close
Nuga Bola

Mengusik Wasit, Pep Guardiola Diperiksa FA

Pep Guardiola dimintai keterangannya oleh FA, federasi sepakbola Inggris,  karena mengusik wasit ketika timnya memenangkan laga empat gol berbanding satu gol  di laga  “derby” Manchester melawan “the red devils,” Senin dinihari kemarin, di Etihad Stadium

Seperti ditulis “daily mail,” hari ini, FA membenarkan sedang menanti klarifikasi manajer Manchester City Pep Guardiola yang mengomentari wasit dalam derby Manchester Anthony Taylor di saat konferensi pers jelang laga.

Kendati tidak melakukan protes atau mengeluarkan komentar yang bersifat menyerang, menyinggung masalah wasit adalah sesuatu yang dilarang dilakukan manajer dalam konferensi pers.

Dalam konferensi pers sebelum pertandingan yang berlangsung, Guardiola memang sempat mendapat pertanyaan mengenai Taylor.

“Dia akan berupaya melakukan tugas yang terbaik seperti yang para manajer dan pesepakbola lakukan. Tuan Taylor akan berupaya untuk menikmati waktu. Yang paling penting adalah fokus di dalam pertandingan dan mengetahui siapa lawan yang akan kami hadapi,” ucap mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munchen itu seperti dikutip dari ESPN.

“Semoga mereka dapat menghasilkan keputusan yang adil dan pertandingan berjalan menarik karena seluruh Inggris dan Eropa akan menyaksikan pertandingan ini,” sambung Guardiola.

Pemilihan Taylor sebagai pengadil sempat mendapat kritikan karena wasit  itu berasal dari Manchester.

Dalam konferensi pers jelang laga, Guardiola juga sempat mengomentari kemungkinan Taylor menjadi fan dari salah satu klub Manchester yang sedang berlaga di liga Inggris.

“Wasit tidak ingin melakukan kesalahan. Dia tahu semua orang dari seluruh dunia akan melihatnya dan dia tidak ingin melakukan kesalahan, saya yakin. Tapi jika dia fan United atau City, semua orang bisa menjadi fan dari tim manapun dan itu tidak masalah,” kata Guardiola.

Juru bicara FA mengatakan telah melakukan observasi atas ucapan Guardiola dalam konferensi pers jelang pertandingan dan akan ditunggu hingga Kamis  petang waktu setempat untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai komentarnya.

Pertandingan antara Man City dan Man United di Stadion Etihad,  berakhir dengan kemenangan tiga gol berbanding satu gol untuk tim tuan rumah.

Kemenangan ini membuat City terus bersenang-senang di Liga Inggris.

Manchester City di bawah Pep Guardiola benar-benar memperagakan sepak bola yang menyerang dan mengundang kekaguman. Manchester City turun ke lapangan bukan hanya sekadar mencari kemenangan, namun juga menunjukkan sebuah hiburan.

Sementara itu Manchester United datang ke Stadion Etihad dengan misi mencuri poin, entah itu satu ataupun tiga. Kemenangan di markas Juventus pun jadi modal untuk percaya di laga ini.

Melihat formasi yang diturunkan Jose Mourinho, jelas ‘The Special One’ membidik serangan balik untuk bisa mencetak gol ke gawang lawan. Trio pemain dengan kaki cepat, Jese Lingard-Marcus Rashford-Anthony Martial di taruh di lini depan.

Sementara itu untuk posisi gelandang, trio Ander Herrera, Nemanja Matic, dan Marouane Fellaini diharapkan bisa ikut turun membantu pertahanan dan merusak dominasi penguasaan bola yang dilakukan Manchester City.

Namun rencana Mourinho itu sudah rusak di menit ke-dua belas lewat gol David Silva. Gol Silva menggambarkan buruknya koordinasi lini pertahanan ‘Setan Merah’ di laga itu.

Ada tujuh pemain Manchester United di kotak penalti namun tidak bisa mengawal dengan baik dan benar empat pemain Manchester City yang ada di area berbahaya tersebut.

Umpan silang Raheem Sterling ke tiang jauh diteruskan oleh Bernardo Silva ke muka gawang. Dari banyaknya pemain tersebut, tidak ada satu pun yang mengikuti pergerakan David Silva.

Alhasil, pemain asal Spanyol itu dengan mudah melepaskan tendangan keras dari jarak dekat.

Gol kedua Manchester City yang diciptakan oleh Sergio Aguero juga menunjukkan kelemahan lini belakang Manchester United. Umpan  Aguero dengan Riyad Mahrez diakhiri dengan tendangan keras kaki kanan dari sudut yang sempit.

Dengan kondisi tertinggal dua gol, Mourinho lalu memutuskan untuk memasukkan Romelu Lukaku untuk menggantikan Lingard. Keputusan ini tepat karena Lukaku mendapatkan penalti untuk Manchester United. Anthony Martial berhasil menunaikan tugasnya sebagai eksekutor dengan baik.

Saat Manchester United mendapat momentum untuk bangkit, mereka malah tidak bisa memberikan reaksi positif. Marouane Fellaini dan kawan-kawan tidak bisa lama menguasai bola dan mengkreasi serangan.

Kaki-kaki lincah para pemain Manchester City membuat Manchester United hanya bisa terus bertahan menghalau serangan. ‘Setan Merah’ butuh gol kedua namun bola justru sering bergulir di daerah pertahanan mereka.

Peluang demi peluang Manchester City yang gagal adalah satu-satunya alasan Manchester United masih memelihara peluang untuk meraih poin di laga ini.

Meski mendominasi penguasaan bola dan menebar banyak ancaman, Aguero dan kawan-kawan tak kunjung mendapatkan gol ketiga.

Harapan tersebut yang pada akhirnya membuat Mourinho memasukkan Juan Mata dan Alexis Sanchez di menit ke-73. Namun Mata dan Sanchez sama sekali tidak memberikan efek positif terhadap kinerja lini serang Manchester United.

‘Setan Merah’ jelas tinggal berharap pada situasi bola mati yang mungkin bisa membuat mereka mendapatkan gol kedua karena dalam skema serangan terbuka, Manchester United benar-benar tak berdaya.

Harapan Manchester United akhirnya pupus di menit kedelapan enam. Gol ketiga Manchester City juga menunjukkan buruknya lini pertahanan Manchester United.

Umpan Bernardo Silva membuat Ilkay Guendogan berdiri bebas di depan gawang. Chris Smalling dan Victor Lindelof tidak berada di posisi tempat seharusnya ia berada.

David De Gea pun tak mampu berbuat banyak untuk menghalau bola agar tak masuk ke gawang.

Berkaca pada performa lawan Manchester City, Manchester United harus menghindari cara main yang sama. ‘Setan Merah’ terbukti bukan tim yang solid saat bertahan sehingga Mourinho sadar bahwa mustahil bagi mereka untuk menerapkan pola permainan bertahan dan mengandalkan serangan balik.

 

Tags : slide