close
Nuga Forum

Sinar Sandhy Sondoro di Ajang Musik Rusia

Sandhy Sondoro terus berkibar di ajang musik dunia dan pekan ini akan tampil pada International Professional Music Awards Bravo di Rusia.

Dalam perhelatan itu Sandhy akan menjadi salah satu bintang tamu dan membawakan lagu gubahannya End Of The Rainbow.

Lagu ini pernah dinobatkan menjadi salah satu lagu terbaik di Moskow. Pada ajang penghargaan itu, Sandhy juga akan menerima International Professional Music Award Bravo sebagai bintang Indonesia terbaik di acara tersebut.

International Professional Music Awards Bravo diadakan selama dua hari, di bulan Maret ini.

Pada Sabtu, 10 Maret Sandhy akan tampil di suatu tempat konser terbuka yang terletak di Kremlin, Moskow. Sementara pada Minggunya Sandhy tampil di The Bolshoi Theatre.

Penampilan Sandhy kali ini merupakan kelanjutan dari aksi Sandhy pada festival musik White Night of St Petersburg di Rusia pada tahun lalu lalu.

Perlu diketahui bahwa International Professional Music Awards Bravo adalah acara penghargaan musik yang pesertanya berasal dari berbagai Negara di Eropa dan Asia.

Sebut saja Rusia, Jepang, Cina, India, Malaysia, Indonesia, dan Singapura.

Acara ini juga dihadiri perwakilan industri musik dan film dunia, eksekutif media, elit budaya dan bisnis, duta besar negara mitra serta para bintang terkenal dunia.

Tahun ini, International Professional Music Awards Bravo akan dihadiri Nicole Scherzinger, Ashanti, Nastassja Kinski, Dolph Lundgren, Sophia Loren, dan Rod Stewart.

Bagi penyanyi kelahiran Jakarta itu, kesempatan untuk tampil di Rusia ini menjadi ajang pembuktian dia sebagai musisi yang diakui di Eropa.

Di Indonesia, Sandhy Sondoro mulai bermain musik di sebuah band ketika SMA.

Sandhy membawakan lagu-lagu rock dari band Van Halen, Mr. Big atau The Black Crowes dalam band tersebut.

Pada usia delapan belas tahun ia pergi mengunjungi pamannya di California dan tinggal di sana untuk beberapa waktu. Setahun kemudian ia pergi ke Jerman untuk belajar arsitektur.

Sandy memulai karier musiknya sebagai musisi jalanan di kota Berlin, mengamen di Metro, dan bermain musik dari pub ke pub.

Di jalanan Berlin ini pula ia mulai dikenal dan berkenalan dengan sejumlah musisi dan produser.

Setelah mengeluarkan album bertitel Why don’t We pada sepuluh tahun silam ada akhirnya karya musiknya mendapat apresiasi positif di Jerman dan negara-negara Eropa lainnya.

Sebelum berkiprah di Indonesia, Sandhy memulai karier profesinal sebagai penyanyi di Jerman.

Di sela kuliah arsitekturnya, Sandhy bergabung dengan band di kampus yang biasanya membawakan musik rock Amerika dan Inggris seperti The Beatles dan Led Zeppelin.

Perjalanan Sandhy di Eropa berlanjut. Saat dia menjadi juara pada New Wave International Contest of Young Pop Singers di Jurmala, Latvia.

Sebelumnya, dia telah merilis album Why Don’t We. Pulang ke Indonesia, Sandhy kemudian berkarier di tanah kelahirannya.

Dia telah melahirkan empat

Delapan tahun silam Diane Warren mengundang Shandhy untuk tampil di The Palladium Theatre, Hollywood, Amerika Serikat. Dia bernyanyi di program PBS Special TV Broadcast.

Selain Sandhy, program itu juga menampilkan antara lain Celine Dion, Cher, Tony Braxton, Eric Bennet, dan Gloria Estefan.