close
Nuga Bola

Spain “Dipulangkan” Rusia dari Piala Dunia

Piala Dunia 2018 membuat kejutan besar dengan tersingkirnya “calon” juara dunia dari pentas enam belas besar.

Dimulai dari “out”nya Jerman di babak penyisihan, disusul Argentina dan Portugal di enam belas besar, dan kini Spanyol “habis” di campakkan Rusia lewat adu penali yang menegangkan.

Ya, Piala Dunia kali memang dramatis.

Seperti ditulis media terkenal Spanyol “marca,” hari ini, Senin, 02 Juli, Piala Dunia kini menyisakan Brasil dan Inggris sebagai tim unggulan.

Spanyol yang menempati rangking tinggi sebagai calon juara dunia, menurut “marca” tampil sebagai macam ompong menghadapi Rusia

Spanyol bermain seperti tidak memiliki taring saat dikalahkan Rusia

Sebuah penampilan buruk yang menandai akhir era Andres Iniesta bersama La Furia Roja.

Dominasi penguasaan bola dan  umpan yang dilakukan Spanyol tidak memiliki arti saat melawan Rusia.

Sebuah drama adu penalti akhirnya menghentikan laju Spanyol di Piala Dunia

Spanyol hanya bisa menyalahkan diri sendiri saat dikalahkan Rusia. Pasalnya, La Furia Roja terlihat seperti macan ompong, tidak memiliki taring untuk melakukan penyelesaian akhir dan mencetak gol.

Rusia memiliki rencana permainan yang jelas di laga ini. Tim Beruang Merah menumpuk seluruh pemain di belakang dan berusaha berusaha menyerang lewat serangan balik.

Bahkan ketika bek Sergei Ignashevich melakukan kesalahan dengan menciptakan gol bunuh diri pada menit kedua belas, Rusia tidak berusaha untuk mengubah strategi permainan. Tuan rumah tetap sabar menunggu di belakang.

Spanyol juga punya rencana permainan yang jelas, meskipun sangat membosankan.

Strategi Spanyol adalah: mengumpan, mengumpan, mengumpan, mengumpan, mengumpan hingga mendapatkan celah untuk mencetak gol.

Di akhir babak pertama Spanyol memiliki  dominasi  pengusaaan bola dan melakukan  umpan dengan Sembilan puluh persen di antaranya sukses.

Sedangkan Rusia hanya melakukan seratus empat puluh empat usaha umpan dengan tingkat kesuksesan tujuh puluh persen.

Gol bunuh diri Ignashevich membuat Spanyol seperti tidak punya gairah untuk mencetak gol saat unggul

Pertandingan pun sempat membosankan hingga pertengahan babak pertama.

Satu-satunya momen menghibur setelah gol bunuh diri Ignashevich mungkin adalah ketika suporter di Stadion Luzhniki melakukan Mexican Wave pada menit ketiga puluh dua

Ketika tindakan suporter lebih mencuri perhatian daripada penampilan kedua tim, hal itu menunjukkan betapa membosankannya laga babak pertama Spanyol vs Rusia.

Gol penalti Dzyuba pada menit keempat puluh satu1 membuat Spanyol sepertinya sadar mereka harus lebih agresif untuk membongkar pertahanan Rusia.

Tapi, Rusia terlihat sudah mampu membaca pola permainan Spanyol yang hanya mengumpan dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya di sepertiga akhir pertahanan tuan rumah.

Di babak kedua ceritanya sama. Spanyol melakukan banyak penguasaan bola dan Rusia memilih bertahan. Spanyol lebih agresif menyerang ketika Iniesta masuk menggantikan David Silva pada menit keenam puluh tujuh

Kehadiran Iniesta sukses membantu Isco dalam membangun serangan. Sebelum Iniesta masuk, Isco hanya sendirian bergerak berusaha membongkar pertahanan Rusia. Sementara Marco Asensio terlihat tidak berguna sepanjang pertandingan.

Terkadang Anda membutuhkan sentuhan magis individu untuk membongkar strategi ekstra bertahan seperti Rusia.

Kondisi itu yang sepertinya dipahami Fernando Hierro saat memasukkan Rodrigo pada menit keseratus empat dan menarik keluar Asensio.

Masuknya Rodrigo membuat serangan Spanyol lebih mengalir. Beberapa kali peluang didapat juara Piala Dunia delapan tahun lalu itu.

Tapi, ketangguhan Akinfeev di bawah mistar gawang Rusia membuat Spanyol gagal mencetak gol kemenangan.

Spanyol akhirnya seperti macan ompong setelah seratus dua puluh menit laga berjalan. Sebanyak dua puluh empat tembakan ke gawang dan sembilan shot on target yang diciptakan tidak ada yang mampu berbuah gol.

Aksi individu jugalah yang menentukan kekalahan dari Rusia.

Penampilan apik Akinfeev saat drama adu penalti membuat Spanyol tersingkir, sementara David De Gea melanjutkan penampilan buruk di Piala Dunia kali ini.

Akinfeev berhasil memblok tendangan penalti Koke dan Iago Aspas.

Pujian harus diberikan kepada Rusia yang menjalankan strategi yang dipersiapkan pelatih Stanislav Cherchesov sepenuh hati sepanjang seratus dua puluh menit.

Sementara bagi Spanyol, RFEF harus mencari pelatih yang lebih cocok untuk Sergio Ramos dan kawan-kawan.

Tags : slide