close
Nuga Bola

“Siapa Bilang Pertahanan MU Kropos”

Pertahanan Manchester United kropos?

“Siapa bilang,” tantang Louis van Gaal, sebagai jawaban atas kritik Samuel Hingis, Martin Keown dan Gary Neville, pengamat sepakbola Premier League, ketika klub promosi Leicester City mampu membalikkan kekalahan dari “Setan Merah” menjadi kemenangan, setelah ketinggalan tiga gol berbanding satu, di Power King Stadium, Minggu malam WIB, 21 September 2014.

Gari Neville yang prediksinya amat disegani mengatakan, United kini lebih baik dalam setahun terakhir. “Ini sesuatu yang positif. Tapi, tak diragukan lagi MU terlalu lembek, mereka tak cukup tangguh,” kata Neville dilansir Tribal Football.

“Saya pikir tiga gelandang dan empat pemain belakang MU masih mudah diintimidasi.”

Punya lini tengah dan lini depan mentereng, lini belakang Manchester United nyatanya masih keropos. Mantan bek ‘Setan Merah’ itu menyebut bahwa ‘United’ terlalu lembek.

Salah satu yang disorot Neville adalah bagaimana pemain-pemain belakang United lemah dalam menghadapi umpan-umpan panjang yang dilepaskan pemain-pemain Leicester. Selebihnya, kecepatan pemain-pemain Leicester benar-benar menyelesaikan semuanya.

Lini belakang United yang gampang kena “bully”, dikerjai habis-habisan oleh pemain-pemain Leicester juga dikritik oleh Neville. Inilah mengapa dia menyebut lini belakang mantan timnya itu lembek.

“Tapi, di babak pertama, setiap bola yang dilepaskan dari lini belakang ke depan, para pemain Leicester berhasil memenangi perebutan bolanya. Entah itu bola yang didapat langsung atau bola muntahan, mereka berhasil memenanginya.”

“Di babak kedua, keputusan-keputusan wasit merugikan mereka, tapi di luar itu mereka begitu lembek.”

“Tidak diragukan lagi, Manchester United cukup lembek. Mereka tidak cukup tangguh.”

“Saya pikir, tiga pemain tengah United dan empat bek mereka benar-benar kena bully,” kata Neville.

Kapten United, Wayne Rooney, juga mengakui jika timnya kesulitan menghadapi bola-bola lambung dan umpan panjang. Repotnya, tim yang mereka hadapi berikutnya, West Ham United, kerap bermain pula dengan bola-bola lambung.

“Leicester bermain dengan banyak umpan panjang dan kami sedikit kerepotan karenanya. Secara keseluruhan, kami tidak tampil cukup bagus sebagai sebuah tim,” kata Rooney kepada MUTV.

Louis van Gaal dengan nada sedikit bersahabat kepada jaringan televisi “Sky TV Sports,” mengatakan dengan ringan, kalau kekalahan itu sebenarnya terletak pada ketidakmampuan para pemain mendominasi penguasaan bola.

“Saya tak akan mengkritik kesalahan secara personal karena itu selalu terjadi dalam pertandingan. Tapi, tim membuat kesalahan karena gagal menguasai bola dan itulah problem utamanya,” kata Van Gaal.

“Saya juga tak menganggap itu kelemahan barisan pertahanan. Itu adalah kelemahan organisasi bertahan tim secara keseluruhan,” sambungnya.

Sebagai “jenius” sepakbola, berdasarkan pengalaman panjangnya sebagai pelatih elitis di pentas Europa, kekalahan ini sungguh mengecewakan van Gaal. Khususnya setelah sempat unggul tiga gol banding satu dan kemudian harus kalah dalam pertandingan,” katanya kepada Sky TV Sport.

“Ada beberapa kesalahan dan kami sebagai tim tidak cukup baik untuk menghentikan gol-gol mereka. Sangat tidak menyenangkan saat kemasukan gol-gol di mana Anda seharusnya dapat mencegahnya,” lanjutnya.

Terlepas dari kekalahan itu, sebenarnya United sudah tampil agresif dan impresif dengan memadukan permainan Radamel Falcao, Wayne Rooney, dan Robin van Persie sejak menit awal. Ketiganya menepis prediksi pengamat bahwa mereka menyatu kalau bermain bareng.

Lini depan ‘Setan Merah’ yang diisi oleh Falcao, Rooney, dan Van Persie, menunjukkan performa yang oke dalam laga itu. Terlepas dengan rapuhnya lini belakang MU.

Satu kerja sama apik tersaji di gol pertama MU yang dicetak oleh Van Persie dengan sundulann kepala. Falcao mampu melakukan pergerakan bagus di sisi sayap kiri, sebelum melakukan umpan silang terukur kepada striker asal Belanda itu.

Rooney juga menyumbangkan assist dalam pertandingan itu. Saat gol kedua yang dilesakkan oleh Angel Di Maria, Rooney berperan besar dengan melakukan kerja sama satu-dua dengan pemain asal Argentina itu.

Di Maria lantas mampu memperdayai Kasper Schemeichel dengan men-chip bola masuk ke gawang Leicester. Satu lagi gol dari MU, dilesakkan oleh Ander Herrera setelah membelokkan tendangan jarak jauh Di Maria.

Dalam pertandingan itu, Falcao bermain selama tujuh puluh dua menit. Van Gaal lantas mengganti striker asal Kolombia itu dengan Adnan Januzaj.

Falcao dicatat Whoscored melepaskan umpan tepat sasaran hampir sembilan puluh persen dalam empat puluh kali sentuhan dan dua kali sepakan ke gawang, yang satu membentur mistar.

Sementara itu, Van Persie yang bermain penuh juga mencatatkan dua kali sepakan ke gawang, satu berbuah gol, dan juga melepaskan dalapn puluh dua persen passing tepat sasaran.

Penampilan tiga penyerang MU itu seakan menjawab keyakinan dari eks striker klub asal Mancheseter itu, Louis Saha. Dia mengungkapkan kepercayaan bahwa Falcao-Rooney-RvP bisa memberikan kontribusi saat dijadikan trisula.

“Mereka jelas bisa bermain bareng. Rooney dan Van Persie merupakan pemain yang bisa beradaptasi. Mereka lebih bisa bermain di banyak posisi. Mereka bisa bermain di sayap atau tiga posisi di lini depan,” kata Saha di Manchester Evening News beberapa hari lalu

sumber : dailymailco.uk, sky sports dan mutv

Tags : slide