close
Nuga Bola

Ronald Koeman Pelatih Barcelona?

Ronald Koeman, pelatih Southampton, dispekulasikan akan kembali ke Barcelona sebagai pelatih menggantikan Luiz Enrique yang sedang dilanda prahara hebat akibat konfliknya dengan Lionel Messi.

“Sky Sport,” grup media terkenal Inggris yang menjadi tempat berhimpun para analis sepakbola global, dalam berita terbarunya menyebut Koeman sebagai pilihan utama menggantikan Enrique bila pelatih Barcelona sekarang ini bener-benar “pergi” dari Nou Camp.

Menurut “Sky Sport,” Ronald Koeman memenuhi semua syarat sebagai pelatih Barca. Ia pernah jadi pemain dan asisten pelatih di sana. “Nou Camp sudah seperti rumahnya sendiri. Ia hanya pulang dengan kesiapan plus,” tulis Sky Sport.

Jamie Carragher, mantan pemain Liverpool yang kini beralih profesi sebagai pengamat sepakbola di Inggris, setuju bila Koeman pulang “kampung” ke Nou Camp untuk meluruskan kembali filosofo Barca.

Menurut beberapa laporan dari Spanyol dalam beberapa hari terakhir, kursi kepelatihan Luis Enrique tengah dalam status tidak aman.

Hal tersebut berawal dari kepergian Andoni Zubizarreta dan Carles Puyol. Belum berhenti di situ, pertikaian dengan Messi juga semakin membuat posisinya goyah.

“Siapa yang tahu apa yang akan terjadi dengan Luis Enrique dalam beberapa minggu ke depan. Mereka mengalami partai yang sulit melawan Atletico Madrid. Anda bisa membayangkan dalam beberapa bulan nanti atau pada akhir musim, posisi pelatih Barcelona jadi ‘tersedia’,” kata Carragher kepada Sky Sports, Selasa, 13 Januari 2015.

Kendati demikian, publik Katalunya tidak perlu khawatir jika pada akhirnya Luis Enrique hengkang,
Carragher melihat Koeman adalah sosok yang tepat memimpin Xavi Hernandez dan kawan-kawan. Terlebih pria asal Belanda itu pernah membela Blaugrana selama enam tahun dari diakhir delapan puluhan dan awal sembilan puluhan lalu.

“Hasil-hasil yang Koeman dapatkan, lupakan di Southampton, tapi apa yang dia lakukan di Feyenord. Dia pernah di La Liga bersama Valencia. Dia juga pernah bekerja di Barcelona sebelumnya, dia hanya tersalip Rijkaard dan Guardiola,” ungkapnya.

“Dia pernah menjadi asisten pelatih Louis van Gaal di sana, juga sebagai pemain dan menjuarai Liga Champions.”

“ Dia mencentang semua persyaratan. Cara dia tampil sebagai manajer, tak hanya di sini, tapi dia pantas jadi calon pelatih Barcelona. Sangat disayangkan untuk para pendukung Southampton.”

Barcelona kembali ke jalur kemenangan setelah bertubi-tubi diterpa persoalan internal klub. Tapi, pelatih Barcelona Luis Enrique menyebut gelombang pasang itu belum akan meninggalkan tim.

Sementara itu kondisi di Barcelona usai prahara besar Messi versus Enrique belum seluruh luruh walaupun klub Nou Camp itu sudah kembali ke jalur impresifnya usai mengalahkan Atletico Madrid.

Praha di Barca datang usai kekalahan dari Real Sociedad dalam pertandingan pertama di tahun 2015.

Sejak itu muncul beberapa spekulasi terkait masa depan Lionel Messi. Kemudian pemecatan direktur olahraa klub Andoni Zubizarreta. Carlos Puyol juga turut mundur usai keputusan itu.

Tapi, Barca bisa bangkit. Dua kemenagan beruntun dibukukan. Pertama mengalahkan Elche di leg pertama babak enam belas besar Copa del Rey. Kemudian menang atas Atletico Madrid dalam lanjutan La Liga Primera.

Kemenangan atas Atletico cukup istimewa karena sekaligus menjadi torehan positif setelah Barca tak mampu mendapatkannya musim lalu.

Enrique mengakui situasi itu menjadi sebuah keberhasilan ganda. Bukan cuma raihan tiga poin.

“Kami mendapatkan lebih dari apa yang bertambah di rekening kami dan mengalahkan tim yang tidak bsia kami kalahkan musim lalu,” kata Enrique seperti dikutip Football Espana.

“Setiap kemenangan akan membuatmu lebih kuat tapi jangan lupa kalau dari kemenangan itu hanya didapatkan tiga poin yang mencegah lawan untuk menempel kami.

“Mereka cuma tiga poin di belakang kami, bukan enam belas, dan kami harus terus bertahan hingga ada kesempatan,” ucap dia.

Tapi, Enrique mengingatkan kemenangan itu belum Barca belum aman di posisi kedua. Los Colchoneros–julukan Atletico–bisa menggeser posisi mereka sewaktu-waktu.

“Tentunya kemenangan bisa menghentikan gelombang pasang itu, tapi saya yakin ada saatnya kami terjatuh lagi. Tekanan bisa datang kapan saja tanpa diundang dan akan ada lebih banyak ruang untuk kesalahan,” ujar pelatih Barca itu.