close
Nuga Bola

Ruud Gullit Ejek Louis van Gaal “Gila”

Mantan pemain Belanda asal Suriname yang namanya dibesarkan AC Milan, dan pernah melatih Chelsea, mengejek pelatih Louis van Gaal seorang “maniak” dan “gila” karena membangun Manchester United tanpa peduli dengan barisan pertahanan.

“Dia itu gila. Saya terperangah dengan cara dia membangun tim yang tidak peduli dengan pertahanan. Buktinya? Kala melawan Leicester City mereka kalah lewat pembalikan situasi setelah menang selisih dua gol.

Ruud Gullit yang juga pernah bermain bersama Chelsea di Premier League sebelum mengakhiri karirnya sebagai pelatih, mengingatkan van Gaal untuk peduli dengan blok pertahanan.

“Menurut saya dia gila. Ketika Anda membangun rumah, apakah Anda memulai dengan fondasi seperti itu?” ujar Gullit.

“Van Gaal memulai semuanya dari atap. Jadi, rumah itu akan hancur. Saya benar-benar tidak mengerti. Saya benar-benar tidak paham mengapa dia tidak memulai membangun tim dari lini belakangnya,” tambahnya.

Ruud Gullit, menilai salah satu faktor penampilan buruk Manchester United di ajang Premier League saat ini karena Louis van Gaal tidak memprioritaskan barisan pertahanan..

Pernyataan itu diungkapkan Gullit menanggapi kekalahan MU dari Leicester City di Stadion King Power, Minggu lalu. MU sempat unggul selisih dua gol hingga turun minum, sebelum akhirnya Leicester berhasil membalikkan keadaan di paruh kedua.

Seusai laga, Van Gaal menerima banyak kritik karena barisan pertahanan MU dinilai tampil sangat buruk. Apalagi, Jonny Evans mengalami cedera sehingga digantikan Chris Smalling dan Tyler Blackett diganjar kartu merah oleh wasit Mark Clattenburg karena dinilai melanggar Vardy.

Sementara itu gelandang Manchester United, Juan Mata, juga mengaku sulit menerima kekalahan timnya dari Leicester City, mengingat MU sempat unggul di babak pertama “Kekalahan itu membuat perjalanan pulang MU ke Manchester terasa sangat panjang,” ujar pemain yang dbeli dari Chelsea itu.

“Perjalanan pulang dari Leicester ke Manchester menjadi terasa sangat lama. Aku terus berpikir soal bagaimana kami kalah dalam pertandingan yang kami bisa kendalikan,” ujar Mata.

“Mencetak tiga gol di kandang lawan dan pulang tanpa poin sangat sulit diterima. Dalam perjalanan pulang kami ke Manchester, aku terus berpikir soal apa yang telah terjadi dan aku merasa sangat kecewa seperti semua orang yang mendukung kami di stadion itu,” tuturnya.

Berbagai tanggapan yang datang mengkritisi diterima van Gaal dengan tenang. Kepada Sky Sport ia mengatakan memang memberi kemenangan kepada Leicester City.

Menurut Van Gaal, pemainnya telah menyia-nyiakan tiga poin yang sudah di depan mata.

“Saya pikir, penonton telah menyaksikan tontonan luar biasa. Kami memulai dengan baik dan mencetak gol bagus. Pada babak kedua, kami mencetak gol lagi. Namun, Anda harus memenangi pertandingan dan kami tidak melakukannya. Kami tidak menguasai bola dengan cara yang benar,” kata Van Gaal.

“Kami memiliki banyak pemain yang ingin mencetak gol. Leicester telah menunjukkan mampu bangkit saat melawan Arsenal dan Everton. Kali ini, mereka kembali melakukannya dengan baik,” ujar Van Gaal.

“Saya tidak bisa mengatakan bahwa saya senang. Dalam sepak bola, semuanya bisa terjadi. Saya pernah melatih di Barcelona. Semua bisa terjadi. Tetapi, ini semua tidak bagus saat kami menguasai pertandingan dan akhirnya kalah. Bukan karena Leicester. Tetapi, kami membiarkan hal itu terjadi,” lanjut Van Gaal.

“Anda tidak bisa mengatakan pertahanan kami lemah. Anda bermain dalam sebuah tim dan Leicester menunjukkan hal itu. Kami tidak bermain sebagai sebuah tim pada babak kedua. Jadi, itu bukan salah pertahanan. Dalam situasi bertahan, seluruh tim bertanggung jawab, bukan hanya bek,” ujarnya.

Van Gaal lantas mengomentari penalti pertama yang diberikan wasit Mark Clattenburg kepada Leicester. Clattenburg menilai ada pelanggaran Rafael da Silva terhadap Jamie Vardy.

“Untuk penalti pertama, selalu wasit yang dibicarakan. Namun, Anda tidak perlu melakukan itu sebagai pemain. Anda tahu berada di kotak penalti dan membiarkan wasit meniup peluit jika Anda membuat pelanggaran. Saya tidak tahu apakah itu seharusnya penalti. Namun, kami harus melihat diri sendiri karena kami melakukan kesalahan besar sebagai sebuah tim,” kata Van Gaal.

Tags : slide