close
Nuga Forum

Sandy Tumiwa Belajar Islam di Pesantren

Sandy Tumiwa, pesinetron, suami “host daqn artis Tessa Kaunang, memilih belajar di pesantren untuk mendalami Islam sebagai pilihan bijak untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang agama yangt dipeluknya.

Pernyataan untuk mendalami keislaman di pesantren ini dinyatakan Sandy kepada wartawan “nuga” di Jakarta, Gery Haryanto, Jumat pagi, 04 Juli 2014, setelah berbagai media memberitakan ketertarikannya untuk belajar agama lebih baik lagi.

“Saya akan memperdalam pengetahuan keagamaan dan berencana masuk pesantren dalam waktu dekat. Tentu saya tidak bisa belajar lama di pesantren karena terbentur pekerjaan,” ujar Sandy dengan serius.

“Tadinya bulan Ramadhan ini. Tapi kata Mama harus bisa bagi waktu, antara kerjaan dan ibadah.
Jalanin, ibadah juga, kerja juga,” katanya mengulang nasihat ibunya, Amalia Nurshanty, yang memang seorang muslimah.

Sandy Tumiwa adalah anak dari Tumiwa, seorang pendeta yang masuk Islam dan mengawini seorang keluarga keraton Yogyakarta, Amalia Nurshanty. Keduanya bercerai ketika Sandy masih balita. Sandy, setelah dewasa memilih sebagai seorang Kristen.

Hubunggan antara Sandy dengan ibundanya sempat merenggang lantaran selalu dinasehati sebelum jadi muallaf. Saking kesalnya Sandy pada sang bunda, sempat menghapus nomor kontaknya.

Namun kini hubungan antara pria kelahiran Jakarta, 24 Januari 1982, dengan ibundanya sudah sangat baik. Setelah jadi mualllaf, ibunda sempat memberi nasehat yang menyejukkan hati Sandy.

“Mama berpesan selalu tingkatkan sholat, pelajari al-Qur’an dan ilmu fiqih. Kita harus mengkaji Al-Qur’an, di dalamnya sudah komplet ilmunya, Insya Allah,” tandas sang bunda seperti dituturkan Sandy.

Sandy Tumiwa berpindah keyakinan, setelah delapan tahun hidup berumah tangga dengan Tessa Kaunang. Ketika memilih menjadi mualaf hubungan keduanya sempat merenggang.

Namun sekarang, Sandy mengaku hubungannya dengan sang istri sudah kembali membaik.

“Sampai sekarang saya masih baik-baik aja,” ujarnya.

Sandy mengungkapkan, selama Ramadhan ini ia harus bolak-balik antara rumahnya tempat tinggalnya bersama anak-istri dengan rumah ibunya. Bukan karena ada masalah tapi karena ingin bersantap sahur bersama sang bunda.

“Saya datang ke rumah Mama buat makan sahur. Bolak-balik aja, jadi membagi waktu. Sampai sekarang baik-baik aja,” tegasnya.

Setelah menjadi muslim, secara otomatis Sandy harus menjalankan kewajiban sesuai ajaran agama Islam. Termasuk menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini.

Lantaran sang istri beragama lain, Sandy memilih melaksanakan santap sahur di rumah ibunya, Amalia Nurshanty.

“Ramadhan ini pindah-pindah. Sahur sama mama, kayak jadi bolak-baliklah. Ya itulah waktu-waktu yang dulu kurang, sekarang berbagi waktu sama anak-anak, sama keluarga, sama Mama,” tutur Sandy .

Sang bunda selalu mempersiapkan menu makanan kesukaannya. “Mama kalau bikin rendang the best, ya Mamaku juga the best. Pakai rendang, telor, nasi, dan makan pakai tangan,” cerita Sandy melukiskan kelezatan sajian buatan ibunya.

Sampai hari keempat Ramadhan, Sandy Tumiwa bersyukur puasanya belum pernah batal. Dia berharap bisa menjalankan ibadah puasa satu bulan penuh.

laporan gery haryanto wartawan “nuga” di jakarta