close
Nuga Bola

Real Madrid dan “Siulan” Miring di Bernabue

Siualan “miring” yang saling bersahutan membuat Santiago Bernabeu gaduh ketika Real Madrid bermain “impoten” kala menjamu Villarea, Senin dinihari WIB, 02 Maret 2015, di pekan kedua puluh lima La Liga, dengan hasil imbang satu gol berbanding satu.

Hasil seri ini menyebabkan jarak poin Madrid dengan rival beratnya Barcelona terpangkas dari empat angka menjadi dua angka. Sehari sebelumnya Barcelona berhasil mendekat lagi dengan Madrid setelah memang dari Granada.

Menurut prediksi pengamat, persaingan antara Real Madrid dengan Barcelona untuk trofi La Liga akan terus berlanjut hingga akhir musim dengan dibayangi oleh Atletico Madrid.

Hasil seri pada laga di Bernabue, Senin dinihari tadi, membuat pendukung Real Madrid tak ragu-ragu untuk menunjukkan rasa ketidaksukaan mereka.

Puncak ketidaksenangan ini dilampiaskan lewat siulan gaduh ketika Carlo Ancelotti menarik keluar pemain favorit publik Bernabeu, Isco Alarcon, di babak kedua.

Pada babak pertama, El Real sendiri bermain lambat dan tak mampu menciptakan banyak peluang.

Sepuluh menit setelah laga dimulai usai turun minum, Real Madrid mampu mendapatkan gol pertama melalui penalti Cristiano Ronaldo, namun kemudian Gerard Moreno menyamakan kedudukan untuk Villareal.

Ancelotti merespons gol tersebut dengan mengganti Lucas Silva dengan Jese, lalu kemudian menukar Isco denga Asier Illarramendi.

Pergantian yang kedua ini disambut oleh siulan dari seisi stadion, yang memang sudah terpincut dengan penampilan gemilang Isco pada beberapa laga terakhir.

Meski demikian, Ancelotti berkata bahwa substitusi tersebut adalah keputusan yang tepat.

“Menarik Isco keluar adalah untuk memberi keseimbangan pada tim,” katanya pada wartawan seusai pertandingan.

Sorakan pendukung Madrid bukan hanya didasari performa Isco yang sedang oke dalam beberapa pekan terakhir. Menarik gelandang serang dan mengganti dengan gelandang bertahan dianggap bukan keputusan terbaik yang bisa diambil Ancelotti saat mereka justru butuh gol untuk bisa meraih kemenangan.

“Seorang pelatih membuat pergantian yang dia yakini terbaik untuk timnya. Jika suporter tidak mengerti, saya meminta maaf. Tapi saya mengganti pemain demi memberi keseimbangan tim,” ungkap Ancelotti di Reuters.

“Seorang pelatih hadir di atas lapangan dan melakukan pergantian karena ia percaya bahwa itu yang terbaik untuk tim. Maaf jika mereka tidak bisa memahami hal tersebut.”

Ancelotti kemudian menampik anggapan bahwa para pemain Madrid mengalami kelelahan. Ia pun menegaskan bahwa saat ini Los Blancos masih berada di puncak klasemen dengan keunggulan dua angka atas Atletico Madrid.

“Tim ini terus berkembang. Memang benar kami kehilangan dua angka, namun kami juga memiliki keunggulan dua angka.”

Pada laga selanjutnya, Real Madrid harus menghadapi pertandingan yang sukar di Stadion San Mames untuk melawan Athletic Bilbao, sementara Barca mesti menundukkan Villareal di El Madrigal.

Hasil imbang ini membuat Madrid cuma unggul dua poin dari Barcelona di posisi dua.

Jelang duel El Clasico pada 22 Maret mendatang, Madrid masih ditunggu beberapa laga yang berpotensi menyulitkan seperti melawat ke Athletic Bilbao dan menjamu Schalke di leg kedua babak 16 besar Liga Champions.

“Saya pikir tim ini berkembang. Kami kehilangan dua poin, tapi liga tidak akan tuntas sampai pertandingan terakhir dan kami harus menikmati sisa musim karena kami punya pertandingan berat menanti.”

“Kami tidak impoten di depan gawang. Kami cuma tidak mendapatkan keberuntungan,” tuntas pelatih asal Italia itu.

Catatan pertandingan ESPNFC menunjukkan Madrid deominan sepanjang pertandingan. Kegemilangan kiper Villareal Sergio Asenjo membuat upaya Madrid bikin gol jadi sulit.

“Di babak pertama, ritme kami sangat buruk. Kami membuat banyak crossing karena pergerakan bola yang minim,” ungkap Ancelotti di Reuters.

“Ritmenya berubah di babak kedua, tapi kami tidak efisien dengan kesempatan yang kami miliki. Kami tidak memiliki keberuntungan dengan upaya kami mencetak gol. Kami hanya punya tujuh tembakanyang mengarah ke target,” lanjut Carletto.

Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, mengeluh para pemainnya tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pertandingan dan juga tak memiliki tembakan yang akurat.

La Liga kini menyisakan tiga belas pertandingan dengan Real Madrid dan Barcelona masih akan bertemu satu kali lagi, tiga pekan dari sekarang.

Hasil imbang ini merupakan pertama kalinya sang jawara Eropa gagal menang di markas sendiri seusai ditundukkan Atletico Madrid pada September lalu. Hasil imbang tersebut juga pertama kalinya Real Madrid mendapatkan hasil imbang pada musim ini.