close
Nuga Forum

Fatin Pulang “Kampung” Dengan Lantunan “Grenade”

Fatin pulang “kampung.” Ia pulang ke rumah. Kembali ke sekolah. Disambut dengan tari “saman.” Mendapat wejangan kepala sekolah, dan mendatangi kelas tempat ayahnya mengajar. Semuanya, menjadikan kegembiraan bagi Fatin Shidqia Lubis. Kegembiraan yang  selama lebih tiga bulan hilang dari keseharian Fatin.

Fatin benar-benar menikmati pulang kampung ini. Dan ketika tiba di rumahnya, perempuan imut yang menggemaskan itu masuk kekamarnya. Memeluk bantal kesayangannya, sembari membuka “chanael” televisi sebagaimana kebiasaannya dulunya.

Ketika kembali ke sekolahnya ia melantunkan lagu “Grenade” dan foto bareng. Begitu juga ketika ia menyambangi tempat ayahnya mengajar. Ia juga menyanyi dengan kegembiraan bersama murid ayahnya yang sedang mendapatkan pelajaran matematika.

Fatin memang “pulang kampung” dengan suasana yang sangat “lubis.” Luar Biasa. Dan sebelum “pulang kampung,” Fatin yang ditemani tim  X Factor Indonesia, singgah dulu ke kantor Global Radio Jakarta 88.4 FM di MNC Tower, Jakarta Pusat, untuk mengisi siaran. Ini pertama kali Fatin mengisi siaran di radio, sehingga menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

“Pertama kali nervous. Terus bayangain saja kita menyapa mereka, tapi merekanya enggak ada. Asyik saja menyapa pendengar lewat radio,” ungkapnya.Kunjungannya ke kantor radio dimanfaatkan dara ber”hijab” ini untuk membangun dukungan pendengar setia Global Radio. “Momen penting banget untuk ngebangun image. Kalau aku bisa menyenangkan, orang lain juga dengan mudah nge-vote,” katanya dengan lugu.

Usai dari “Global Radio” itu lah  Fatin benar-benar “pulang kampung,” di selatan Jakarta. Mendatangi sekolahnya, SMAN 97 Ciganjur, Jagakarsa, dan  menyambangi SMAN 28 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tempat ayahnya, Bahari Lubis, mengajar untuk kemudian pulang ke rumahnya di kawasan Jalan Ampera.

Kedatangan Fatin ke sekolah awalnya disambut para teman yang terkejut. Hadir pula Camat Jagakarsa, Jahrudin, didampingi Kepala Sekolah SMAN 97, Muzayyin. Jahrudin mengaku sangat bangga dengan prestasi yang telah diukir Fatin Shidqia. Keberhasil Fatin sedikit banyak telah mengharumkan daerah asalnya.

“Kita bangga, kita punya siswa yang berprestasi. Satu teman kita yang memiliki prestasi luar biasa yang mengikuti ajang X Factor, sekarang Fatin sudah berada di tiga besar. Semoga bisa mencapai juara,” ungkapnya.

Selain itu, kepala sekolahnya juga turut memberikan sambutan mengenai kadatangan Fatin. Memiliki siswa yang berprestasi, tentu menjadi kebanggaan bagi sekolah. Pasalnya, telah mencetak siswa yang mengharumkan nama sekolah.

“Fatin telah membawa nama baik SMA 97, kita semua mendukung Fatin. Ayo, berikan penampilan yang terbaik pada grand final,” kata Muzayyin.

Fatin disambut meriah bak ratu sehari. Tari “Saman” asal Aceh yang mendendangkan syair indah  menggema. Dan Fatin memberikan kado indah kepada sekolahnya dengan menyanyi tiga lagu, “Grenade”, “Pump Up Kick”, dan “Don’t Speak”.

