berolahraga juga akan sangat membantu.

Gangguan terakhir dari pria yang mengalami obesitas adalah sering mengalami ejakulasi dini. Waktu untuk melakukan penetrasi kerap turun, akibatnya pria tidak bisa menikmati seks dengan sempurna dan kemungkinan membuat pasangan jadi kecewa cukup besar.

Anda mungkin sudah sering dengar berbagai risiko kelebihan berat badan bagi kesehatan.

Namun, yang tak banyak dibicarakan orang-orang adalah bagaimana obesitas atau kelebihan berat badan berpengaruh pada kehidupan seks pasangan. Untuk mengetahui seperti apa dampak obesitas atau kelebihan berat badan pada seks, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Hubungan antara kelebihan berat badan dan performa seksual sudah banyak diteliti para ahli. Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa kira-kira sejumlah 30% dari orang-orang yang kelebihan berat badan atau obesitas mengeluhkan adanya masalah seksual. Berikut adalah beberapa masalah yang dilaporkan orang dengan berat badan berlebih atau obesitas.

Pada laki-laki yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, salah satu efek samping yang dialami adalah disfungsi ereksi

Seorang ahli reproduksi dari Sekolah Kedokteran New York University, dr. Andrew McCollough menjelaskan bahwa disfungsi ereksi terjadi pada laki-laki yang kelebihan berat badan karena tingginya risiko penyempitan arteri. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lemak pada pembuluh darah di sekitar area penis.

Wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas juga mengalami masalah aliran darah yang tidak lancar, seperti halnya laki-laki.

Kelebihan lemak tubuh bisa menghambat arteri yang mengalirkan darah pada daerah panggul. Akibatnya, klitoris dan vagina pun jadi sulit bereaksi terhadap rangsangan seksual.

Selain gairah seks yang menurun, sebagian orang dengan berat badan berlebih atau obesitas juga mengalami masalah kepercayaan diri ketika berhubungan seks dengan pasangannya. Pasalnya, selama ini wanita dengan tubuh seksi dan ramping selalu menjadi simbol seks. Sementara, orang bertubuh gemuk sangat jarang ditampilkan sebagai sosok yang sensual.

Pengaruh media ini bisa membuat banyak orang dengan berat badan berlebih hilang kepercayaan diri. Muncul kekhawatiran bahwa pasangannya tak akan bergairah ketika bercinta dengan orang yang tubuhnya gemuk.

Kekhawatiran ini sulit hilang, bahkan jika pasangannya tak merasa keberatan sama sekali. Akibatnya, hasrat untuk bercinta pun jadi lebih mudah padam.

Masalah seks bisa terjadi pada siapa saja dengan bentuk tubuh seperti apa pun. Tubuh yang ramping dan seksi tak menjamin gairah dan kualitas seks yang memuaskan. Akan tetapi, tak ada salahnya jika Anda mencoba untuk mengendalikan berat badan.

Beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari menurunkan berat badan yaitu stamina bertambah, tubuh semakin lentur dan lincah, hingga peredaran darah lebih lancar. Hal-hal tersebut tentu bisa membuat kehidupan seks Anda dan pasangan jadi lebih memuaskan.

Cara lain untuk menambah gairah seks bagi pasangan dengan berat badan berlebih atau obesitas adalah meningkatkan rasa kepercayaan diri.

Belajarlah untuk mencintai diri sendiri dan mulai menjalani gaya hidup sehat. Jika masalah kepercayaan diri terasa begitu membebani, cobalah untuk berkonsultasi dengan terapis atau konselor pernikahan.

Kalau segala cara sudah ditempuh tapi tak membuahkan hasil juga, jangan ragu untuk menemui dokter Anda. Berkonsultasi dengan dokter bisa membantu Anda mencari akar masalahnya dan mengusahakan solusi yang terbaik.