close
Nuga Forum

Emma Watson Pernah Diajak Ke Klub Seks

Emma Watson ternyata pernah hampir menjadi salah satu ‘korban’ Allison Mack, bekas bintang Smallville yang didakwa atas tuduhan perdagangan seks.

Mack baru saja dibebaskan dengan jaminan setelah ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam kasus perdagangan seks.

Sebuah laporan menyebut bahwa Mack ternyata pernah mencoba untuk mengajak Emma Watson dan Kelly Clarkson untuk bergabung dengan klub perdagangan seks yang diikutinya.

Menurut Business Insider, melansir AceShowbiz, Allison beberapa kali mengontak Watson pada Januari 2016 lewat cuitan di Twitter.

“Emma, saya seorang aktris seperti dirimu dan terlibat dalam sebuah gerakan wanita yang luar biasa yang saya pikir akan membuatmu tertarik. Saya ingin sekali berbincang jika kau mau,” cuit Mack kala itu.

Tak berhenti di sana, selang sebulan setelah itu, Mack kembali mengirim cuitan kepada Watson. Ia berkukuh merayu bintang Harry Potter itu untuk bekerja sama dengannya.

“Emma, saya berpartisipasi dalam sebuah gerakan pembangunan manusia dan wanita yang unik, saya ingin bercerita denganmu tentang ini. Sebagai seorang aktris saya bisa sejalan dengan visimu dan apa yang ingin kau lihat di dunia. Saya pikir kita bisa bekerja bersama. Beri tahu saya jika kau ingin berbincang,” cuit Mack.

Pada Maret di tahun yang sama, aktris yang kini berusia 35 tahun itu lagi-lagi berkicau untuk Watson.

“Terima kasih atas promosinya. Sangat ingin berbincang dengan seorang pembuat perubahan!” cuitnya.

Jauh sebelumnya, tepatnya di Juli lima tahun lalu, Mack pernah menulis cuitan kepada penyanyi Kelly Clarkson yang berisi ajakan serupa.

“Kelly, saya mendengar bahwa Anda adalah seorang penggemar Smallville. Saya juga adalah fan Anda! Saya ingin berbincang kapan-kapan,” tulis Mack.

Masih berhubungan dengan kasus ini, aktris The Sixth Sense Samia Shoaib mengklaim bahwa Mack pernah merayunya untuk bergabung dengan klub perdagangan seksnya.

Bintang kelahiran Pakistan itu mengaku terkejut dengan kabar penangkapan Mack karena rekannya itu tak terlihat membahayakan, meski cukup terkesan putus asa ketika bertemu dengannya kala itu.

Menurut Shoaib, Mack menganjurkannya untuk bergabung ke dalam sebuah grup wanita yang berafiliasi dengan Nxivm bernama JNess.

Namun, Shoaib tidak bergabung karena Mack menggambarkan gambaran yang sangat samar tentang grup itu.

“Dia mengatakan, ‘Itu [JNess] adalah sekumpulan wanita. Kita pergi retreat ke [daerah] bagian utara, dan kita berbagi pengalaman dan mendukung satu sama lain.’ Itu saja,” papar Shoaib seraya menirukan ajakan Mack.

Tuduhan Mack terkait dengan dugaan keterlibatannya dengan sebuah organisasi bernama Nxivm, grup yang berbasis di Albany, New York, AS yang mengklaim sebagai program pemberdayaan wanita.

Namun, nyatanya, grup ini adalah sebuah skema piramida dengan anggota yang dieksploitasi secara seksual dan kerja paksa, menurut para jaksa penuntut dalam pengajuan pengadilan.

Tuduhan itu muncul setelah tercium aktivitas kelompok Dominus Obsequious Sororium, grup rahasia Nxivm, di mana para anggota wanita merekrut wanita lain dengan alasan palsu untuk melakukan tindakan seksual.

Wanita yang berhasil merekrut anggota baru akan dipanggil “master” dalam grup itu, sedangkan anggota lainnya adalah “budak.”

Mack disebut telah berupaya meyakinkan sejumlah wanita untuk bergabung dengan Nxivm

Meski demikian, ia mengaku tak bersalah.

Mack secara profesional dikenal atas perannya sebagai orang kepercayaan Clark Kent, Chloe Sullivan, dalam serial Smallville yang tayang selama sepuluh musim di CW

Aktris Emma Watson dikenal akan suaranya soal feminisme.

Kali ini, bintang Harry Potter itu melakukan aksi nyata melawan pelecehan dan kekerasan seksual dengan cara berdonasi.

Watson dikabarkan menyumbang sebesar satu juta poundsterling atau lebih dari Rp19 miliar untuk memulai sebuah lembaga yang akan membantu para korban kekerasan atau pelecehan di tempat kerja.

Lembaga itu bernama The Justice and Equality Fund

Lembaga tersebut diluncurkan dengan sebuah surat terbuka berisi dukungan untuk gerakan Time’s Up yang ada di Amerika Serikat.

Surat tersebut ditandatangi sekitar dua ratus aktris, termasuk Kate Winslet, Emma Thompson, Kristin Scott Thomas, Keira Knightley, dan Saoirse Ronan.

Diawali kata ‘Dear Sisters’ yang serupa dengan pernyataan Time’s Up di Hollywood, surat tersebut berisi panggilan untuk membasmi budaya pelecehan setelah terbongkarnya kasus Harvey Weinstein, jelang akhir tahun lalu.

Diberitakan AFP, laman penggalangan dana lembaga tersebut menunjukkan Watson menjadi donatur pertama yang menyumbang.

Knightley dan aktor Inggris Tom Hiddleston juga diketahui memberikan sumbangan masing-masing 10 ribu poundsterling.

Dana yang terkumpul tersebut disebut akan digunakan membangun jaringan dukungan, saran, dan advokasi untuk menangani kasus pelecehan juga kekerasan di tempat kerja yang dialami wanita.

“Di masa lalu, kita hidup di sebuah dunia tempat kekerasan seksual merupakan lelucon tak menyenangkan, sebuah hal yang tak dapat dihindari, bagian janggal dari seorang gadis ataupun wanita,” tulis surat tersebut seperti dirilis koran The Observer.

“Pada 2018, kita tampaknya telah tersadar di dunia yang matang untuk perubahan. Bila kita benar-benar menangkap momen ini, maka seluruh batas yang membedakan akan hilang,” lanjutnya.

Surat tersebut juga mengatakan, dengan diluncurkan menjelang BAFTA, lembaga itu berharap momen ajang penghargaan tertinggi di Inggris itu menjadi perayaan dan momen solidaritas juga persatuan.

Surat itu juga menyoroti gelombang kesadaran yang muncul di Hollywood dan telah menyebar ke seluruh dunia. Lembaga itu mengatakan gerakan kampanye anti pelecehan bukan hanya sekadar untuk industri hiburan.

Salah satu masalah juga yang disoroti lembaga itu adalah soal perbedaan mencolok antara bayaran untuk aktor dengan aktris di Inggris.

“Gerakan ini adalah titik temu, dengan percakapan lintas ras, kelas, komunitas, kemampuan dan lingkungan kerja, untuk membicarakan ketidakseimbangan kekuasaan,” kata surat tersebut.

“Kami percaya bahwa ini adalah saat ketika kita bisa memanfaatkan energi kolektif untuk merobohkan tembok kesunyian yang menutupi kekerasan terhadap gadis juga para wanita.” kata mereka