close
Nuga Forum

Nasib Martunis Si Anak Angkat Ronaldo

Masih ingat Martunis?

Ya, Martunis “bocah” ajaib yangselamat dari tsunami dan kemudian dipungut sebagao anak olah Cristiano Ronaldo.

Iya juga ketika hari-hari ini Martunis tercampak sebagai pemain sepakbola tarkam yang bertanding  antarkampung

Dan, pemuda dua puluh itu, seperti ditulis laman “cnn,” hari ini, Rabu, 27 Desember,  bertanding di beberapa daerah di Aceh, seperti Banda Aceh dan Lhokseumawe.

Keputusan Martunis bermain tarkam dikhawatirkan sang manajer, Munawardi, dapat merusak karier sepak bola, untuk itu sosok yang pernah menimba ilmu di Sporting Lisbon itu tak jarang mendapat wejangan.

“Sekarang kegiatannya, sering main sepak bola tarkam atau antar kampung. Dia dibayar, malah mainnya sampai Lhokseumawe. Rutin atau tidak, tergantung situasi dan kondisi,” ujar Munawardi kepada CNNIndonesia.com.

“Kalau memang dia fit dan ingin main, dia ikut main tarkam. Setelah itu, dia mungkin mau kembali fitness untuk memperbaiki. Karena memang setelah pulang dari sana, menjadi tidak teratur,” sambungnya.

Munawardi juga berharap Martunis bisa menjaga diri dari pergaulan dan menjaga kondisi fisik serta kualitas permainan agar bisa meWujudkan mimpi bermain sepak bola di level klub profesional maupun semi profesional.

“Untuk jadi seorang atlet, tidak boleh keluyuran malam-malam, jam latihan tidak jelas dan sesuka hati. Tidak bisa. Kalau bisa ikut aturan, mungkin akan bisa kami perjuangkan. Mungkin kalau tidak di Liga 2, Liga 3,” jelas Munawardi.

Beberapa klub pernah mengutarakan minat merekrut anak angkat Cristiano Ronaldo itu, namun Munawardi mengakui belum ada lagi yang menghubunginya lebih lanjut.

“Kalau dia ingin berlatih, harus dengan sangat serius. Betul-betul berlatih sebagai seorang pemain bola. Paling tidak dia menjadi pemain cadangan dahulu di Persiraja ataupun tim lain. Akan kami upayakan seperti itu,” harap Munaward

Secara terbuka kepada CNNIndonesia.com, Munawardi bahkan mengakui ketenaran Martunis selama ini karena nama besar penyerang Real Madrid, Cristiano Ronaldo.

Ia juga menerangkan kehidupan Martunis tak lantas bergelimang uang meski sebagai anak angkat Ronaldo.

“Setelah dia kenal Ronaldo, sejak Ronaldo datang ke sini [Banda Aceh], memang makin banyak wartawan yang datang ke sini untuk menulis, meliput, dan mendengar cerita tentang dia.”

“Dari segi sosial, dia semakin populer saja sehingga orang-orang makin kenal dan bertanya: ‘Itu siapa? Itu Martunis Ronaldo?’ begitu,” ujar Munawardi menirukan kata-kata tersebut.

Pria asal Banda Aceh itu pun mengungkapkan, kehidupan Martunis secara ekonomi sangat jauh dari kemewahan, bahkan sangat sederhana.

“Dari sisi lain mungkin orang akan berpikir seperti ini: ‘Sudah kenal seorang superstar seperti itu, pasti banyak pundi-pundi yang diberikan.’ Padahal tidak seperti itu.”:

“ Yang diberikan kepada Martunis itu adalah oleh federasi sepak bola Portugal. Itu yang diberikan untuk biaya hidup dan sekolah dia, dan juga untuk membeli sepetak tanah demikeberlanjutan Martunis mendatang. Dan itu semuanya sudah dilakukan,” ucap Munawardi.

Ia juga bersedia menjadi manajer Martunis tanpa mengharapkan imbalan uang, tapi murni karena kepedulian terhadap pemain yang ingin mewujudkan impian jadi pesepakbola hebat.

Untuk pencairan pendanaan kepada Martunis, Munawardi mengaku membantu memfasilitasinya ke federasi sepak bola Portugal.

“Kebetulan, saat itu semuanya saya yang memfasilitasi dan membuat korespondensi dengan pihak Kedutaan Portugal. Saya berkomunikasi untuk pencairan, kemudian membuat bukti bahwa tanah sudah dibeli, sudah sertifikasi, dan segala macam. Dokumen-dokumen itu saya yang proses dan kirim ke sana, setelah itu selesai.”

“Dan, Martunis menerima apa yang sudah dijanjikan. Saya membantu tulus, ikhlas, dan tidak menuntut apa-apa. Mungkin dari situ pihak keluarga Martunis menjadi lebih percaya kepada saya,” ungkap Munawardi.

Martunis saat ini masih menjalani pemulihan secara pribadi di Banda Aceh setelah mengalami cedera lutut kanan pada akhir tahun lalu. Meski cedera, ia tak mau berputus asa mewujudkan mimpi menjadi pesepakbola profesional.

Sebelumnya, Martunis pernah menjajal latihan di Sporting Lisbon selama kurang lebih satu tahun. Di klub Portugal yang membesarkan Cristiano Ronaldo itu, Martunis tetap mendapatkan ‘gaji’.

Ya, anak angkat Ronaldo itu tetap mendapatkan uang saku per bulan selama ‘sekolah’ mengasah kemampuan bermain sepak bola.

“Uang saku saya tahun pertama enam juta rupiah, yang tahun kedua kurang lebih Rp9 juta,” ujar Martunis kepada CNNIndonesia.com.

Martunis sendiri baru merasakan uang saku enam juta rupiah pada tahun pertama, sedangkan uang saku  sembilan juta rupiah merupakan janji kenaikan dari manajemen Sporting jika ia melanjutkan ke sana.

“Kontrak tahun pertama selama dua tahun. Sedangkan kontrak kedua saya di Sporting Lisbon itu selama setahun dan gelah berakhir” terangnya.

Usai kontrak pertama berakhir setelah Juni  tahun lalu, Martunis sempat kembali ke Indonesia untuk mengurus kembali perpanjangan visa ke Portugal.

Martunis sebenarnya sudah tanda kontrak tahun kedua di Sporting. Namun seiring waktu, ia justru memilih ikut tes kepolisian setelah pertengahan tahun 2016 karena dijanjikan seseorang dirinya pasti lolos tes untuk memperkuat Bhayangkara FC.

Padahal, saat itu Sporting mewanti-wanti agar dirinya tidak menerima perekrutan klub lain. Manajemen klub itu, diakui Martunis, bahkan sempat menyampaikan kepadanya sejumlah klub seperti akademi California dan klub Qatar berminat memberikan kesempatan trial.

“Jadi ketika lolos seleksi akademi California, Sporting hanya ingin meminjamkan saya ke sana.”

“Kalau saya bagus main di sana, Sporting akan rekrut balik. Tapi karena saya sudah tes polisi, saya batalkan semuanya,” ujar Martunis.

Martunis mengaku mengalami cedera ketika menghadapi sejumlah pemain Timnas Indonesia, termasuk Gavin Kwan Adsit, Hanif Sjahbandi, dan penyerang naturalisasi Ezra Walian.

Tags : slide