Acara pulang kampung ini dipuncaki ketika dara menggemaskan itu mendatangi tempat ayahnya mengajar di SMAN 28 Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Di SMA inilah sang ayah Fatin, Bahari Lubis, mengajar matematika.

Seperti juga di sekolahnya, kedatangannya di tempat ayahnya mengajar Fatin mendapat sambutan heboh. Mulai dari siswa hingga para guru berkumpul menyambut bocah imut itu. Banyak pula spanduk, dan poster bertebaran yang intinya menyatakan dukungan kepada Fatin agar bisa menjadi juara.

“Ini di luar dugaan banget. Banyak banget orang yang datang. Pokoknya senang banget. Tadinya aku enggak nyangka, aku kira biasa saja, ternyata ramai sekali,” katanya seakan tak percaya dengan sambutan meriah itu.

Kontestan berpenutup kepala ini menghibur seisi sekolah dengan tiga lagu, “Grenade”, “Jalan Cinta”  dan “Don’t Speak”. Para siswa juga diberi kesempatan foto bareng kontestan yang populer berkat lagu “Grenade” itu. Beruntung, sebagian siswa mendapat tanda tangannya.

Wali kelas Fatin Shidqia di kelas XI IPS 5 SMAN 97 Ciganjur, Darwan S.Pd, memiliki penilaian sendiri terhadap kontestan X Factor Indonesia itu. Darwan yang mengajar mata pelajaran sejarah mengatakan, anak didiknya tidak berubah sama sekali dari segi perilaku dan kebiasaannya, meski sudah dikenal orang.

“Fatin itu sederhana, dia itu kalau pagi suka makan bubur dan nasi goreng. Dia enggak berbeda dari awal hingga sekarang,” ungkanya. Darwan memberi pesan kepada Fatin, tidak tergiur dengan kehidupan negatif bila telah sukses.

“Setelah Fatin menjadi orang sukses, harapan saya agar Fatin menjadi anak yang apa adanya. Semoga tidak terkontaminasi dengan kehidupan negatif, tetap memakai jilbab karena itu salah satu yang menjaganya,” imbuhnya.

Kegiatan  ini dimanfaatkan oleh baik gadis berusia 16 tahun itu. saling bertukar cerita mengenai pengalaman masing-masing. Fatin bercerita tentang pengalamannya di karantina, dan anggota keluarga lain mengaku jadi terkenal karena salah satu keluarganya mengikuti XFI.

“Sekeluarga ngobrol-ngobrol tentang pengalaman aku dikarantina, serta pengalaman ayah dan ibu aku tentang pengalamannya ditanya-tanya karena putri masuk tiga besar grand final,” kata Fatin di kediamannya, di bilangan Jakarta Selatan.

Karena begitu spesial, orangtua Fatin, Bahari Lubis dan Nurseha, menyiapkan menu kegemaran Fatin, ayam kecap dan nugget, saat makan bersama.”Suka banget sama ayam kecap dan nugget, tetapi aku enggak suka ikan. Padahal sekeluarga suka makan ikan semua,” ungkapnya.

Usai pulang kampung, keluarga besar Fatin melakukan doa bersama yang dipimpin bapak Bahari Lubis. Doa bersama dilakukan untuk memuluskan Fatin menuju babak grand final.

“Sumpah rasanya aku senang banget, bisa main ke rumah, dan sekolahan. Sudah seberapa bulan aku enggak ke sini, jadi refresh banget pokoknya,” katanya. Lalu, apa sih yang paling dirindukan Fatin kalau sudah di rumah?

“Aku kangen nonton TV, dan bantal, serta seluruh isi kamar aku. Di situ aku bisa melepas lelah. Apalagi sekarang ketemu keluarga besar,” akunya.

Keluarga besar menyambut gembira kedatangan Fatin yang dilakukan jelang perhelatan road to grand final X Factor Indonesia. Fatin berharap mendapat dukungan moral cukup baik sebagai bekal tampil di grand final.

Tags : slide