close
Nuga Bola

Real Madrid ke Final dan Lolos Tiga Penalti

Real Madrid diuntungkan oleh wasit untuk lolos ke final  pada laga leg kedua  Liga Champions di Bernabeu Stadion,  Rabu dinihari WIB, 02 Mei

Wasit  mengabaikan  tiga hukuman penalti saat  Madrid ditahan imbang Bayern Munchen di.

Dengan bermain imbang dua gol berbanding dua gol, Madrid meraih kemenangan agregat empat gol berbanding tiga gol atas Munchen lantaran di leg pertama di Stadion Allianz Arena menang dua gol berbanding satu gol.

Hasil itu membuat Los Blancos lolos dengan predikat ‘beruntung’. Karena sebenarnya tim tamu FC Hollywood bisa saja mendapat tiga tendangan penalti dan mungkin lolos ke final.

Hanya saja Munchen gagal menang setelah tidak mendapat dua tendangan penalti yang seharusnya mereka dapatkan.

Pertama setelah Robert Lewandowski dijatuhkan di kotak penalti oleh Sergio Ramos pada pertengahan babak pertama. Saat itu kedudukan masih imbang satu gol berbanding satu gol

Padahal cukup jelas kaki kiri Ramos sengaja menggaet kaki Lewandowski yang ketika itu hendak mengejar bola usai menerima umpan dari Corentin Tolisso.

Sayanya, posisi wasit Cuneyt Cakir dalam insiden itu tidak terlalu dekat. Kapten Munchen, Thomas Mueller, pun sampai melakukan protes dengan membuat gestur dua jari yang diarahkan ke matanya.

Kejadian kedua ketika Marcelo melakukan handball di kotak penalti saat babak pertama memasuki injury time.

Dalam tayangan ulang bola sepakan Joshua Kimmich itu terlihat mengenai tangan kiri Marcelo.

Saat Cakir mengakhiri babak pertama, sejumlah pemain Munchen masih terlihat menghampiri Cakir untuk melancarkan protes sambil berjalan menuju ruang ganti.

Padahal, jika Munchen diberikan penalti, tim asuhan Jupp Heynckess itu bisa unggul dua gol berbadning satu gol di babak pertama.

Insiden ketiga terjadi di babak kedua.

Menurut laporan media Spanyol, AS, setelah menit lima puluh dua Ramos dan Lewandowski terlibat benturan.

Munchen seharusnya mendapat penalti karena Ramos tampak sengaja menjatuhkan Lewandowski setelah tidak bisa membuang dengan baik.

Lolosnya Real Madrid ke final Liga Champions musim ini menjadikan tim itu tiga kali tampil di final secara berturut-turut.

Dan ini ini  menunjukkan mereka memiliki ‘DNA’ superior di Liga Champions

Setidaknya beberapa catatan pada laga itu menunjukkan Los Blancos sangat familier dengan fase puncak turnamen kasta tertinggi antarklub Eropa tersebut.

Utamanya adalah peran Cristiano Ronaldo yang minim pada dua leg semifinal Liga Champions.

CR7 memang kerap menjadi tumpuan El Real di laga-laga krusial. Namun, bukan berarti Madrid melulu mengandalkan pemain bintangnya itu untuk membantu mereka tampil lebih jauh hingga final.

Dalam dua leg kali ini, peran Ronaldo justru nyaris tak terlihat dengan permainan Madrid yang boleh dibilang tidak istimewa.

Pada leg pertama di Stadion Allianz Arena, Madrid menang tanpa kontribusi besar dari pemain timnas Portugal tersebut.

Pelatih Die Roten, Juup Heynckes, berhasil menginstruksikan para penggawanya ‘mematikan’ pergerakan Ronaldo pada laga itu. Sang bintang tampak begitu kesulitan lolos dari kawalan ketat para pemain FC Hollywood.

Madrid pun sempat tertekan karena gol pertama Munchen yang dicetak Joshua Kimmich pada menit kedua puluh delapan memanfaatkan assist James Rodroguez.

Namun, Madrid mampu keluar dari tekanan dominasi Munchen dan justru mengakhiri leg pertama itu dengan

Bukan Ronaldo yang menyumbang gol maupun assist di laga tersebut. Adalah Marcelo dan Marco Asensio yang menciptakan gol berkat assist Daniel Carvajal serta Lucas Vazquez.

Meski dinilai berbau keberuntungan, Madrid faktanya tetap menang dengan performa yang ‘pas-pasan’.

Pada leg kedua, Madrid juga mendapat tekanan besar dari Munchen tampil di depan pendukung mereka sendiri di Stadion Santiago Bernabeu.

Los Blancos bahkan kembali dikejutkan Munchen yang mencetak gol lebih dulu pada menit ketiga, lagi-lagi karena gol Kimmich.
Munchen juga mampu menunjukkan dominasi permainan seperti pada leg pertama. Namun, Madrid kembali mendapat situasi yang membuat ‘arah angin’ berembus kepada mereka.

Setelah menyamakan skor berkat gol Karim Benzema, Madrid membalikkan keadaan  pada awal babak kedua yang kembali dipersembahkan Benzema.

Blunder yang dilakukan Sven Ulrich dan Corentin Tolisson, menegaskan ‘aroma keberuntungan’ Madrid pada laga itu. Sang kiper gagal mengontrol sodoran back-pass rekan setimnya itu yang juga seharusnya tidak memberikan situasi sulit bagi Ulrich.

Munchen memang menyamakan skor berkat gol James Rodriguez, namun skor itu tak mampu menolong mereka karena Los Blancos di Allianz Arena pada leg pertama.

Peran Ronaldo juga kembali ‘absen’ pada kemenangan Madrid di leg kedua. Ia lagi-lagi tak bisa keluar dari kawalan ketat para pemain Madrid.

Sebagai gantinya, peran mencetak gol diambil Benzema yang mencetak dua gol kemenangan timnya. Padahal, performa pemain asal Perancis itu di Madrid bisa dibilang tidak cukup konsisten musim ini.

Selain Benzema, kiper Los Blancos, Keylor Navas, juga menjadi pemain kunci keberhasilan timnya ke final Liga Champions. Berkat penampilan apik, gawang El Real hanya kebobolan dua gol dari sekian banyak serangan para pemain Munchen.

Total delapan kali penyelamatan krusial yang dilakukan penjaga gawang asal Kosta Rika itu.

Pertahanan Madrid pun sangat solid menghadapi gempuran-gempuran Munchen ketika skor seri

Bek tengah Madrid, Sergio Ramos dan Raphael Varane juga tampil bagus menjaga pertahanan Los Blancos pada momen-momen krusial tersebut.

Madrid merupakan satu dari tiga klub elite yang mencatat rekor ke final tiga kali beruntun selain Juventus dan AC Milan sejak kompetisi itu bernama Liga Champions.

Namun, Madrid lebih superior karena berhasil juara dua kali dari tiga final tersebut.

Los Merengues berpeluang kembali menorehkan sejarah dengan meraih trofi Liga Champions tiga kali beruntun setelah sebelumnya memecahkan rekor juara dua kali beruntun.

Tags : slide