close
Nuga Forum

Bob Dylan Membuka ‘Perpustakaan’ Wiski

Musisi Bob Dylan dilaporkan mengembangkan bisnis dengan membuka tempat konser dan tempat penyulingan pribadi di Nashville, AS.

Tahun lalu, ia sempat merilis merk wiski bernama Heaven’s Door.

Kedua usaha barunya akan diberi nama serupa dengan nama wiski di atas. Heaven’s Door Distillery And Center For The Arts direncanakan buka pada musim gugur

Dilansir dari Associated Press, tempat tersebut juga terdiri dari ‘perpustakaan wiski’, restoran dan ruang untuk tampil dengan kapasitas tiga ratus enam puluh orang.

Lukisan-lukisan dan patung buatan tangan Dylan disebut akan dipajang di lokasi terbaru itu, yang mana sekaligus merayakan lima puluh tahun album kesembilan Dylan, ‘Nashville Skyline’.

Di awal  tahun ini, Martin Scorsese mengumumkan dirinya bakal menggarap dokumentasi konser Dylan untuk Netflix di bawah tajuk ‘Rolling Thunder Revue: A Bob Dylan Story‘.

Variety melaporkan dalam film dokumenter itu Dylan mengumpulkan sejumlah kolaborator dan musisi, termasuk Joan Baez dan Mick Ronson.

Menurut Netflix, sebagian ‘Rolling Thunder Revue‘ berisi dokumentasi, sebagian lagi film konser dan sebagian lain adalah mimpi. Mereka belum mengumumkan tanggal rilis film tersebut.

Dylan sendiri dijadwalkan kembali ke Inggris pada bulan Juli mendatang untuk mendampingi Neil Young. Pria 77 tahun itu masih aktif bermusik setelah lebih dari enam dekade.

Dylan, lahir dengan nama Robert Allen Zimmerman, adalah seorang seniman yang menjadi figur populer melalui berbagai karya seni, tak hanya lagu semata.

Kesuksesannya meliputi penjualan seratus juta kopi rekaman, delapan buku yang berisi gambaran dan lukisannya, dan berbagai tur yang tiketnya selalu terjual habis.

Namun Dylan bukanlah musisi biasa. Mengoleksi puluhan piala penghargaan,  ia menerima Presidential Medal of Freedom dan terbaru,

Nobel Prize in Literature pada tiga tahun lalu, lantaran kemampuannya membuat ekspresi puisi dengan lagu-lagu Amerika tradisional.

Ya, produk dunia hiburan memang luas,

Buku bisa diadaptasi menjadi film dan album bisa diadaptasi menjadi film.

Dan album Bob Dylan bertajuk Blood on The Tracks yang akan diadaptasi menjadi film.

Melansir The New Yorker, adalah penulis naskah Richard LaGravenese yang tertarik mengadaptasi album tersebut menjadi film. Ia menawarkan rencana itu pada sutradara Luca Guadagnino yang sebelumnya menggarap film Call Me By Your Name

Guadagnino tertarik dengan rencana yang ditawarkan LaGravenese. Ia memberi syarat, asalkan naskah tersebut ditulis oleh LaGravenese, yang mana belum pernah ditemuinya.

ilm yang diadaptasi dari album rilisan tahun 1975 itu berlatar waktu beberapa tahun pada era 70an. Kisah itu ia buat berdasarkan tema utama album Blood on The Tracks.

Blood on The Tracks merupakan salah satu album tersukses Dylan. Selain masuk dalam lima ratus album terbaik sepanjang masa versi Rolling Stones, album itu masuk dalam Grammy Hall of Fame pada empat tahun  lalu.

Di usia tujuh puluh tujuh tahun, Dylan tidak hanya fokus bermusik. Pada April lalu ia mengatakan akan meluncurkan produk wiski dengan nama Heaven’s Door.

Produk itu merupakan hasil kerja sama Dylan dengan pengusaha wiski Marc Bushala. Bushala yang merupakan penggemar Dylan ingin membuat wiski yang merepresentasikan musisi asal Minnesota itu.

“Kami berdua ingin membuat wiski koleksi Amerika yang bisa menceritakan sebuah kisah,” kata pria yang disebut-sebut sebagai salah satu musisi rock paling berpengaruh ini, seperti dilansir The New York Times.

Dylan melanjutkan, “Saya telah berpergian selama puluhan tahun dan saya telah mencoba rasa terbaik wiski dari seluruh dunia. Ini wiski yang enak.”

Wiski seri Heaven’s Door terdiri dari tiga wiski yang berbeda. Tiga Wiski tersebut adalah straight rye, straight bourbon dan double barrel whiskey.

Nama Heaven’s Door diambil dari lagu Dylan yang bertajuk Knockin’ on Heaven’s Door.