close
Nuga Forum

Kiriman Paket Bom untuk Robert de Niro

Masih ingat dengan Robert de Niro?

Ya, Robert de Noiro yang identik dengan “The God Father.”

Sebagai pengkritik Presiden Donald Trump ia juga menjadi target pengiriman paket bom ke sejumlah tokoh di Amerika Serikat. Kini, ia angkat bicara.

De Niro mengajak masyarakat “membalas” serangan tersebut dengan menggunakan hak pilihnya demi mengalahkan partai tempat Trump bernaung, Partai Republik.

“Ada yang lebih kuat daripada bom, dan itu adalah suara kalian. Rakyat harus memilih!” ujar De Niro kepada The Hollywood Reporter.

“Saya bersyukur kepada Tuhan tak ada yang terluka, dan saya berterima kasih atas keberanian aparat keamanan dan penegak hukum karena sudah melindungi kami.”

Selama ini, De Niro memang sangat vokal mengkritik Trump sejak taipan real-estate itu mulai mendeklarasikan pencalonan dirinya sebagai presiden dalam pemilihan umum 2016 lalu.

Dalam sebuah video menjelang pemilu, De Niro menyebut Trump begundal, badut, bajingan, dan “anjing kampung yang tak mengerti apa yang ia katakan.”

Ketika Trump terpilih, De Niro membandingkan emosinya dengan kondisi jiwanya

Selain De Niro, sejumlah pendukung Partai Demokrat lain juga menjadi korban ancaman paket bom selama sepekan belakangan, termasuk pebisnis George Soros.

Secara keseluruhan, aparat menemukan tiga belas paket bom yang dialamatkan di antaranya kepada Barack Obama, Hillary Clinton, hingga mantan Direktur Pusat Intelijen Pusat, John Brennan.

Kepolisian sudah menangkap terduga pelaku pengirim paket-paket tersebut. Pria bernama Cesar Sayoc itu memang dikenal sebagai pendukung Trump

Sebelumnya Kepolisian Kota New York, Amerika Serikat, melaporkan temuan paket bom di dua bangunan di kawasan Tribeca, Manhattan, yang ditujukan untuk aktor Robert De Niro.

Petugas kepolisian NYPD Letnan Thomas Antonetti mengatakan paket itu ditujukan ke alamatnya

Dua bangunan itu terdaftar sebagai Festival Film Tribeca dan Tribeca Grill milik Robert De Niro, aktor yang selama ini sangat vokal mengkritik Presiden Donald Trump.

Otoritas mengatakan paket tersebut memiliki ciri-ciri yang serupa dengan paket lainnya yang lebih dulu diterima mantan Presiden Barack Obama, mantan Presiden Bill Clinton, dan sejumlah petinggi Partai Demokrat lain.

Paket-paket tersebut dibungkus dengan bahan serupa dengan label pengiriman yang sama.

Namun, dikutip CNN, hingga kini belum jelas apakah paket mencurigakan itu berkaitan dengan bingkisan misterius yang telah lebih dulu ditemukan.

Rangkaian paket bom ini bermula pada Senin, ketika aparat menemukan benda mencurigakan di depan rumah George Soros, investor yang juga pendonor terbesar Partai Demokrat.

Kini, aparat sedang menyelidiki dalang di balik rangkaian paket bom ini. Para pakar mengatakan bahwa ahli forensik akan berperan penting dalam proses penyelidikan.

Mereka akan memeriksa sidik jari, DNA, atau rambut yang mungkin tertinggal di bom itu, serta menyelidiki pola tulisan tangan pada paketnya.

Sebelumnya juga,  Donald Trump menyerang balik aktor Robert De Niro dalam rangkaian cuitan di Twitter yang diunggah dari atas pesawat Air Force One yang bertolak dari Singapura menuju AS.

Presiden AS itu bahkan menyebut sang bintang film sebagai “individu dengan IQ yang sangat rendah”.

“Robert De Niro, seorang yang ber-IQ sangat rendah, pernah sering kali dipukul kepalanya oleh para petinju di film-film. Saya menontonnya tadi malam dan benar-benar meyakini bahwa ia sedang limbung. Saya kira ia tidak memahami bahwa perekonomian kita dalam kondisi terbaik dengan tingkat pengangguran sedang dalam titik terendah, dan banyak perusahaan yang kembali didirikan di negara kita. Bangunlah, punchy!” ujar Trump

Ucapan Trump ini adalah respons atas cacian yang dilontarkan De Niro di malam penghargaan Tony, ketika ia sedang mengawali penampilan Bruce Springsteen.

“Pertama, saya ingin berkata,  Trump,” kata De Niro dalam video yang kemudian menjadi viral di media sosial. “Sekarang bukan lagi saatnya berkata Trump harus turun”

Komentar De Niro membuat seisi Radio City Music Hall tempat digelarnya malam penghargaan Tony memberikan aplaus berdiri.

Ini bukan pertama kalinya De Niro menyerang Trump. Saat pemilihan presiden 2016, ia mengeluarkan video hinaan untuk Trump dengan menyebutnya “seorang idiot” dan “bencana nasional”.

De Niro juga mengatakan akan pindah ke Italia jika Trump terpilih.