close
Nuga Forum

Sang Pengeran, Prince, Sudah Dikremasi

Kematian Prince di di elevator rumahnya, Kamis pekan lalu, yang sedang di investigasi kepolisian, tidak menghalangi upacara pelepasan jenazahnya untuk dikremasi.

Upacara pelepasan jenazah Prince dengan dikremasi ini dilakukan usai kepolisan mengebalikan jasadnya  kepada keluarganya,  hari Jumat sore waktu setempat.

Diberitakan Reuters, kremasi dilakukan di kompleks studio di Minneapolis, tempat Prince ditemukan tak bernyawa di elevatornya

Terlihat saudara perempuannya, Tyka Nelson menghadiri upacara di Paisley Park Studios.

Selain itu, ada pula Sheila E. musisi yang juga mantan rekan kolaborasi Prince.

Mantan pemain bass-nya, Larry Graham dan model Damaris Lewis pun terlihat menghadirinya.

“Prince ‘diantar’ oleh sekelompok kecil orang-orang yang dicintainya: keluarga, kawan, dan rekan musisi, dalam sebuah upacara indah yang terbatas. Mereka menyampaikan penghormatan terakhir.” kata publisis Prince, Anna Meacham menyatakan.

Graham yang pernah bekerja sama dan dekat dengan Prince menyampaikan penghormatan terakhirnya dengan kata-kata menggugah.

“Prince, yang terpenting adalah membuat kami semua menjadi musisi yang lebih baik dan secara spiritual. Tapi secara musisi dia mendorong dan membuat kami lebih baik dan kami mendengar lebih dalam,” ungkapnya.

Para penggemar ikut mengantarkan jiwa Prince ke peristirahatan terakhir. Di luar Paisley Park Studios mereka membawa kotak-kotak hadiah yang berisi beberapa barang khas Prince seperti karya musiknya.

Meski Prince telah dikremasi, investigasi masih terus dijalankan oleh kepolisian.

Polisi tidak menemukan adanya tanda-tanda bunuh diri atau trauma yang jelas dalam kematian sang penyanyi.

Itu disampaikan Jim Olson serif Carver County yang bertugas menginvestigasi penyebab kematian Prince.

“Tidak ada tanda trauma pada tubuh yang sangat jelas,” kata Olson dalam konferensi pers yang digelar Jumat lalu.

“Pada titik ini kami tidak punya alasan untuk percaya bahwa itu bunuh diri. Lainnya masih diinvestigasi.”

Hasil yang lebih jelas baru bisa diketahui setelah autopsi selesai dilakukan. Proses itu sendiri membutuhkan beberapa pekan. Polisi juga tengah mengumpulkan informasi-informasi riwayat medis maupun sosial Prince.

“Semua hal yang relevan soal investigasi akan dipertimbangkan. Mengumpulkan hasil butuh beberapa hari dan hasil pemindaian toksikologi menyeluruh membutuhkan beberapa minggu,” kata petugas kesehatan.

Hingga saat itu tiba, tidak ada informasi jelas yang bisa disampaikan soal kematian Prince. TMZ sempat memberitakan, sang pelantun Purple Rain overdosis obat penghilang sakit yang keras, sepekan sebelum dia meninggal.

Kepergian Prince untuk selamanya mengejutkan para penggemar dan selebriti.

Tidak sedikit di antara mereka yang mengenang sang Purple One via Twitter.

Pengaruh Prince sulit dibendung.

Sang komposer, penampil dan artis bakal dikenang sepanjang masa dan untuk itu, dia akan selalu diagungkan.

Walau saat ini jasadnya telah dikremasi, namun penyebab meninggalnya musisi legendaris Prince saat ini masih terus diselidiki oleh pihak berwajib.

Dikutip dari Mirror, seorang penyidik yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kalau sebelum meninggal dunia, Prince tidak tidur selama  enam hari.

Saat ditemukan di rumahnya, penyidik juga menemukan sejumlah obat pereda sakit.

“Tidak ditemukan trauma atau percobaan bunuh diri di tubuhnya. Tapi kami masih akan terus meneliti rekaman kesehatannya,” kata sang penyidik.

Pernyataan penyidik ini seakan dibenarkan oleh Maurice Phillips, salah satu kakak ipar Prince.

“Saya masih bersamanya pada akhir pekan sebelumnya. Ia mengaku sedang bergadang berhari-hari,” ujar Phillips.

Mengenai penyebab kematian Prince, Phillips dan keluarga sempat menduga kalau obat tidur menjadi penyebabnya.

Tapi, mereka memutuskan untuk menyerahkan penyelidikan kepada pihak berwajib agar tidak semakin memperkeruh suasana.

Masih dikutip dari Mirror, Prince memiliki penyakit susah tidur alias insomnia.

Untuk mengatasi penyakitnya, Prince menenggak obat pereda sakit Percocet.

Lima hari sebelum meninggal dunia, Prince sempat ditemukan tidak sadarkan diri di dalam pesawat jetnya di Illinois. Hal itu diduga terjadi akibat overdosis Percocet.

Ketika masih tak sadarkan diri, Prince dilarikan ke rumah sakit. Namun setelah sadar, Prince menolak untuk dirawat dan memilih untuk tetap tampil dalam konser.

Dalam beberapa kasus, Percocet yang dicampur dengan obat-obatan lain malah membuat sang pengguna tidak terlelap. Jika digunakan berlebihan, sang pengguna bisa terancam terkena serangan jantung mendadak.

Selain obat pereda sakit, kematian Prince juga diduga akibat narkoba. Hal ini diketahui dari seorang pria bernama Doctor D, yang mengaku sebagai mantan bandar narkoba Prince.

“Ia menenggak Fentanyl dan Dilaudid untuk mengatasi demam panggungnya selama dua puluh lima tahun terakhir. Ia bisa menghabiskan puluhan ribu dolar untuk membelinya,” kata Doctor D.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak berwajib mengenai penyebab kematian Prince.