close
Nuga Bola

Neymar Telah Jadi Anak “La Masa”

“Neymar telah berinkarnasi menjadi anak La Masa. Saya salah. Dan saya meralat komentar terdahulu tentang dia.”

Ucapan itu adalah sebuah pesan paling “actual” yang ditulis oleh “MARCA,” tabloid Madrid, usai mewawancarai Johan Cruyff, Ya, Cruyff. Legenda “Oranye” yang mem”baptis” “tiki-taka” untuk Madrid selama delapan tahun ia sebagai pelatih di Barcelona.

Cruyff kepada Antonio Salas, reporter sepakbola “MARCA” mengangkat kedua tangannya untuk kemudian menunjuk ke atas sembari mengatakan, “Saya keliru.”

Cruyff keliru? Ya, ketika ia uring-uringan Barca memutuskan untuk mendatangkan Neymar dari Santos dengan transfer 57 juta euro. “Saya salah,” ulangnya dengan gugup ketika Neymar hanya dalam tempo dua bulan mampu menjadi “La Masa.”

La Masa adalah akademi Barca, yang dulu dibangun dengan kukuh oleh Cruyff dan menghasilkan pelatih sekelas Joseph “Pep” Guardiola atau pun Titi Villanova. La Masa juga menghasilkan produk “tiki-taka” sekelas Lionel Messi, Iniesta, Pique, Cec Fabregas maupun Pedro.

Lantas apa hubungan dengan Neymar?

Produk La Masa adalah pemain terbaik dengan kerendahan hati terbaik pula. “Mereka tidak ingin menjadikan dirinya ‘hero.’Mereka saling menopang tanpa menonjolkan egoisme seorang bintang,” kata pemain Belanda yang mengajarkan kepada Barca bagaimana membangun “super offensive” lewat umpan-umpan pendek.

Hubungannya dengan Neymar, dijelaskan secara tuntas oleh Cruyff, bahwa Neymar tak kalah rendah hatinya ketika di Barca. “Ia tidak seperti yang saya amati di Santos dengan aura bintang dan diistimewakan di lapangan dan luar lapangan. Saya khawatir ia tumbuh seperti di Santos ketika bergabung di Barca. Tapi tidak,” kata Cruyff dengan suara direndahkan.

Neymar memang telah menjadi “La Masa.” Ia tidak mementingkan dirinya sendiri. Ia tidak ingin menjadi “superhero.” Dari tujuh kali penampilannya di Barca, ia menyumbang tujuh assist. Tiga untuk Messi. Lainnya untuk Pedro dan Cec Fabregas. Ia hanya membutuhkan dua gol.

Dan ketika ia mengatakan kepada tabloid olahraga “AS” sebagai pelayan Messi, semua membenarkan. Ia tidak ingin bersaing dengan Messi untuk menggasak garis gawang. Ia lebih senang berada sebagai penyerang kiri dan melakukan aksi teaterikal di sana dan membiarkan Messi masuk lewat assist-nya yang terukur.

Tidak hanya dalam laga ia menjadi seorang La Masa. Ia juga merombak penampilan menjadi “Blaugrana” sejati. Rambutnya ketika datang ke Nou Camp masih “mohawk” ia preteli lebih sederhana. Dan Neymar tidak kehilangan aura bintangnya.

Kini, usai Messi cedera, dan Neymar menjadi “full starter,” mantan pemain Santos itu tetap menjaga jarak dengan egiosme kebintangannya. Ia bisa menyatu dengan Pedri dan Fabregas. Ia tidak ingin menggantikan peran Messi.

Neymar berubah. Dan Dani Alves- lah, bek kanan Barca yang membasuhnya menjadi “La Masa.” Alves yang menjadi sohib Neymar di “selecao” mengingatkan Neymar tentang kesederhanaan Nou Camp.

Untuk itu, ketika “Sky Sport,” memintanya untuk berkomentar tentang Messi usai cedera, Neymar dengan luas mengatakan, “Messi selalu memiliki peran penting bagi klub. Bagi semua pemain, dia adalah yang terbaik di planet ini.”.

Pemain berbanderol 54 juta euro itu juga dikabarkan menjalani hubungan yang baik dengan Alexis Sanchez di lini depan. Bahkan Sanchez membantu Neymar untuk mencetak dua gol awal sepanjang kariernya membela Azulgrana.

“Saya sangat senang dengan penampilannya ini. Alexis sangat mengerti saya, tapi yang terpenting adalah kami berpikir hal yang penting untuk tim,” tegas pemain berusia 21 tahun tersebut.

Dan ketika Barca tampil apik, tanpa Messi, mengalahkan Valladolid, salah satu pemain yang mendapatkan pujian dari Martino adalah Neymar Da Silva. Striker asal Brasil itu memang menujukkan penampilan yang memukau.

Di pertandingan tersebut, Neymar mampu menyumbangkan satu gol dan satu assist untuk membantu Barca mengatasi Valladolid dengan skor akhir 4-1.

Bahkan, Martino tak ragu mengungkapkan bahwa Neymar merupakan pemain seperti Lionel Messi. Komentar itu memang tidak terlepas dari peran Neymar yang baik di lapangan yang menggantikan posisi Messi yang tengah mengalami cedera.

“Neymar adalah pemain seperti Messi, tidak peduli dia bermain di sisi kiri, kanan atau tengah. Dia selalu bermain dengan baik,” ujar Martino.

“Neymar mendominasi setiap aspek dari permainan dan terus berjuang untuk meningkatkan performa. Dalam dua bulan, dia telah sukses melakukan integritas dalam tim. Hal ini sangat sulit untuk menemukan pemain seperti dia di usia seperti Neymar,” lanjut Martino.

Tags : slide